Infeksi vagina adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, maupun parasit. Kondisi ini umumnya ditandai dengan vagina gatal dan keputihan yang berbau tidak sedap. Bila tidak ditangani dengan tepat, infeksi vagina bisa menyebar ke rahim dan organ reproduksi lainnya.

Infeksi vagina dapat dialami oleh semua wanita. Namun, infeksi ini paling banyak terjadi pada wanita usia reproduksi, yaitu sekitar usia 18–40 tahun. Infeksi vagina umumnya terjadi akibat kurang terjaganya kebersihan area kelamin atau cara membersihkan area kelamin yang tidak tepat.

InfeksiVagina

Selain karena faktor kebersihan, infeksi vagina juga dapat terjadi akibat penularan dari hubungan seks. Penularan dapat terjadi akibat perilaku seks yang berisiko, seperti hubungan seks tanpa kondom dan bergonta-ganti pasangan.

Penyebab Infeksi Vagina

Secara umum, infeksi vagina bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, atau parasit. Berikut ini jenis infeksi vagina berdasarkan penyebabnya dan cara penularannya:

Bakteri

Infeksi vagina akibat bakteri yang paling umum adalah vaginosis bakterialis. Kondisi ini bukanlah infeksi menular seksual, melainkan akibat ketidakseimbangan jumlah bakteri baik dan jahat yang ada di vagina.

Pada keadaan normal, vagina mengandung berbagai bakteri. Namun, jumlah bakteri baik jauh lebih banyak daripada yang jahat. Keseimbangan bakteri di vagina dapat terganggu akibat beberapa hal berikut:

  • Konsumsi obat antibiotik
  • Penggunaan alat kontrasepsi IUD
  • Douche (gurah vagina) atau ratus
  • Pemakaian sabun berpewangi atau berbusa banyak untuk membersihkan vagina
  • Aktif secara seksual
  • Hubungan seksual dengan berganti pasangan
  • Kebiasaan merokok

Selain vaginosis bakterialis, infeksi bakteri vagina juga meliputi chlamydia dan gonore. Kedua infeksi ini adalah penyakit menular seksual, yang bisa terjadi akibat bergonta-ganti pasangan dan tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks.

Jamur

Selain bakteri, vagina normalnya juga mengandung jamur Candida, tetapi jumlahnya dikendalikan oleh bakteri baik. Infeksi vagina akibat jamur (kandidiasis vaginalis) bisa terjadi jika jumlah bakteri baik berkurang atau dikalahkan oleh bakteri jahat.

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi jamur pada vagina:

  • Kehamilan
  • Diabetes
  • Sistem imun yang lemah
  • Konsumsi pil KB
  • Konsumsi antibiotik
  • Kebiasaan tidak mengganti pakaian dalam meski sudah lembap
  • Tidak langsung mengganti baju renang yang basah

Virus

Infeksi vagina akibat virus dapat terjadi akibat tidak melakukan praktik seks yang sehat dan aman. Virus yang paling sering menyebabkan infeksi vagina adalah

Kedua infeksi virus tersebut bisa menular akibat tidak memakai kondom saat berhubungan seksual, serta melakukan seks lewat mulut (oral) atau lewat dubur (anal).

Parasit

Infeksi parasit vagina disebabkan oleh Trichomonas vaginalis. Infeksi ini disebut juga dengan trikomoniasis. Parasit penyebab infeksi vagina ini menular melalui hubungan seksual tanpa kondom.

Faktor risiko infeksi vagina

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang infeksi vagina akibat parasit, yaitu:

  • Berhubungan seks dengan lebih dari satu orang, atau berganti-ganti pasangan
  • Pernah menderita penyakit menular seksual lain sebelumnya
  • Pernah mengalami trikomoniasis sebelumnya
  • Melakukan hubungan seksual tanpa kondom

Gejala Infeksi Vagina

Secara umum, ada beberapa gejala yang bisa muncul saat seseorang terinfeksi infeksi vagina, yaitu:

  • Vagina terasa gatal dan perih seperti terbakar
  • Keputihan
  • Perdarahan atau flek dari vagina
  • Nyeri vagina
  • Vagina dan vulva bengkak serta memerah
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Sakit saat buang air kecil

