Frisium adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kejang pada penderita epilepsi. Jenis epilepsi yang bisa ditangani dengan obat ini adalah sindrom Lennox-Gastaut. Frisium juga dapat digunakan untuk meringankan gangguan kecemasan.
Clobazam dalam Frisium bekerja dengan cara menekan aktivitas saraf yang berlebihan di otak sehingga keluhan kejang bisa terkendali. Dengan cara kerja tersebut, Frisium efektif digunakan sebagai terapi tambahan pada pasien epilepsi yang kejangnya belum terkontrol dengan satu jenis obat antikejang saja.

Apa Itu Frisium
| Bahan aktif | 10 mg clobazam |
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Antikonvulsan golongan benzodiazepine |
| Manfaat | Mengatasi kejang epilepsi, misalnya pada Lennox-Gastaut syndrome |
| Meringankan gangguan kecemasan | |
| Digunakan oleh | Dewasa, lanjut usia (lansia), dan anak-anak |
| Frisium untuk ibu hamil | Kategori X: Studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan adanya abnormalitas terhadap janin atau adanya risiko terhadap janin. |
| Obat dalam kategori ini tidak boleh digunakan oleh ibu hamil atau wanita yang mungkin sedang hamil. | |
| Frisium untuk ibu menyusui | Penggunaan Frisium dosis rendah atau dalam jangka pendek masih diperbolehkan untuk ibu menyusui, terutama bila bayi berusia lebih dari 2 bulan. |
| Konsumsi Frisium dalam jangka panjang diperlukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter. Selain itu, sampaikan kepada dokter bila anak tampak lemas, enggan menyusu, atau berat badan sulit bertambah. | |
| Bentuk obat | Tablet |
Peringatan sebelum Menggunakan Frisium
Frisium tidak boleh digunakan sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini, yaitu:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang dimiliki. Frisium tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi terhadap clobazam.
- Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit paru-paru, gangguan pernapasan, sleep apnea, atau myasthenia gravis.
- Bicarakan dengan dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami depresi atau gangguan suasana hati, serta memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan percobaan bunuh diri.
- Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan Frisium bila Anda juga menggunakan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal. Hal ini untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Sampaikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami kecanduan alkohol, atau ketergantungan terhadap obat, termasuk obat terlarang.
- Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan Frisium jika Anda sedang hamil, mungkin hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Beri dokter bila Anda sedang menunda kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi tertentu, seperti pil KB. Clobazam bisa menurunkan efektivitas alat kontrasepsi. Oleh karena itu, tetap gunakan alat kontrasepsi setidaknya selama 28 hari setelah minum dosis terakhir Frisium.
- Jangan berkendara atau melakukan aktivitas lain yang membutuhkan kewaspadaan jika timbul kantuk atau pusing setelah minum Frisium. Pastikan Anda benar-benar prima sebelum kembali beraktivitas.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Frisium. Hal ini bisa meningkatkan risiko terjadinya efek samping berbahaya atau bahkan kematian.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Frisium.
Dosis dan Aturan Pakai Frisium
Dosis Frisium akan ditentukan oleh dokter berdasarkan usia, kondisi kesehatan, dan respons pasien terhadap terapi. Secara umum, dosis penggunaan Frisium sesuai kondisi yang ditangani adalah:
Kondisi: Epilepsi
- Dewasa: Dosis awal 20–30 mg, 1 kali sehari. Dosis maksimal 60 mg, 1 kali sehari.
- Anak usia ≥6 tahun: Dosis awal 5 mg, 1 kali sehari. Dosis perawatan 0,3–1 mg/kgBB, 1 kali sehari. Dosis maksimal 60 mg, 1 kali sehari.
Kondisi: Gangguan kecemasan
- Dewasa: 20–30 mg, 1 kali sehari, yang diberikan sebagai dosis tunggal sebelum tidur atau dibagi menjadi beberapa kali jadwal konsumsi. Dosis bisa ditambah sampai 60 mg, 1 kali pada pasien dengan gangguan kecemasan berat. Lama pengobatan tidak lebih dari 4 minggu.
- Lansia: 10–20 mg, 1 kali sehari.
Cara Menggunakan Frisium dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan bacalah petunjuk yang terdapat pada kemasan sebelum minum Frisium. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Agar mendapat manfaat maksimal Frisium, perhatikan cara menggunakannya berikut ini:
- Minumlah Frisium sebelum atau sesudah makan, dan biasanya dikonsumsi menjelang waktu tidur malam. Telan tablet obat dengan air putih.
- Jika Anda lupa mengonsumsi Frisium, segera minum obat begitu teringat. Namun, bila waktu konsumsi dosis berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Jangan berhenti menggunakan Frisium secara tiba-tiba tanpa arahan dokter. Hal ini bisa memperburuk gejala atau menyebabkan gejala putus obat yang mengancam nyawa.
- Simpan Frisium di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
- Jangan menggunakan Frisium yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
Interaksi Frisium dengan Obat Lain
Berikut adalah beberapa interaksi obat yang bisa terjadi jika Frisium digunakan bersama obat tertentu:
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari phenytoin atau chlorpromazine
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping Frisium, seperti kantuk, kelelahan, sembelit, atau kesulitan bernapas, jika digunakan bersama fluconazole, omeprazole, atau fluoxetine
- Peningkatan risiko terjadinya penurunan kesadaran, gangguan pernapasan, koma, bahkan kematian bila digunakan dengan obat golongan opioid
Agar aman, selalu konsultasikan dengan dokter jika hendak menggunakan Frisium dengan obat lain, suplemen, atau produk herbal tertentu.
Efek Samping dan Bahaya Frisium
Ada efek samping yang mungkin terjadi akibat penggunaan Frisium, yaitu:
- Kantuk
- Tubuh mudah lelah
- Sulit tidur
- Bicara tidak jelas
- Mudah marah
- Sembelit
- Nyeri saat buang air kecil
- Demam
- Batuk
- Air liur menetes (ngeces)
Sampaikan kepada dokter lewat chat jika efek samping tersebut tidak kunjung mereda atau bertambah parah. Dokter akan memberikan saran atau pengobatan untuk mengatasi efek samping tersebut.
Konsumsi Frisium juga dapat menyebabkan reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Ruam kulit, yang disertai kulit mengelupas, lepuhan pada bibir atau mulut, serta demam
- Kejang
- Timbul pikiran untuk melakukan percobaan bunuh diri
- Gelisah, mudah marah, atau sangat cemas
- Kesulitan bernapas
- Ketergantungan dengan obat ini
Jangan tunda untuk mencari pertolongan medis atau ke IGD rumah sakit terdekat jika muncul keluhan-keluhan tersebut.