Paxlovid adalah obat antivirus baru yang tengah diteliti potensinya untuk pengobatan COVID-19. Sejauh ini, penelitian menunjukkan bahwa Paxlovid cukup efektif dalam mengurangi risiko kematian dan rawat inap pada pasien COVID-19.

Paxlovid adalah merek dagang dari kombinasi antivirus PF-07321332 dan ritonavir yang dikembangkan oleh Pfizer sebagai obat penyakit COVID-19.

Mengenal Paxlovid, Obat Antivirus Baru untuk COVID-19 - Alodokter

Obat antivirus ini telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia untuk penggunaan darurat karena efektivitasnya dinilai baik dalam melawan virus Corona.

Cara Kerja Paxlovid untuk COVID-19

Paxlovid merupakan obat oral yang diberikan kepada pasien COVID-19 dengan tujuan untuk mengurangi tingkat keparahan penyakit, rawat inap, hingga mengurangi risiko kematian.

Paxlovid mengandung antivirus baru, yaitu PF-07321332, yang bekerja dengan cara memblokir aktivitas enzim SARS-CoV-2-3CL. Dengan demikian, replikasi atau perkembangbiakan virus Corona dapat dicegah.

Obat antivirus ini dapat dikombinasikan dengan ritonavir dosis rendah agar antivirus tetap aktif dalam jangka panjang, sehingga efektif melawan virus Corona dalam tubuh.

Berkat efektivitas Paxlovid dalam melawan virus Corona, obat ini berpotensi menjadi antivirus oral kedua yang digunakan dalam pengobatan COVID-19. Sebelumnya, molnupiravir lebih dulu menunjukkan hasil yang baik dalam mengendalikan jumlah virus Corona.

Hasil Uji Klinis Obat Paxlovid untuk COVID-19

Untuk memastikan keamanan dan efektivitas obat, perlu dilakukan uji klinis terlebih dahulu sebelum didistribusikan kepada masyarakat luas. Ada empat fase uji klinis yang harus dilalui sebelum akhirnya suatu obat disetujui oleh otoritas keamanan yang berwenang.

Selama uji klinis, Paxlovid diberikan secara oral setiap 12 jam sekali selama 5 hari kepada penderita COVID-19 dengan gejala ringan hingga sedang dan memiliki setidaknya satu kondisi medis yang bisa memperparah infeksi COVID-19 (komorbid).  Pemberian obat antivirus Paxlovid ini dilakukan sejak gejala COVID-19 timbul.

Hasil uji klinis fase II/III menunjukkan bahwa Paxlovid bermanfaat dalam menurunkan risiko rawat inap atau kematian pada pasien COVID-19 hingga 89%. Sementara itu, uji klinis sejauh ini juga menunjukkan bahwa obat ini dapat mengurangi risiko kematian terkait COVID-19. Manfaat obat ini terlihat lebih efektif saat dikombinasikan dengan pemberian vaksin COVID-19 dosis lengkap.

Penelitian terbaru juga mengungkap bahwa Paxlovid dinilai efektif untuk digunakan oleh pasien COVID-19 berusia lanjut, pasien COVID-19 dengan imunitas tubuh yang lemah (imunosupresi), penyakit saraf, dan penyakit kardiovaskular.

Karena dinilai bermanfaat untuk mengobati COVID-19, Paxlovid mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergengy Use Authorization/EUA) di Amerika Serikat.

Namun, manfaat Paxlovid sebagai obat COVID-19 pada orang yang telah mendapatkan vaksin COVID-19 dosis lengkap dan pada penyintas COVID-19 masih belum diteliti. Oleh karena itu, secara umum, masih dibutuhkan riset lebih lanjut untuk memastikan efektivitas dan keamanan obat ini untuk mengatasi COVID-19.

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Obat Paxlovid

Paxlovid hanya boleh dikonsumsi oleh pasien terkonfirmasi positif COVID-19 berusia minimal 12 tahun dengan berat badan minimal 40 kg. Sama seperti obat-obatan lainnya, Paxlovid pun memiliki beberapa efek samping.

Berikut ini adalah efek samping yang mungkin terjadi ketika Anda mengonsumsi Paxlovid:

  • Gangguan indra perasa
  • Diare
  • Peningkatan tekanan darah
  • Nyeri otot
  • Gangguan fungsi hati

Selain itu, Paxlovid juga berpotensi meningkatkan risiko terjadinya resistensi obat antivirus pada pasien HIV.

Jika Anda tengah menderita penyakit tertentu atau sedang mengonsumsi obat lain, sebaiknya konsultasikan ke dokter sebelum mengonsumsi obat Paxlovid untuk mencegah efek interaksi obat. Paxlovid juga tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh penderita penyakit ginjal dan penyakit hati, serta wanita yang sedang atau berencana untuk hamil maupun menyusui.

Hingga saat ini, penelitian terus dilakukan untuk menguji efektivitas dan keamanan Paxlovid, terutama pada kelompok tertentu, termasuk ibu hamil, anak-anak, dan bayi.

Meski pengembangan Paxlovid sangat menjanjikan dalam pengobatan COVID-19, Anda tetap dianjurkan untuk melakukan langkah-langkah pencegahan terhadap COVID-19.

Selalu patuhi protokol kesehatan dengan mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan melengkapi dosis vaksin COVID-19 bila sudah mendapatkan jadwal vaksinasi.

Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar Paxlovid dan pengobatan COVID-19 lainnya, konsultasikan langsung dengan dokter untuk mendapatkan jawaban yang tepat. Untuk konsultasi yang lebih mudah, Anda bisa memanfaatkan chat bersama dokter melalui aplikasi ALODOKTER.