Roti tawar putih kerap dikonsumsi sebagai menu sarapan praktis dan mengenyangkan. Padahal, jika dikonsumsi secara berlebihan, makanan ini bisa menimbulkan berbagai keluhan yang mengganggu kesehatan tubuh.

Tepung terigu dari gandum utuh merupakan bahan utama pembuatan roti tawar putih. Gandum diproses dengan cara menghilangkan lapisan kulit kasar dan kulit ari, sehingga tekstur tepung akan menjadi lebih halus. Namun, proses ini dapat menghilangkan sebagian besar serat, vitamin, dan mineral yang baik untuk tubuh.

Roti Tawar Putih, 5 Alasan Kenapa Konsumsinya Sebaiknya Dibatasi - Alodokter

Sepotong roti tawar putih mengandung kalori, lemak, dan karbohidrat yang dapat memberikan banyak energi untuk tubuh. Meski demikian, roti gandum dinilai memiliki kandungan nutrisi yang jauh lebih baik.

Beberapa Alasan Membatasi Konsumsi Roti Tawar Putih

Mengonsumsi roti tawar secara berlebihan dapat memberikan berbagai dampak negatif untuk kesehatan tubuh. Ada beberapa alasan mengapa sebaiknya Anda membatasi konsumsi roti tawar putih, antara lain:

1. Mengandung nutrisi yang rendah

Ketika biji-bijian utuh diolah menjadi tepung terigu untuk roti tawar putih, lapisan yang sarat kandungan serat dan protein pada biji akan terbuang.

Meski sebagian roti tawar putih telah diberi nutrisi tambahan, seperti vitamin B dan zat besi, kandungan serat dan protein di dalamnya akan jauh lebih sedikit daripada tepung gandum utuh.

2. Meningkatkan gula darah dengan cepat

Dampak konsumsi roti tawar putih secara berlebihan juga bisa membuat karbohidrat dan gula akan lebih cepat diserap oleh tubuh. Hal ini karena roti tawar mengandung serat dan protein yang rendah, sehingga dapat memicu peningkatan kadar gula darah.

Sementara itu, sebuah penelitian menunjukkan bahwa membatasi asupan produk yang mengandung tepung terigu dapat menurunkan risiko terkena penyakit diabetes tipe 2.

3. Memicu kenaikan berat badan

Jika tidak langsung digunakan sebagai energi, kelebihan asupan gula dari roti tawar putih akan disimpan sebagai lemak dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan penumpukkan lemak dan memicu kenaikan berat badan.

Selain itu, dampak konsumsi roti tawar putih secara terus-menerus juga dapat memicu rasa lapar, sehingga membuat Anda makan lebih banyak.

4. Menggunakan pemutih

Untuk membuat roti tawar putih tampak cerah dan tidak kusam, produsen sering kali menggunakan zat pemutih, seperti kalium bromat, azodicarbonamide, dan gas chlorine dioxide. Namun, beberapa negara telah melarang penggunaan zat pemutih pada tepung karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

5. Memengaruhi suasana hati

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dampak konsumsi roti tawar putih dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh. Tak hanya risiko terkena diabetes, kadar gula yang tinggi dalam tubuh juga dapat memicu lonjakan energi yang memengaruhi suasana hati, termasuk gangguan kecemasan dan depresi.

Tips Memilih Roti Tawar

Setelah mengetahui berbagai dampak konsumsi roti tawar putih di atas, Anda bisa mengonsumsi roti tawar dari biji-bijian utuh atau gandum utuh karena mengandung lebih banyak nutrisi yang bermanfaat untuk tubuh.

Roti tawar dari gandum utuh mengandung protein yang lebih tinggi, rendah lemak, bebas kolesterol,  serta kaya akan serat, mineral, vitamin, dan antioksidan.

Namun, jangan langsung termakan label pada kemasan roti tawar. Jika tertulis, terbuat dari biji-bijian utuh, sebaiknya lihat lagi bahan yang digunakan dengan lebih cermat.

Ada sebagian roti tawar yang mengklaim terbuat dari biji-bijian utuh, tetapi sebenarnya tetap menggunakan tepung dengan karbohidrat sederhana sebagai bahan utama.

Selain itu, sebagian roti tawar juga mengandung garam untuk meningkatkan rasa dan mengendalikan ragi. Oleh karena itu, Anda harus memperhatikan jumlah roti tawar yang dikonsumsi, karena batas tertinggi asupan garam yang dianjurkan adalah 2.000 mg per hari untuk orang dewasa.

Jika Anda tetap memilih roti tawar putih sebagai menu sarapan, konsumsi dengan bijak dan jangan berlebihan. Pilih roti tawar yang terbuat dari bahan-bahan terbaik. Anda pun bisa berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan jenis roti tawar atau menu sarapan yang baik dikonsumsi dan sesuai kondisi kesehatan Anda.