Leukositosis atau leukosit tinggi adalah kondisi ketika jumlah sel darah putih melebihi batas normal. Leukositosis dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari peradangan, infeksi, alergi, stres, hingga kanker darah.

Leukosit atau sel darah putih berperan untuk melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit. Saat tubuh sedang melawan infeksi atau penyakit tertentu, kadar leukosit akan meningkat sebagai respons alami. Namun, kadar leukosit yang sangat tinggi dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius.

Leukositosis dapat ditangani dengan beberapa metode pengobatan, tergantung pada penyebabnya. Sebagai contoh, obat antibiotik digunakan untuk mengatasi leukositosis akibat infeksi, serta kemoterapi atau radioterapi untuk menangani leukositosis yang disebabkan oleh kanker darah.

Jumlah Leukosit Normal

Leukositosis terjadi ketika jumlah sel darah putih yang terdapat dalam tubuh lebih tinggi daripada jumlah normalnya. Jumlah normal komponen penyusun darah satu ini bisa berbeda-beda, tergantung pada usia. Berikut ini adalah penjelasannya:

Kelompok Usia Jumlah Normal Sel Darah Putih (sel/µL darah) 
Bayi baru lahir 9.400–34.000
Balita (3-5 tahun) 4.000–12.000
Remaja (12-15 tahun) 3.500–9.000
Dewasa (≥15 tahun) 3.500–10.500

Jumlah leukosit normal tersebut merupakan total gabungan dari berbagai jenis leukosit, yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan monosit.

Penyebab Leukositosis

Secara umum, leukositosis terjadi akibat beberapa faktor berikut:

  • Reaksi obat yang menambah produksi sel darah putih
  • Peningkatan produksi sel darah putih untuk melawan infeksi
  • Kelainan sistem kekebalan tubuh yang meningkatkan produksi sel darah putih
  • Produksi sel darah putih tidak normal karena gangguan di sumsum tulang

Beberapa contoh kondisi atau penyakit yang membuat leukosit tinggi adalah:

Gejala Leukositosis

Gejala leukositosis yang muncul pada penderitanya bisa berbeda-beda, tergantung pada penyebabnya. Namun, leukosit tinggi umumnya ditandai dengan keluhan di bawah ini:

  • Demam
  • Tubuh terasa letih atau lemas
  • Berkeringat pada malam hari
  • Lebih mudah mengalami memar dan perdarahan
  • Berat badan turun drastis tanpa sebab yang pasti
  • Gatal-gatal dan muncul ruam di kulit
  • Sesak napas

Kapan harus ke dokter

Jika Anda mengalami gejala di atas, sebaiknya konsultasikan dengan dokter secara online terlebih dahulu. Tujuannya adalah agar mendapatkan penilaian awal dan saran tindakan yang sesuai. Dokter dapat membantu menentukan apakah Anda perlu menjalani pemeriksaan laboratorium atau penanganan lebih lanjut di rumah sakit.

Pada kondisi tertentu, seperti leukemia, infeksi berat, penolakan organ tubuh hasil transplantasi, sepsis, atau tumor, jumlah leukosit dapat meningkat hingga lebih dari 100.000 sel per mikroliter. Kondisi ini disebut dengan leukostasis atau sindrom hiperviskositas, yang dapat membuat aliran darah menjadi terganggu.

Sindrom hiperviskositas memang jarang terjadi, tetapi tergolong kondisi gawat darurat sehingga harus segera mendapatkan penanganan medis. Segera ke IGD bila Anda memiliki kondisi di atas dan mengalami gejala leukostasis berikut ini:

  • Gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur atau penglihatan buram
  • Perdarahan di mulut, lambung, dan usus
  • Gejala stroke, seperti satu sisi tubuh melemah, bicara pelo, atau linglung
  • Sesak napas atau napas terasa berat dan cepat
  • Sakit kepala berat atau penurunan kesadaran

Diagnosis Leukositosis

Untuk mendiagnosis leukositosis, dokter akan menanyakan kepada pasien seputar gejala yang dialami, riwayat kesehatan, jenis obat-obatan yang digunakan, dan apakah memiliki alergi atau tidak. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa adanya kelainan pada tubuh pasien.

Dokter juga akan melakukan hitung darah lengkap untuk mengetahui jumlah dan jenis sel darah putihnya pasien. Sampel darah juga akan diperiksa melalui apusan darah (peripheral blood smear), untuk mengetahui jenis sel darah putih yang dominan.

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang lain jika penyebab leukositosis pada pasien masih belum jelas. Pemeriksaan penunjang yang dapat dijalani oleh pasien antara lain:

  • Pemeriksaan dahak atau foto Rontgen dada, untuk melihat apakah terjadi infeksi yang menyebabkan jumlah sel darah putih tinggi
  • Aspirasi sumsum tulang, untuk memeriksa kelainan pada sumsum tulang, seperti pada pasien leukemia
  • Pemeriksaan genetik, untuk menentukan apakah leukositosis disebabkan oleh perubahan genetik

Pengobatan Leukositosis

Pengobatan untuk menurunkan jumlah sel darah putih tergantung pada penyebabnya. Beberapa metode pengobatan untuk leukositosis adalah pemberian obat, terapi, maupun operasi seperti yang dijelaskan di bawah ini:

  • Obat antibiotik, jika leukositosis disebabkan oleh infeksi bakteri
  • Obat antihistamin, bila leukositosis disebabkan oleh reaksi alergi
  • Penghentian atau penggantian obat, apabila leukositosis disebabkan oleh efek samping obat
  • Obat antiradang (antiinflamasi), jika leukositosis disebabkan oleh peradangan
  • Kemoterapi, radioterapi, dan transplantasi sumsum tulang, bila leukositosis disebabkan oleh leukemia

Komplikasi Leukositosis

Komplikasi dari leukositosis adalah leukostasis atau sindrom hiperviskositas darah. Leukostasis terjadi ketika jumlah sel darah putih lebih dari 100.000 sel/µL darah. Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan aliran darah, bahkan stroke.

Pada pasien yang mengalami sindrom hiperviskositas darah, dokter akan melakukan leukapheresis untuk mengurangi jumlah sel darah putih. Prosedur ini dilakukan dengan alat khusus yang dapat memisahkan sel darah putih dengan sel-sel darah lain, untuk kemudian dibuang dari tubuh.

Pencegahan Leukositosis

Pencegahan leukositosis dengan menghindari faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini antara lain:

  • Menghindari hal-hal yang memicu terjadinya alergi
  • Berhenti merokok
  • Menerapkan pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah infeksi
  • Tidak menggunakan obat sembarangan, khususnya obat untuk peradangan, dan selalu mengikuti anjuran dokter