Epirubicin adalah obat untuk mengatasi beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara atau leukemia. Obat ini dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat lain.

Epirubicin merupakan kemoterapi yang dapat memperlambat atau menghentikan pertumbuhan sel kanker. Obat ini tidak boleh digunakan sembarangan dan hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter.

Epirubicin - Alodokter

Merek dagang epirubicin: Ciazil, Epirol, Epirubicin HCl, 4-Epeedo-50, Kemopirin, Rubisandin, 4-Epeedo-10, Episindan

Apa Itu Epirubicin

Golongan Obat resep
Kategori Antikanker golongan antrasiklin
Manfaat Mengobati beberapa jenis kanker, seperti leukemia, limfoma, atau kanker payudara
Digunakan oleh Dewasa
Epirubicin untuk ibu hamil dan menyusui Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Belum diketahui apakah epirubicin dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Wanita menyusui disarankan berkonsultasi ke dokter sebelum menggunakan obat ini.
Bentuk obat Suntik

Peringatan Sebelum Menggunakan Epirubicin

Epirubicin tidak boleh digunakan secara sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat ini, yaitu:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Epirubicin tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi terhadap obat ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami emboli, penyakit ginjal, thrombophlebitis, asam urat, kelainan darah, atau penyakit liver.
  • Beri tahu dokter jika menderita serangan jantung, gagal jantung kongestif, atau penyakit jantung, termasuk aritmia.
  • Beri tahu dokter jika Anda memiliki gejala infeksi, termasuk demam, sariawan, batuk, pilek, diare, atau nyeri buang air kecil, baik sebelum maupun selama pengobatan dengan epirubicin.
  • Beri tahu dokter jika ada riwayat pengobatan dengan radioterapi atau kemoterapi dengan obat lain.
  • Jangan melakukan vaksinasi tanpa berkonsultasi dengan dokter selama menjalani pengobatan dengan epirubicin.
  • Sebisa mungkin hindari paparan sinar matahari yang terlalu lama selama menggunakan epirubicin, karena obat ini dapat menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif terhadap cahaya. Selalu gunakan tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan epirubicin sebelum menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, mungkin hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui.
  • Untuk mencegah kehamilan, gunakan alat kontrasepsi selama menjalani pengobatan dengan epirubicin hingga 6 bulan setelah dosis terakhir untuk perempuan atau 3 bulan untuk laki-laki. Konsultasikan dengan dokter mengenai metode kontrasepsi yang paling tepat untuk Anda.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu.
  • Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah menggunakan epirubicin.

Dosis dan Aturan Pakai Epirubicin

Dosis epirubicin akan diberikan oleh dokter sesuai dengan kondisi, luas permukaan tubuh, dan respons pasien terhadap pengobatan. Berikut ini adalah dosis umum penggunaan epirubicin berdasarkan kondisi pasien:

  • Kondisi: Kanker payudara
    Dosis awal 100–120 mg/m2, 1 kali sebulan atau dibagi ke dalam 2 dosis (hari ke-1 dan ke-8 di bulan tersebut). Lama pengobatan umumnya adalah 6 bulan.
  • Kondisi: Limfoma, leukemia akut, atau multiple myeloma
    Dosisnya 60–90 mg/m2, tiap 3–4 minggu. Dosis dapat diberikan dalam 1 hari atau dibagi dalam 2–3 hari. Dosis maksimal adalah 900–1000 mg/m2.

Cara Menggunakan Epirubicin dengan Benar

Epirubicin akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat akan disuntikkan langsung ke pembuluh darah (intravena/IV) sesuai anjuran dokter. Epirubicin tidak boleh disuntikkan selain melalui pembuluh darah, karena bisa menimbulkan kerusakan jaringan.

Jika terjadi kontak antara obat dengan kulit, segera cuci area tersebut dengan air. Jika obat terkena mata, bilas mata dengan air selama 15 menit dan segera laporkan ke dokter.

Disarankan untuk mengonsumsi cairan yang cukup dan menghindari aktivitas yang berat selama menjalani pengobatan dengan epirubicin. Tujuannya adalah untuk menurunkan risiko terjadinya efek samping.

Ikuti jadwal pemberian obat yang ditentukan oleh dokter agar pengobatan efektif. Selama menjalani pengobatan, Anda mungkin perlu menjalani tes medis secara teratur untuk memeriksa respons tubuh terhadap obat.

Interaksi Epirubicin dengan Obat Lain

Penggunaan epirubicin bersama obat tertentu dapat menimbulkan interaksi obat, seperti:

  • Peningkatan risiko terjadinya irama jantung tidak teratur (aritmia) jika digunakan dengan obat doxorubicin atau antiaritmia, seperti quinidine, amiodarone, procainamide
  • Peningkatan risiko timbulnya demam, menggigil, sariawan, atau perdarahan, jika digunakan dengan cimetidine
  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan pada hati jika digunakan dengan paracetamol atau asam valproat

Efek Samping dan Bahaya Epirubicin

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan epirubicin di antaranya:

  • Diare
  • Rasa hangat di wajah, leher, atau dada (flushing)
  • Mual atau muntah
  • Perubahan warna kulit atau kuku
  • Rambut rontok
  • Urine berwarna merah 1–2 hari setelah penyuntikan

Konsultasikan dengan dokter jika efek samping di atas tidak kunjung mereda atau  makin berat. Anda perlu segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Nyeri, luka, atau bercak putih di mulut dan tenggorokan
  • Perubahan siklus menstruasi atau tidak menstruasi sama sekali
  • Nyeri pinggang, atau nyeri saat buang air kecil
  • Memar atau perdarahan yang tidak jelas penyebabnya
  • Muntah atau buang air besar berwarna hitam
  • Nyeri dada, atau sesak napas
  • Detak jantung cepat atau justru lambat
  • Gejala dehidrasi, seperti sangat haus, buang air kecil yang sangat jarang, atau kulit terasa kering
  • Infeksi, yang bisa ditandai dengan batuk, sakit tenggorokan, atau demam yang tidak kunjung mereda