Gamophobia adalah ketakutan yang tidak wajar terhadap pernikahan. Bukan hanya sekadar perasaan gugup menjelang hari pernikahan, gamophobia bisa membuat seseorang sangat cemas atau bahkan panik, hanya dengan membicarakan maupun membayangkan pernikahan. 

Orang dengan gamophobia biasanya akan berusaha menghindari topik atau situasi yang berkaitan dengan pernikahan maupun komitmen jangka panjang. Hal ini karena sekadar membicarakan tentang pernikahan sudah dapat membuat mereka merasa tidak nyaman, sangat cemas, atau ingin segera menjauh. 

Gamophobia

Gamophobia bersifat jangka panjang dan berdampak langsung pada kehidupan pribadi penderitanya. Mereka menjadi kesulitan untuk menjalin maupun mempertahankan hubungan yang serius, karena rasa takut yang muncul sangat kuat meski sebetulnya situasinya tidak berbahaya sama sekali. 

Penyebab Gamophobia

Gamophobia dapat muncul sebagai bentuk perlindungan diri akibat pengalaman traumatis pada masa lalu, misalnya karena pernah terluka dalam hubungan sebelumnya. Di samping itu, beberapa hal yang dapat memicu munculnya ketakutan untuk menikah ini adalah:

  • Perselingkuhan orang tua atau perceraian yang pernah disaksikan ketika masa kanak-kanak
  • Pengalaman pribadi dengan pasangan terkait patah hati, perselingkuhan, atau perceraian
  • Kekhawatiran untuk berkomitmen dengan pasangan yang dianggap tidak sesuai atau rasa takut tidak menemukan pasangan yang tepat
  • Pengaruh budaya atau agama yang mengatur pernikahan tanpa mempertimbangkan perasaan atau pilihan pribadi
  • Dorongan untuk lebih fokus pada kemandirian serta pengembangan diri atau karier
  • Kecemasan terhadap proses penuaan, perubahan peran dalam kehidupan, atau tanggung jawab sebagai orang tua
  • Pengaruh media yang membentuk pandangan negatif tentang pernikahan
  • Penetapan kriteria atau standar yang tinggi dalam memilih pasangan hidup

Selain kondisi di atas, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gamophobia, yaitu:

  • Menderita gangguan kepribadian tertentu, seperti borderline personality disorder (BPD), yang dapat menimbulkan ketakutan terhadap komitmen akibat kecemasan akan penolakan, ditinggalkan, atau kesulitan mempercayai pasangan
  • Memiliki orang tua atau keluarga kandung dengan fobia atau gangguan kecemasan
  • Berjenis kelamin perempuan

Gejala Gamophobia

Penderita gamophobia dapat mengalami berbagai gejala, baik secara fisik maupun emosional, saat dihadapkan dengan pemikiran tentang pernikahan atau komitmen jangka panjang. Berikut adalah beberapa tanda atau keluhan yang dapat muncul:

  • Kecemasan berat, serangan panik, atau takut saat membayangkan pernikahan maupun komitmen
  • Menghindari pembicaraan, aktivitas, atau orang-orang yang berkaitan dengan pernikahan
  • Sulit membayangkan masa depan bersama pasangan atau merasa tidak nyaman ketika menjalin hubungan yang mengarah ke pernikahan
  • Muncul pikiran ingin melarikan diri atau merasa terjebak ketika hubungan bersama pasangan mulai serius
  • Selalu mencari alasan untuk mengakhiri hubungan yang mulai serius atau membatalkan rencana pernikahan
  • Mudah gelisah, mual, atau bahkan pusing ketika berada pada situasi yang berkaitan dengan pernikahan
  • Jantung berdebar, keringat dingin, atau napas terasa cepat ketika berbicara soal pernikahan

Kapan harus ke dokter

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater jika Anda atau orang terdekat menunjukkan gejala di atas, apalagi bila memiliki faktor risiko dari kondisi ini. Agar lebih mudah dan nyaman, Anda bisa berkonsultasi lewat Chat Bersama Dokter. Anda bisa memilih psikolog atau psikiater terbaik lengkap dengan jadwal praktiknya.

