Penyebab mata merah bisa beragam dan umumnya tidak berbahaya. Meski begitu, penting untuk mengetahui penyebab mata merah agar dapat ditangani dengan tepat dan mencegah terjadinya komplikasi.

Mata merah adalah kondisi ketika pembuluh darah di permukaan mata melebar atau meradang, sehingga bagian putih mata (sklera) tampak kemerahan. Kondisi ini bisa terjadi pada salah satu atau kedua mata, dengan atau tanpa rasa nyeri, dan disertai gangguan penglihatan.

7 Penyebab Mata Merah dan Cara Mencegahnya - Alodokter

Penyebab mata merah bisa karena mata lelah, mata kering, iritasi, sampai kelainan posisi kelopak mata.

Beragam Penyebab Mata Merah

Mata merah dikelompokkan menjadi dua jenis. Bila hanya salah satu bola mata yang tampak berwarna merah, kondisi ini disebut sebagai mata merah unilateral. Sementara itu, mata merah yang terjadi pada kedua mata disebut sebagai mata merah bilateral.

Mata merah pada salah satu atau kedua mata bisa disebabkan oleh beragam hal, antara lain:

1. Mata lelah

Salah satu penyebab mata merah yang paling umum terjadi adalah mata lelah. Kondisi ini biasanya dipicu oleh beberapa kebiasaan, seperti begadang dan bermain handphone terlalu lama. Kebiasaan tersebut membuat mata terbuka dalam jangka waktu lama, sehingga kornea (selaput bening mata) tidak dapat terlumasi dengan baik. Akibatnya, mata menjadi kering dan kemerahan.

2. Mata kering

Mata merah juga dapat menjadi tanda dari mata kering, yaitu kondisi ketika air mata tidak dapat melumasi mata dengan baik. Hal ini bisa disebabkan oleh penurunan produksi air mata, misalnya akibat penuaan, sindrom Sjogren, konsumsi obat tekanan darah tinggi, dan sensitivitas saraf kornea.

Selain itu, mata kering juga dapat terjadi karena peningkatan penguapan air mata, yang biasanya diakibatkan oleh disfungsi kelenjar meibom, jarang berkedip, paparan angin, asap, dan udara kering.

Selain menyebabkan kemerahan, kondisi mata kering juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, perih, dan rasa terbakar pada mata.

3. Iritasi

Debu, kotoran, pasir, atau serpihan benda berbahaya dapat masuk ke mata akibat tiupan angin, ledakan, atau kecelakaan. Hal ini menyebabkan iritasi yang dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti mata merah, nyeri, dan mata berair

Pada kondisi yang lebih serius, misalnya jika benda asing menempel atau menancap pada permukaan bola mata, dapat terjadi kerusakan pada kornea yang bisa mengganggu penglihatan.

4. Infeksi

Infeksi mata dapat disebabkan oleh bakteri maupun virus dan mengenai salah satu ataupun kedua mata. 

Jenis bakteri yang menjadi penyebab mata merah adalah Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumonia, dan Pseudomonas aeruginosa. Sementara virus Corona, adenovirus, dan virus herpes simpleks adalah jenis virus penyebab mata merah yang umum.

Mata yang terinfeksi virus akan mengeluarkan cairan yang encer dan bening. Hal ini berbeda dengan mata yang terinfeksi bakteri yang akan mengeluarkan cairan berwarna kuning atau hijau dan bertekstur kental. 

Penyebab mata merah berupa infeksi umumnya tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 1–2 minggu. Meski demikian, infeksi sangat mudah menular.

Salah satu contoh infeksi mata adalah konjungtivitis, yaitu infeksi yang terjadi pada bagian dalam kelopak mata dan bagian putih mata (konjungtiva).

5. Alergi

Pada orang yang memiliki alergi terhadap debu, asap, atau serbuk sari, paparan terhadap zat pemicu alergi tersebut dapat menimbulkan peradangan pada selaput yang melapisi permukaan bola mata (konjungtiva). 

Gejala yang muncul adalah mata merah, berair, gatal, dan kelopak mata bengkak yang dapat terjadi pada kedua mata. Cara utama untuk meredakan dan mencegah penyebab mata merah ini adalah dengan menghindari paparan zat pemicunya.

6. Perdarahan subkonjungtiva

Konjungtiva terdiri dari banyak pembuluh darah berukuran kecil. Pembuluh darah tersebut dapat pecah dan menyebabkan darah berkumpul di bawah lapisan tersebut.

Penyebab mata merah ini disebut sebagai perdarahan subkonjungtiva dan biasanya terjadi pada penderita hipertensi, penderita diabetes, orang yang sering batuk, atau orang yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah

Perdarahan subkonjungtiva mungkin terlihat serius karena mata terlihat sangat merah. Namun, kondisi ini sebenarnya tidak berbahaya dan akan sembuh dengan sendirinya dalam 2–3 minggu.

7. Malposisi kelopak mata

Kelainan posisi kelopak mata dapat menjadi penyebab mata merah. Pada kasus yang disebut entropion ini, kelopak mata terlipat ke arah dalam sehingga bulu mata tumbuh ke arah bola mata dan menggores kornea. Kondisi ini dapat menimbulkan radang atau luka pada kornea. 

Sebaliknya, pada kasus yang disebut ektropion, kelopak mata terlipat ke arah luar, sehingga air mata tidak dapat membasahi permukaan bola mata secara sempurna dan akhirnya mata menjadi kering. Hal ini menimbulkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata merah.

Cara Mengatasi Mata Merah

Kondisi mata merah umumnya dapat diatasi dengan beberapa langkah mudah, seperti:

  • Lakukan kompres dingin pada mata sebanyak 1–2 kali sehari.
  • Konsumsi obat, seperti antihistamin dan dekongestan, untuk mengurangi kemerahan pada mata. Selain itu, Anda juga bisa mengonsumsi ibuprofen dan paracetamol untuk mengurangi rasa tidak nyaman di mata.
  • Gunakan obat tetes mata untuk membantu melumasi mata dan mengurangi iritasi.
  • Hindari paparan asap, serbuk sari, dan uap kimia selama proses pemulihan.
  • Hindari kebiasaan menyentuh area mata, terlebih jika Anda belum mencuci tangan.
  • Jangan menggunakan riasan atau lensa kontak sampai gejala mata merah hilang sepenuhnya.
  • Batasi waktu menatap layar komputer, handphone, dan TV. 

Penyebab mata merah bermacam-macam, mulai dari yang ringan hingga berat. Namun, pada banyak kasus, kondisi ini bisa ditangani dengan mudah di rumah. 

Jika mata merah tidak sembuh setelah lebih dari 1 minggu atau disertai dengan nyeri yang sangat mengganggu, gangguan penglihatan, keluarnya cairan berwarna kuning atau hijau, atau hingga membuat Anda kesulitan membuka mata, segeralah memeriksakan diri ke dokter atau konsultasikan secara online melalui layanan Chat Bersama Dokter. Hal ini akan membantu Anda memastikan penyebab dan mendapatkan saran penanganan yang sesuai.

 

Ditulis oleh:

dr. Irene Cindy Sunur