Lameson adalah obat untuk mengatasi peradangan dan reaksi alergi. Obat ini mengandung bahan aktif methylprednisolone. Lameson tersedia dalam bentuk tablet, suspensi, dan suntik yang hanya dapat digunakan dengan resep dokter.

Lameson termasuk dalam obat kortikosteroid. Obat ini bekerja menghambat produksi senyawa kimia yang memicu terjadinya peradangan di dalam tubuh. Dengan begitu, gejala radang, seperti nyeri dan bengkak, serta reaksi alergi dapat berkurang.

Lameson

Lameson merupakan obat dengan efek imunosupresi yang kuat sehingga dapat mengurangi reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan. Cara kerja tersebut membuat Lameson juga dapat digunakan untuk mengatasi penyakit autoimun.

Produk Lameson

Ada tiga varian produk Lameson yang tersedia di Indonesia, yaitu:

1. Lameson tablet atau kaplet

Tiap tablet atau kaplet Lameson mengandung methylprednisolone yang terbagi dalam tiga varian, yaitu 4 mg, 8 mg, dan 16 mg.

2. Lameson suntik

Tiap vial suntik Lameson mengandung 179 mg methylprednisolone sodium succinate.

3. Lameson sirup

Tiap botol sirup Lameson mengandung 4 mg methylprednisolone.

Apa Itu Lameson

Bahan aktif Methylprednisolone
Golongan Obat resep
Kategori Kortikosteroid
Manfaat Mengatasi peradangan, reaksi alergi, dan penyakit autoimun
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Lameson untuk ibu hamil Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Lameson untuk ibu menyusui Lameson dapat digunakan oleh ibu menyusui. Untuk mengurangi paparan obat pada bayi, tunda menyusui hingga 2–4 jam setelah meminum obat. Obat ini dapat menghambat produksi ASI pada ibu menyusui.
Jika Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dokter.
Bentuk obat Tablet, suspensi, dan suntik

Peringatan sebelum Menggunakan Lameson

Karena tergolong obat resep, Lameson tidak boleh digunakan sembarangan. Penting bagi Anda memperhatikan hal-hal berikut sebelum menggunakan Lameson:

  • Beri tahu dokter riwayat alergi yang Anda miliki. Lameson tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini atau obat golongan kortikosteroid lain.
  • Konsultasikan dengan dokter jika Anda pernah atau sedang menderita diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit liver, penyakit jantung, osteoporosis, katarak, glaukoma, atau penyakit tiroid.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita radang usus, tukak lambung, divertikulitis, gangguan pembekuan darah, myasthenia gravis, pheochromocytoma, depresi, psikosis, atau kejang.
  • Beri tahu dokter mengenai penyakit infeksi yang pernah Anda derita, seperti tuberkulosis, cacingan, infeksi jamur, atau herpes.
  • Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang menggunakan Lameson sebelum menjalani vaksinasi, operasi, atau prosedur medis apa pun.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani terapi dengan Lameson. Obat ini dapat meningkatkan risiko perdarahan di saluran pencernaan.
  • Hindari kontak erat dengan penderita infeksi yang mudah menular, seperti flu, cacar air, atau campak, jika Anda menggunakan Lameson dalam jangka panjang.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang menggunakan Lameson jika direncanakan untuk menjalani tindakan medis apa pun, termasuk operasi gigi.
  • Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Lameson.

Dosis dan Aturan Pakai Lameson

Dosis Lameson yang diberikan dokter bisa berbeda-beda, tergantung pada kondisi yang ingin ditangani, derajat keparahan penyakit, dan respons tubuh pasien terhadap obat. Secara umum, dosis Lameson berdasarkan bentuk sediaan dan kondisi yang ditangani adalah sebagai berikut:

Bentuk suspensi atau tablet

Tujuan: Mengatasi peradangan, penyakit autoimun, dan reaksi alergi

  • Dewasa: Dosis awal 4–48 mg per hari. Pada kondisi parah yang akut, dosis awal dapat langsung ditingkatkan hingga 100 mg per hari.
  • Anak-anak: 0,5–1,7 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 2 kali jadwal konsumsi.