Jangan tunda untuk membuat janji konsultasi dengan dokter atau psikolog jika terjadi kondisi berikut:

  • Rasa takut atau cemas terhadap pernikahan sangat mengganggu kehidupan sehari-hari atau hubungan dengan pasangan
  • Tidak mampu untuk mengendalikan reaksi atau selalu menghindari situasi terkait pernikahan
  • Gejala gamophobia terjadi dalam jangka panjang dan tidak kunjung membaik

Diagnosis Gamophobia

Untuk mendiagnosis gamophobia, psikolog atau psikiater akan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan kondisi pasien, seperti: 

  • Keluhan yang dialami
  • Hubungan dengan pasangan atau orang terdekat
  • Kesehatan mental pasien dan keluarganya
  • Penyakit yang pernah atau sedang dialami

Setelah itu, psikolog atau psikiater dapat mendiagnosis pasien menderita gamophobia jika terdapat kriteria berikut:

  • Muncul rasa takut atau panik secara tiba-tiba saat menghadapi hal yang ditakuti, terutama ketika membicarakan pernikahan atau komitmen
  • Cenderung menghindari situasi yang memicu ketakutan, atau tetap menghadapinya dengan perasaan cemas yang sangat kuat
  • Mengalami gangguan dalam kehidupan sehari-hari akibat ketakutan tersebut, misalnya membuat sulit bekerja, belajar, atau menjalin hubungan
  • Menunjukkan gejala gamophobia yang berlangsung terus-menerus selama minimal 6 bulan
  • Tidak mengalami penyakit mental lain yang dapat menjelaskan keluhan serupa, seperti gangguan obsesif kompulsif (OCD) atau gangguan kecemasan sosial

Pengobatan Gamophobia

Penanganan gamophobia bertujuan untuk membantu penderitanya mengendalikan rasa takut terhadap komitmen atau pernikahan, serta mengurangi kecemasan yang muncul.

Dengan penanganan yang tepat, gamophobia bisa lebih mudah dikendalikan, dan penderita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang tanpa dibayangi ketakutan terhadap komitmen. Berikut ini beberapa jenis penanganan yang umum digunakan untuk mengatasi gamophobia:

  • Terapi perilaku kognitif, untuk membantu penderita gamophobia mengenali dan mengubah pola pikir serta perilaku negatif yang terkait dengan fobia terhadap pernikahan
  • Terapi paparan, yakni secara bertahap membiasakan pasien menghadapi situasi pemicu kecemasan dalam lingkungan yang aman dan terkontrol
  • Eye movement desensitization and reprocessing (EMDR), untuk mengurangi ketakutan berlebih pada penderita gamophobia, terutama jika rasa takut terhadap komitmen berasal dari pengalaman traumatis dari masa lalu
  • Obat-obatan, misalnya antidepresan atau antikecemasan, bisa diresepkan dokter bila gamophobia disertai gangguan mental lain, seperti gangguan kecemasan atau depresi
  • Konseling pasangan, untuk membantu pasien dan pasangannya memahami serta mengatasi rasa takut secara bersamaan jika diperlukan 

Selain menjalani pengobatan sesuai saran dokter, pasien bisa melakukan upaya berikut untuk membantu mengontrol gejala gamophobia:

  • Renungkan kembali hubungan sebelumnya dan perhatikan bagaimana rasa takut terhadap komitmen mengganggu pengambilan keputusan atau perilaku.
  • Sadari apakah ketakutan ini membuat Anda menjauh dari keinginan untuk memiliki hubungan yang serius dan bahagia.
  • Tuliskan pikiran atau perasaan Anda dalam jurnal untuk mengenali pola yang memicu rasa takut berkomitmen.
  • Lakukan latihan relaksasi, seperti pernapasan dalam, meditasi, yoga, atau mindfulness, untuk menenangkan diri ketika rasa takut muncul.

Komplikasi Gamophobia

Sering menghindari hubungan atau menjauhi orang-orang yang disayangi dapat berdampak buruk pada kesehatan mental maupun fisik. Komplikasi yang mungkin terjadi jika gamophobia tidak ditangani dengan tepat antara lain:

  • Depresi sampai munculnya pikiran untuk bunuh diri
  • Disfungsi ereksi
  • Gangguan kecemasan atau serangan panik
  • Kecanduan alkohol
  • Penyalahgunaan NAPZA

Pencegahan Gamophobia

Belum ada cara pasti untuk mencegah gamophobia karena penyebabnya bisa sangat beragam. Namun, beberapa upaya berikut dapat membantu mengurangi risiko mengalami gamophobia:

  • Kembangkan ekspektasi yang realistis terhadap pernikahan, yaitu memahami bahwa hubungan yang sehat tidak selalu sempurna, tetapi tetap bisa bertahan meski sedang menghadapi kesulitan.
  • Carilah informasi tentang pernikahan yang sehat, cara memilih pasangan, serta persiapan komitmen jangka panjang agar lebih siap dan percaya diri.
  • Pahami dan tentukan alasan pribadi mengapa ingin berkomitmen atau menikah.
  • Bangun rasa percaya diri bahwa Anda mampu menjalin dan mempertahankan hubungan jangka panjang, termasuk saat menghadapi tantangan atau konflik.
  • Kelola stres dan kecemasan dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti olahraga dan tidur cukup.