Melocid adalah obat untuk meringankan nyeri dan peradangan. Obat ini digunakan untuk mengatasi berbagai jenis radang sendi, seperti osteoarthritis, arthritis rheumatoid, dan juvenile rheumatoid arthritis. Melocid tersedia dalam bentuk tablet dan hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
Nyeri dan peradangan pada sendi dapat terjadi akibat meningkatnya produksi prostaglandin, yaitu zat kimia dalam tubuh yang memicu peradangan. Meloxicam yang terkandung dalam Melocid bekerja dengan menghambat enzim pembentuk prostaglandin, sehingga keluhan nyeri, bengkak, dan kaku pada sendi bisa berkurang.
Apa Itu Melocid
Bahan aktif | Meloxicam 7,5 mg |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) |
Manfaat | Mengatasi gejala osteoarthritis dan rheumatoid arthritis |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak usia ≥2 tahun |
Melocid untuk ibu hamil | Usia kehamilan <20 minggu: |
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. | |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Usia kehamilan >20 minggu: | |
Kategori D:Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. | |
Melocid untuk ibu menyusui | Belum ada informasi keamanan kandungan meloxicam dalam obat ini untuk ibu menyusui. Konsultasi ke dokter untuk penggunaan alternatif obat pereda nyeri lain untuk arthritis, misalnya paracetamol, ibuprofen, atau piroxicam. |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan sebelum Menggunakan Melocid
Melocid merupakan obat resep sehingga penggunaannya harus berdasarkan anjuran dokter. Sebelum mengonsumsi Melocid, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Melocid tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap meloxicam, obat antinyeri, atau obat golongan OAINS lain.
- Sampaikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita gangguan ginjal berat, gangguan perdarahan, gagal jantung berat, fenilketonuria, atau penyakit ginjal dan hati yang berat. Meloxicam dalam Melocid tidak boleh digunakan pada orang dengan kondisi tersebut.
- Jangan memberikan Melocid kepada anak usia di bawah 2 tahun atau lansia.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda berencana atau baru saja menjalani operasi bypass jantung dan tindakan operasi gigi.
- Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang memiliki tukak lambung, kolitis ulseratif, diabetes, penyakit Crohn, hipertensi, kelebihan kalium (hiperkalemia), asma, penyakit jantung iskemik, gangguan pembekuan darah (koagulopati), atau gangguan kesuburan.
- Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan Melocid jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi terjadinya interaksi antarobat.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Melocid.
Dosis dan Aturan Pakai Melocid
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan Melocid berdasarkan kondisi dan usia pasien:
Kondisi: Osteoarthritis
- Dewasa: Dosis awal 7,5 mg, 1 kali sehari. Dosis bisa ditingkatkan sesuai kebutuhan, tetapi tidak lebih dari 15 mg sehari.
- Lansia: 7,5 mg, 1 kali sehari.
Kondisi: Rheumatoid arthritis
- Dewasa: Dosis awal 15 mg 1 kali sehari, kemudian dapat dikurangi menjadi 7,5 mg 1 kali sehari.
Cara Menggunakan Melocid dengan Benar
Ikutilah anjuran dokter dan baca aturan pakai yang tertera pada kemasan sebelum mengonsumsi Melocid. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Perhatikan cara menggunakan Melocid di bawah ini agar hasil pengobatan maksimal:
- Konsumsilah Melocid bersama dengan makanan atau segera setelah makan. Telan tablet Melocid dengan air putih.
- Hentikan konsumsi Melocid jika keluhan sudah membaik. Jika keluhan belum membaik setelah 10 hari mengonsumsi Melocid, konsultasikan kondisi Anda ke dokter.
- Jangan mengonsumsi Melocid dalam jangka panjang tanpa arahan dari dokter karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
- Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter agar kondisi dan respons terapi dapat terpantau. Selama menggunakan Melocid, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan berkala, seperti tes fungsi ginjal dan tes fungsi hati.
- Simpan Melocid di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Melocid dengan Obat Lain
Penggunaan Melocid bersama obat tertentu dapat menimbulkan interaksi antar obat, yaitu:
- Peningkatan risiko terjadinya tukak atau perdarahan pada saluran cerna bila digunakan bersama obat OAINS lain, aspirin, atau kortikosteroid
- Peningkatan efek samping obat digoxin
- Peningkatan risiko lebam dan perdarahan bila dikonsumsi bersama antidepresan SSRI, misalnya sertraline atau fluoxetine
- Peningkatan risiko perdarahan bila dikonsumsi bersama antikoagulan, contohnya warfarin dan heparin
- Penurunan efektivitas Melocid bila dikonsumsi bersama cholestyramine
- Penurunan efektivitas obat diuretik misalnya furosemide, beta-blocker seperti metoprolol atau propranolol, ACE inhibitor pada lisinopril, dan kontrasepsi IUD
Untuk mencegah terjadinya efek interaksi obat, diskusikan dengan dokter jika Anda berencana menggunakan Melocid bersama obat, suplemen, makanan, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Melocid
Beberapa efek samping yang dapat timbul setelah menggunakan obat yang mengandung meloxicam, seperti Melocid adalah:
- Nyeri lambung atau gangguan pencernaan, seperti mual, mulas, atau diare
- Pusing atau sakit kepala
- Pembengkakan pada tangan atau kaki
- Ruam atau gatal pada kulit
Periksakan diri ke dokter atau konsultasikan dengan dokter melalui chat di aplikasi Alodokter jika muncul keluhan di atas, sehingga Anda mendapatkan penanganan awal. Namun, segera temui dokter atau ke IGD rumah sakit terdekat bila muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Reaksi alergi hebat, seperti keringat dingin, bengkak di wajah, mata, bibir, lidah, atau tenggorokan, dan sesak napas
- Ruam dengan kulit mengelupas, lepuhan di mulut atau mata, yang disertai demam
- Tinja atau muntah disertai darah atau berwarna gelap
- Kejang
- Gejala anemia, seperti kulit pucat, pusing, sangat lelah, serta tangan dan kaki dingin
- Gejala serangan jantung atau stroke, meliputi nyeri dada, sakit kepala mendadak, gangguan penglihatan, dan lemah atau mati rasa pada satu sisi tubuh maupun wajah
- Tanda gangguan fungsi ginjal, antara lain kulit dan mata menguning, nyeri perut, urine berwarna gelap, dan kaki bengkak
- Penurunan jumlah urine atau tidak bisa berkemih sama sekali