Bentuk suntik

Dokter akan menentukan dosis Lameson suntik berdasarkan kondisi yang sedang diderita pasien. Bagian tubuh yang akan disuntik Lameson tergantung pada tujuan pemberiannya, antara lain:

  • Suntik ke dalam sendi untuk menangani radang sendi, misalnya karena osteoarthritis dan rheumatoid arthritis
  • Suntik ke dalam otot untuk mengatasi peradangan dan asma berat pada anak
  • Suntik ke pembuluh darah atau infus untuk mengatasi peradangan berat, misalnya akibat multiple sclerosis atau reaksi penolakan tubuh setelah transplantasi organ.
  • Suntik langsung ke ruam untuk mengurangi gejala akibat lupus kulit, psoriasis, neurodermatitis, dan granuloma annulare.
  • Suntik ke kulit kepala untuk menangani alopecia areata.

Cara Menggunakan Lameson dengan Benar

Lameson bentuk suntik akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat ini dapat diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah, sendi, otot, atau langsung ke area kulit yang sakit.

Untuk Lameson bentuk tablet dan suspensi, ikuti anjuran dokter dan aturan pakai pada kemasan sebelum mengonsumsinya. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter. Perhatikan pula cara penggunaan yang benar berikut ini:

  • Konsumsilah Lameson tablet bersama makanan atau segera sesudah makan. Telan obat ini secara utuh dengan segelas air putih.
  • Gunakan alat atau sendok takar yang tersedia di kemasan untuk mengonsumsi Lameson suspensi agar dosis yang dikonsumsi tepat.
  • Konsumsilah Lameson tablet pada waktu yang sama setiap harinya. Jika Anda lupa, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Jangan menghentikan pengobatan secara mendadak tanpa seizin dokter jika sudah mengonsumsi Lameson dalam jangka panjang. Dokter akan menurunkan dosis secara bertahap guna mencegah gejala memburuk.
  • Simpan Lameson suspensi atau tablet di tempat yang sejuk. Jangan menyimpan obat ini di tempat yang lembap atau terpapar sinar matahari secara langsung.
  • Lakukan kontrol sesuai jadwal yang diberikan dokter agar kondisi dan respons terapi dapat terpantau. Selama menjalani terapi dengan Lameson, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani tes darah dan pemeriksaan mata secara berkala.

Interaksi Lameson dengan Obat Lain

Mengingat Lameson mengandung methylprednisolone, interaksi antarobat yang dapat terjadi jika obat ini digunakan bersama obat-obatan tertentu adalah:

  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan dengan tacrolimus, cyclophosphamide, ketoconazole, atau cimetidine
  • Peningkatan risiko terjadinya tukak lambung dan perdarahan jika digunakan bersama dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
  • Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan dengan diuretik
  • Penurunan efektivitas dari obat isoniazid dan aspirin
  • Penurunan kadar dan efektivitas methylprednisolone jika digunakan bersama rifampicin, phenobarbital, atau phenytoin
  • Penurunan efektivitas obat antikolinesterase, seperti pyridostigmine, dalam penanganan myasthenia gravis

Untuk mencegah terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Lameson bersama obat lain.

Efek Samping dan Bahaya Lameson

Efek samping yang mungkin muncul akibat penggunaan methylprednisolone dalam Lameson antara lain:

  • Pembengkakan pada tangan atau pergelangan kaki
  • Pusing
  • Menstruasi jadi tidak teratur, lebih banyak atau lebih lama
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot ringan
  • Perut kembung dan terasa tidak nyaman

Periksakan diri Anda ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung mereda atau malah memburuk. Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius di bawah ini:

  • Gampang terengah-engah meski hanya melakukan aktivitas ringan
  • Memar, kulit menipis, luka lambat sembuh
  • Gangguan penglihatan, seperti penglihatan buram, nyeri pada mata atau penyempitan lapang pandang (tunnel vision)
  • Mood swing, depresi berat, pikiran atau perilaku yang tidak wajar
  • BAB berdarah
  • Batuk darah
  • Muntah dengan ampas seperti bubuk kopi
  • Kejang
  • Kadar kalium rendah (hipokalemia), yang bisa ditandai dengan detak jantung tidak teratur, tubuh terasa lemah, atau kram di kaki