Miom sulit terdeteksi karena sering tidak menimbulkan gejala. Selain itu, gejala miom dan kista rahim juga bisa mirip. Oleh sebab itu, dokter akan menjalankan serangkaian pemeriksaan guna memastikan diagnosis, antara lain:
- Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan diagnosis dan menentukan letak serta ukuran miom. Ada dua jenis USG yang bisa digunakan untuk mendiagnosis miom, yaitu USG perut dan USG transvaginal. - Magnetic resonance imaging (MRI)
Hasil pemindaian dengan MRI dapat menunjukkan ukuran dan letak miom dengan lebih jelas. Melalui pemindaian, dokter juga bisa mengindentifikasi jenis miom dan membantu menentukan metode pengobatan yang tepat. - Computed tomography (CT) panggul
Seperti MRI, CT scan dapat mendeteksi ukuran dan lokasi miom. Bila diperlukan, dokter juga akan memberikan suntik cairan kontras untuk memperjelas pemindaian. - Histeroskopi
Histeroskopi berfungsi untuk memeriksa miom yang menonjol ke rongga rahim. Pemeriksaan ini menggunakan alat berbentuk selang lentur yang dilengkapi kamera. Alat tersebut dimasukkan ke rahim melalui vagina. - Laparoskopi
Pada laparoskopi, dokter akan membuat sayatan kecil di perut menggunakan alat berbentuk selang tipis bernama laparoskop. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi miom yang tumbuh di luar rahim. - Biopsi
Saat melakukan prosedur histeroskopi atau laparoskopi, dokter juga dapat mengambil sampel jaringan miom untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium. Melalui pemeriksaan ini, dokter bisa menentukan apakah miom bersifat jinak atau ganas.