Selain itu, ada pula gejala khas yang berbeda-beda, tergantung pada penyebab infeksinya:

  • Infeksi bakteri, dengan gejala khas keputihan yang encer dan berbau amis
  • Infeksi jamur, dengan gejala khas keputihan yang menggumpal seperti gumpalan susu dan kulit di sekitar vulva luka atau pecah-pecah
  • Herpes genital, yang ditandai dengan luka lepuh di sekitar kelamin
  • Infeksi HPV, yang ditandai dengan kutil kelamin berwarna abu-abu, merah muda, atau ungu
  • Trikomoniasis, yang ditandai dengan keputihan berwarna hijau kekuningan yang berbau busuk

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala infeksi vagina yang sudah disebutkan di atas.

Jika Anda sudah didiagnosis menderita infeksi vagina, lakukan kontrol dan sesuai instruksi dokter. Jalani pula pengobatan yang diberikan oleh dokter hingga tuntas agar infeksi vagina tidak kambuh atau menimbulkan komplikasi.

Diagnosis Infeksi Vagina

Untuk mendiagnosis infeksi vagina, dokter akan melakukan beberapa hal berikut:

  • Tanya jawab mengenai obat-obatan yang sedang digunakan, serta riwayat kesehatan Anda, termasuk penyakit menular seksual yang pernah dialami
  • Pemeriksaan panggul, dengan menggunakan alat khusus (speculum) untuk melihat bagian dalam vagina Anda
  • Pemeriksaan sampel lendir vagina, untuk mengetahui penyebab infeksi vagina
  • Pemeriksaan pH vagina bila diperlukan

Pengobatan Infeksi Vagina

Pengobatan infeksi vagina akan dilakukan sesuai dengan penyebabnya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengobatan infeksi vagina berdasarkan penyebabnya:

  • Infeksi bakteri
    Dokter akan memberikan antibiotik seperti metronidazole dan clindamycin. Obat yang diberikan dapat berupa obat minum, krim vagina, maupun tablet vagina.
  • Infeksi jamur
    Untuk mengatasi infeksi jamur di vagina, dokter dapat memberikan obat antijamur dalam bentuk tablet vagina, seperti clotrimazole. Jika diperlukan, dokter juga dapat memberikan fluconazole yang diminum.
  • Infeksi parasit
    Pengobatan infeksi vagina akibat parasit akan dilakukan dengan antibiotik metronidazole. Obat ini bisa diberikan dalam dosis tunggal (1 hari) atau dalam beberapa hari.
  • Infeksi virus
    Infeksi vagina akibat herpes genital bisa diobati menggunakan obat antivirus, contohnya acyclovir. Sementara itu, obat oles berisi asam salisilat digunakan menghilangkan kutil kelamin akibat virus HPV.

Selama pengobatan, penderita infeksi vagina disarankan untuk tidak berhubungan seksual. Anda mungkin perlu melakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan bahwa infeksi sudah benar-benar sembuh sebelum kembali berhubungan seksual.

Komplikasi Infeksi Vagina

Bila tidak ditangani dengan tepat, infeksi vagina bisa menyebabkan komplikasi, seperti:

  • Peningkatan risiko terkena infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS
  • Infertilitas (kemandulan)
  • Penyebaran infeksi ke organ reproduksi lain, seperti leher rahim dan rahim

Jika terjadi pada masa kehamilan, infeksi vagina dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, seperti keguguran atau kelahiran prematur.

Pencegahan Infeksi Vagina

Untuk mencegah infeksi vagina, Anda bisa melakukan upaya-upaya berikut ini:

  • Hindari terlalu sering berendam air panas, terutama di tempat umum.
  • Gunakan produk kewanitaan, seperti pembersih vagina dan pembalut, yang bebas pewangi.
  • Dahulukan membasuh vulva dan vagina sebelum membersihkan anus saat cebok.
  • Jangan membersihkan vagina dengan metode douching atau ratus.
  • Lakukan praktik seks aman dengan menggunakan kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan.
  • Gunakan pakaian dalam yang menyerap keringat dan tidak ketat.
  • Segera ganti pakaian yang basah atau lembap, misalnya setelah berenang atau berolahraga.
  • Konsumsilah prebiotik dan probiotik.
  • Lakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter kandungan saat hamil.