Esoferr adalah obat untuk menangani gangguan kesehatan yang dipicu oleh produksi asam lambung berlebih, seperti GERD dan tukak lambung. Obat ini juga dapat membantu mencegah kekambuhan esofagitis setelah pengobatan dan menjadi bagian dari terapi kombinasi untuk mengobati infeksi H. pylori.

Dalam Esoferr terdapat kandungan esomeprazole, yang berfungsi menghambat enzim pompa proton di dinding lambung dalam memproduksi asam. Hal ini menjadikan produksi asam lambung berkurang, sehingga membantu meredakan gejala asam lambung naik, seperti mual, muntah, nyeri ulu hati, atau nyeri dada. 

Esoferr

Pada pasien yang menderita infeksi H. pylori, obat ini bermanfaat dalam mempercepat proses pemulihan dan perlu diminum bersama dengan obat antibiotik yang diresepkan dokter, seperti amoxicillin atau clarithromycin. Esoferr tergolong obat keras, yang artinya hanya bisa digunakan berdasarkan resep dari dokter. 

Produk Esoferr

Esoferr terbagi menjadi 3 varian, yaitu: 

  • Esoferr 20 mg 10 Kapsul, yang tiap kapsulnya mengandung 20 mg esomeprazole 
  • Esoferr 40 mg 10 Kapsul, dengan kandungan 40 mg esomeprazole pada setiap kapsulnya
  • Esoferr injeksi, yang mengandung 40 mg esomeprazole

Apa Itu Esoferr  

Bahan aktif Esomeprazole
Golongan  Obat resep
Kategori  Penghambat pompa proton
Manfaat Menurunkan produksi asam lambung pada penderita gastroesophageal reflux disease (GERD) dan esofagitis
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak usia  ≥12 tahun
Esoferr untuk ibu hamil Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Esomeprazole diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan kongenital pada janin dan preeklampsia. Diskusikan dengan dokter perihal keamanan penggunaan Esoferr pada ibu hamil.
Esoferr untuk ibu menyusui Esomeprazole dalam Esoferr dapat menurunkan produksi ASI, tetapi belum ada informasi mengenai efek samping pada bayi.
Pemakaian Esoferr hanya boleh berdasarkan anjuran dokter. Penggunaannya juga harus berada di bawah pengawasan dokter.
Bentuk obat Kapsul dan serbuk injeksi

Peringatan sebelum Menggunakan Esoferr

Esoferr dapat dibeli dengan resep yang diberikan dokter secara langsung, atau resep digital (e-resep) yang didapat dari konsultasi melalui Chat Bersama DokterAda beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan Esoferr, yaitu:

  • Informasikan dengan dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Esoferr tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi dengan esomeprazole atau kelompok penghambat pompa proton (PPIs) lain, seperti omeprazole, lansoprazole, pantoprazole, atau rabeprazole.
  • Beri tahu dokter apabila Anda juga mengalami keluhan lain, seperti mual dan muntah, sulit menelan (disfagia), diare yang parah, hingga berat badan turun. 
  • Sampaikan kepada dokter jika Anda sedang atau pernah terkena gangguan ginjal, osteoporosis, penyakit hati yang parah, atau penyakit autoimun. 
  • Bicarakan dengan dokter bila Anda sedang atau pernah kekurangan nutrisi tertentu, seperti kalsium (hipokalsemia), magnesium (hipomagnesemia), kalium (hipokalemia), atau vitamin B12.
  • Jangan berikan Esoferr kepada lansia berusia 70 tahun ke atas, kecuali atas persetujuan dokter.
  • Konsultasikan dengan dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau berencana untuk hamil. 
  • Diskusikan dengan dokter mengenai keamanan konsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu bersama dengan Esoferr. Tujuannya untuk mencegah terjadinya interaksi obat.
  • Hentikan konsumsi minuman beralkohol dan kebiasaan merokok selama menjalani pengobatan. 
  • Hindari aktivitas yang memerlukan kewaspadaan, seperti mengemudi setelah menggunakan obat ini. Esoferr dapat menyebabkan sakit kepala.
  • Segera hubungi dokter ketika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah memakai Esoferr.

