Depresi tidak hanya membuat penderitanya merasa sedih berkepanjangan atau kehilangan semangat, tetapi juga bisa berdampak pada kesehatan fisik, mental, maupun kehidupan sosial. Contoh komplikasi penyakit kejiwaan ini yang perlu diwaspadai adalah penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit jantung.
Komplikasi Depresi yang Perlu Diwaspadai
Jika tidak ditangani dengan tepat, depresi dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti:
1. Kelebihan berat badan atau obesitas
Penderita depresi umumnya mengalami perubahan pola makan dan aktivitas. Sebagai contoh, mereka akan lebih sering makan sebagai pelarian dari stres atau emosi agar merasa nyaman.
Depresi juga bisa mengganggu hormon yang mengatur nafsu makan sehingga membuat penderitanya makan lebih banyak daripada biasanya. Jika tidak tertangani, kebiasaan tersebut dapat menyebabkan kenaikan berat badan, bahkan hingga terjadi obesitas.
2. Penyakit kronis
Stres berkepanjangan akibat depresi dapat melemahkan daya tahan tubuh dan memperburuk penyakit yang sudah ada.
Selain itu, depresi mungkin membuat penderitanya mengabaikan gaya hidup sehat sehingga berisiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan radang sendi (arthritis).
3. Penyalahgunaan narkoba atau kecanduan alkohol
Sebagian penderita depresi mungkin mencoba meredakan kesedihan atau kecemasan dengan mengonsumsi obat-obatan terlarang atau minuman beralkohol.
Padahal, kondisi tersebut justru memperburuk depresi, menimbulkan kecanduan alkohol maupun penyalahgunaan narkoba, serta merusak organ liver atau otak.
4. Gangguan kecemasan atau panik dan fobia
Depresi dapat memicu gangguan kecemasan, serangan panik, atau fobia. Gejalanya bisa berupa rasa takut atau cemas yang berlebihan, jantung berdebar, keringat dingin, dan sesak napas saat menghadapi situasi tertentu. Kondisi ini dapat memperparah depresi dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
5. Gangguan tidur
Gangguan tidur, seperti insomnia (sulit tidur) atau tidur berlebihan (hipersomnia), sering terjadi pada penderita depresi. Komplikasi depresi ini dapat membuat tubuh mudah lelah, emosi tidak stabil, dan pemulihan lebih lambat.
6. Isolasi sosial
Penderita depresi cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, enggan berinteraksi, dan memilih menyendiri. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya dukungan dari teman dan keluarga, sehingga memperburuk perasaan kesepian dan bahkan depresi itu sendiri.
7. Keinginan melukai diri sendiri atau bunuh diri
Pada depresi berat, penderita bisa berpikir atau memiliki dorongan untuk menyakiti diri sendiri, bahkan bunuh diri. Tanda-tandanya antara lain sering membicarakan kematian, meninggalkan pesan perpisahan, atau melakukan tindakan berbahaya.
Jika terjadi tanda-tanda tersebut, segera cari bantuan profesional agar mendapatkan pertolongan sedini mungkin.
8. Munculnya gejala psikosis
Dalam beberapa kasus, depresi berat bisa menimbulkan gejala psikosis, seperti mendengar suara yang tidak nyata (halusinasi) atau memiliki keyakinan yang tidak sesuai kenyataan (delusi).
Contohnya, penderita depresi mungkin akan merasa sangat berdosa tanpa alasan yang jelas atau yakin bahwa orang lain ingin mencelakai dirinya.
Selain komplikasi di atas, depresi juga dapat mengganggu keharmonisan keluarga dan menurunnya produktivitas kerja. Oleh karena itu, mengenali dan menangani depresi sejak dini sangat penting agar komplikasi berbahaya bisa dicegah.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala depresi, segeralah mencari bantuan profesional agar komplikasi yang serius dapat dicegah dan proses pemulihan berjalan optimal. Apabila masih memiliki pertanyaan seputar komplikasi depresi, jangan ragu untuk berkonsultasi lewat Chat Bersama Dokter.