Penyebab diare bisa bermacam-macam, mulai dari infeksi, keracunan makanan, alergi makanan, atau penyakit lain yang dapat memicu terjadinya diare. Berikut adalah contoh-contohnya:

  • Infeksi virus, seperti rotavirus, yang ditandai dengan diare berair dan biasanya terjadi pada anak-anak
  • Infeksi bakteri Campylobacter dan Escherichia coli, yang biasanya disebut dengan keracunan makanan, disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak dimasak sampai matang
  • Infeksi bakteri Clostridium difficile, yang ditandai dengan diare berair dan kram perut setelah konsumsi antibiotik
  • Infeksi bakteri Salmonella, yang biasanya terjadi akibat makan daging kurang matang, terutama daging ayam, dan telur mentah atau setengah matang
  • Amebiasis dan infeksi bakteri Shigella, dengan gejala tinja berbau amis, berdarah, atau berlendir
  • Infeksi Cryptosporidium (kriptosporidiosis), yang terjadi setelah meminum atau tidak sengaja menelan air yang terkontaminasi dan tidak dimasak
  • Alergi makanan, yang ditandai dengan diare beberapa menit atau maksimal 2 jam setelah mengonsumsi makanan pemicu alergi
  • Intoleransi laktosa, yang biasanya disertai dengan kembung, feses berbau asam, serta anus perih atau kemerahan setelah mengonsumsi makanan dengan kandungan susu
  • Sindrom malabsorbsi, yang ditandai dengan diare kronis yang berbau menyengat dan penurunan berat badan
  • Radang usus, yang dapat disertai dengan sakit perut, sering mulas, dan diare dengan darah atau lendir
  • Irritable bowel syndrome, yang ditandai dengan BAB cair, serta kram perut yang hilang timbul dan membaik setelah buang air besar
  • Efek samping pengobatan, seperti kemoterapi, radioterapi, atau operasi
  • Penyakit lain, seperti hepatitis atau kanker usus besar