Dosis dan Aturan Pakai Esoferr

Dokter akan meresepkan Esoferr sesuai dengan kondisi, usia, dan respons tubuh terhadap obat. Namun, dosis umum pemberian obat ini berdasarkan bentuk obat dan kondisi yaitu: 

Tablet 

Kondisi: Mengobati GERD disertai dengan esofagitis refluks

  • Dewasa: 20–40 mg, 1 kali per hari selama 4–8 minggu. Durasi pengobatan dapat ditambah 4-8 minggu lagi apabila diperlukan. Dosis pemeliharaan: 20 mg, 1 kali per hari. Durasi pengobatan hingga 6 bulan
  • Anak usia 12–17 tahun: 20 atau 40 mg, 1 kali per hari selama 4–8 minggu

Kondisi: Mengobati GERD (tanpa esofagitis)

  • Dewasa: 20 mg, 1 kali per hari selama 4 minggu. Durasi pengobatan dapat ditambah 4 minggu lagi jika dibutuhkan
  • Anak usia 12-17 tahun: 20 mg, 1 kali per hari selama 4 minggu

Kondisi: Mengobati dan mencegah tukak lambung akibat OAINS

  • Dewasa: 20–40 mg, 1 kali per hari selama 4–8 minggu

Kondisi: Mengobati tukak lambung akibat infeksi bakteri H. pylori

  • Dewasa: 20 mg, 2 kali per hari selama 7 hari. Dosis alternatif, yaitu 40 mg, 1 kali per hari selama 10 hari. Berikan sebagai terapi dengan kombinasi obat amoxicillin dan clarithromycin
  • Anak usia ≥ 12 tahun berat badan ≥30 kg: 20 mg, 2 kali per hari. Kombinasikan dengan obat amoxicillin dan clarithromycin selama 7 hari

Kondisi: Mengobati sindrom Zollinger-ellison

  • Dewasa: 40 mg untuk dosis awal, 2 kali per hari. Dosis dapat disesuaikan dengan respons tubuh pasien terhadap pengobatan. Dosis umum dari pemberian obat ini, yaitu 80–160 mg per hari. Berikan dalam 2 jadwal konsumsi. Dosis dapat ditingkatkan hingga 240 mg per hari

Serbuk injeksi

Kondisi: Penyakit GERD dan esofagitis erosif

  • Dewasa dan anak usia 12–18 tahun: 20–40 mg, 1 kali sehari, melalui suntik perlahan atau infus
  • Anak usia 1–11 tahun: 10–20 mg, 1 kali sehari

Kondisi: Pengobatan tukak lambung karena OAINS

  • Dewasa: 20 mg, 1 kali sehari, melalui suntik perlahan atau infus

Kondisi: Perdarahan lambung dan ulkus duodenum setelah endoskopi

  • Dewasa: 80 mg untuk dosis awal melalui infus yang habis dalam 30 menit, lalu dilanjutkan infus kontinyu 8 mg/jam selama 3 hari (72 jam). Selanjutnya, pemberian esomeprazole diganti per oral dengan dosis 40 mg 1 kali sehari selama 4 minggu

Cara Menggunakan Esoferr yang Benar

Esoferr harus digunakan sesuai anjuran dokter dan aturan yang tertera pada kemasan agar manfaatnya bisa diperoleh secara maksimal. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu. 

Untuk Esoferr bentuk serbuk injeksi, pemberiannya akan dilakukan oleh tenaga medis atau dokter secara langsung melalui suntikan atau infus. Sementara untuk bentukkan kapsul, cara menggunakannya adalah:

  • Minumlah Esoferr 1 jam sebelum makan. 
  • Telan kapsul obat ini dengan bantuan air putih. Jika sulit untuk ditelan secara utuh, buka kapsul dan campurkan isinya ke dalam 1 sendok yogurt atau jus apel. Esoferr tidak boleh diminum dengan cara dikunyah. 
  • Jika diresepkan untuk mengatasi infeksi bakteri H. pylori, minumlah obat ini bersama dengan antibiotik yang telah diresepkan dokter.
  • Pastikan untuk menggunakan Esoferr pada waktu yang sama setiap harinya. Pasang alarm sebagai pengingat agar Anda tidak lupa meminumnya. 
  • Jika Anda lupa mengonsumsi Esoferr, segera minum begitu teringat. Namun, jika jadwal konsumsi obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Jangan mengosumsi makanan pedas, asam, atau makanan dan minuman yang mengandung kafein selama menggunakan Esoferr.
  • Biasakan untuk makan dalam porsi kecil dan jangan langsung tidur setelah makan. Kebiasaan ini dapat membantu meredakan gejala asam lambung naik.
  • Jangan menggunakan obat ini melebihi waktu yang dianjurkan dokter. Konsumsi Esoferr dalam jangka panjang atau secara berlebih dapat meningkatkan risiko osteoporosis dan kekurangan vitamin B12.
  • Periksakan kesehatan sesuai jadwal yang dokter berikan. Tes darah atau tes urine secara berkala mungkin akan dianjurkan guna mencegah terjadinya efek samping yang tidak diinginkan.
  • Simpan Esoferr di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari terpapar sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak. 

Interaksi Esoferr dengan Obat Lain

Interaksi obat dapat terjadi ketika Esoferr digunakan bersama dengan obat, suplemen, atau produk herbal tertentu tanpa sepengetahuan dokter. Efek interaksi Esoferr antara lain: 

  • Penurunan kadar atau efektivitas Esoferr, ketika dipakai bersama rifampicin
  • Peningkatan kadar atau risiko terjadinya efek samping phenytoin,  diazepam, imipramine, atau saquinavir
  • Penurunan efektivitas rilpivirine, atazanavir, atau nelfinavir untuk menangani infeksi virus HIV/AIDS
  • Peningkatan risiko hipomagnesemia, bila digunakan dengan digoxin atau obat diuretik 
  • Penurunan penyerapan itraconazole, ketoconazole, erlotinib, dasatinib, asam mikofenolat, dan clopidogrel
  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan, jika dipakai bersama warfarin
  • Peningkatan kadar atau efek samping Esoferr, apabila digunakan bersama voriconazole atau triclabendazole

Guna mengantisipasi terjadinya interaksi obat, bicarakan dengan dokter terlebih dahulu ketika ingin menggunakan Esoferr bersama dengan obat, suplemen, atau produk herbal apa pun. Untuk mempermudah, lakukan konsultasi secara daring

Efek Samping dan Bahaya Esoferr

Penggunaan obat yang mengandung esomeprazole dapat menimbulkan efek samping berupa: 

  • Tidak enak badan
  • Sakit kepala
  • Sembelit
  • Sakit perut
  • Diare
  • Perut kembung  
  • Mulut kering
  • Gatal, nyeri, bengkak, atau kemerahan pada area yang disuntikkan untuk Esoferr bentukkan serbuk injeksi

Efek samping tersebut akan membaik seiring berjalannya waktu. Namun, jika makin parah atau tidak juga mereda, konsultasikan dengan dokter agar kondisi ini dapat tertangani. Segera hubungi dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti: 

  • Sariawan di lidah, lemas, mati rasa atau kesemutan pada tangan maupun kaki, yang merupakan tanda dari kekurangan vitamin B12
  • Kekurangan magnesium, dengan gejala detak jantung meningkat, kejang otot, atau kejang
  • Diare parah atau tidak kunjung membaik, ciri-ciri dari radang usus
  • Kulit atau mata menguning, kelelahan ekstrim, urine berwarna gelap, pertanda adanya gangguan fungsi hati
  • Nyeri sendi disertai ruam, terutama di area tubuh yang sering terpapar sinar matahari langsung, merupakan gejala dari lupus eritematosus kutan subakut