Neonatus adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bayi yang baru lahir hingga usia 28 hari. Masa ini sangat penting karena berbagai perubahan besar terjadi di tubuh bayi agar dapat beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim. Perhatian ekstra selama periode neonatus diperlukan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan bayi, terutama pada hari-hari pertama kehidupannya.

28 hari pertama pascakelahiran menjadi waktu penyesuaian bagi bayi yang baru keluar dari kandungan. Dalam medis, bayi yang berusia 28 hari disebut dengan neonatus. Organ tubuh bayi, seperti paru-paru dan jantung, sedang beradaptasi dengan lingkungan luar setelah sebelumnya terlindungi dalam rahim ibu.

Neonatus, Masa Penting Perkembangan Bayi - Alodokter

Karena banyak perubahan terjadi pada masa ini, bayi neonatus harus diperhatikan secara khusus untuk mengenali gejala dan mencegah komplikasi yang bisa mengancam kesehatan atau keselamatan bayi.

Ciri-Ciri Bayi Neonatus yang Sehat

Mengetahui tanda neonatus sehat sangat penting agar Bunda dapat memastikan bayi berkembang dengan baik dan segera mendeteksi jika ada masalah. 

Soalnya, beberapa masalah kesehatan, seperti infeksi, bayi kuning, serta gangguan pernapasan sering kali muncul di masa neonatus. Oleh karena itu, pengetahuan tentang kebutuhan dan perawatan neonatus menjadi sangat penting bagi keluarga dan orang tua.

Nah, berikut ini adalah beberapa ciri utama bayi neonatus yang sehat:

1. Nilai Apgar baik

Setiap bayi yang baru lahir akan dinilai menggunakan skor Apgar oleh dokter atau tenaga kesehatan. Skor ini diberikan 1 menit dan 5 menit setelah lahir, untuk menilai kondisi bayi berdasarkan lima aspek, yaitu warna kulit, detak jantung, refleks, tonus otot, dan pernapasan.

Skor Apgar yang baik umumnya berada di angka 7–10 dan menandakan neonatus dalam kondisi sehat. Jika skor rendah, bayi perlu pengawasan atau penanganan lebih lanjut.

2. Lahir cukup bulan

Bayi yang lahir cukup bulan biasanya memiliki daya tahan tubuh dan kemampuan beradaptasi yang lebih baik. Bayi disebut cukup bulan jika lahir pada usia kehamilan 37–42 minggu. Jika lahir sebelum usia 37 minggu, bayi tergolong prematur. 

Kelahiran prematur bisa saja membuat bayi lebih rentan terhadap masalah, seperti gangguan pernapasan, infeksi, dan kesulitan mengatur suhu tubuh. Namun, tidak semua bayi prematur pasti mengalami masalah ini karena tentu ada bayi prematur yang lahir dalam kondisi sehat. 

Meski demikian, semua neonatus prematur perlu dipantau ketat oleh dokter selama beberapa hari pertama.

3. Berat lahir normal

Bayi neonatus bisa dikatakan sehat jika berat badannya ideal saat lahir, atau berada di kisaran 2.500–4.000 gram. Berat badan lahir yang cukup biasanya jadi tanda kalau selama di kandungan, Si Kecil sudah mendapatkan asupan nutrisi yang baik dan tumbuh dengan normal.

4. Napas teratur dan tanpa kesulitan

Neonatus yang sehat biasanya bernapas secara teratur sekitar 30–60 kali per menit. Kalau sedang tidur, napasnya memang bisa sedikit lebih lambat, tapi normalnya tidak disertai tarikan dada yang kuat, suara ngorok, atau jeda napas yang terlalu lama. 

Namun, bila Bunda melihat napas Si Kecil terlihat seperti sesak, tersengal, atau ada bunyi mengi saat ia tertidur, sebaiknya waspada ya karena ini mungkin menandakan infeksi atau masalah pernapasan.

5. Kulit tampak kemerahan dan hangat

Setelah lahir, biasanya kulit bayi neonatus akan tampak kemerahan atau sedikit keunguan tetapi perlahan berubah menjadi merah muda yang merata. Hal tersebut sangat normal, Bun. Begitu juga dengan kulit bayi yang terasa hangat karena menandakan suhu tubuh Si Kecil terjaga dengan baik. 

Sementar itu, kulit bayi neonatus yang terlihat pucat, kebiruan, atau sangat kuning bisa saja menandakan penyakit tertentu lho. Oleh karena itu, bila bayi neonatus mengalami kondisi tersebut, sebaiknya segera periksakan ke dokter ya.

6. Refleks neonatus normal

Tahukah Bunda, neonatus yang sehat juga bisa dilihat dari beberapa refleks lho, misalnya refleks menghisap, menggenggam, reflek terkejut (refleks Moro), dan refleks Babinski. Refleks-refleks tersebut menunjukkan bahwa sistem saraf dan otot bayi bekerja dengan baik.

7. Aktif dan responsif

Bayi yang sehat biasanya tampak aktif, sering bergerak, dan akan menangis ketika ia lapar atau merasa tidak nyaman. Hal lain yang menandakan bayi sehat adalah ia tidak akan lemas, demam tinggi, kejang, atau muntah berulang. Selain itu, bayi tidak tampak mengantuk terus-menerus atau sulit dibangunkan.

Neonatus yang sehat juga biasanya akan langsung merespons saat disentuh atau mendengar suara. Selain itu, refleks-refleks bayi baru lahir, seperti menggenggam jari, mengisap, atau mengedipkan mata juga jadi tanda kalau saraf dan ototnya bekerja dengan baik.

8. Memiliki nafsu makan baik atau lancar menyusu

Neonatus yang sehat biasanya memiliki nafsu makan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari caranya mengisap puting ibu atau botol dot dengan kuat. Saat menyusu, Si Kecil juga tidak mudah tersedak atau muntah-muntah setelahnya. Jika proses menyusu berlangsung lancar, biasanya bayi akan terlihat tenang, merasa kenyang, dan bisa tidur dengan nyaman setelahnya.

Selain itu, sebagai tanda tubuhnya mendapatkan cukup cairan dan asupan, neonatus sehat biasanya buang air kecil minimal 6 kali dalam sehari dengan warna urine yang jernih atau agak kuning muda.

Perawatan yang Dibutuhkan pada Masa Neonatus

Merawat bayi neonatus memang membutuhkan perhatian ekstra. Di fase ini, tubuh Si Kecil masih sangat rentan dan butuh adaptasi dengan lingkungan baru di luar rahim. Oleh karena itu, langkah perawatan yang Bunda lakukan sangat berpengaruh pada kesehatan dan tumbuh kembangnya ke depan. 

Nah, untuk meningkatkan kesehatan Si Kecil pada 28 hari pertama setelah kelahiran dan seterusnya, ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan dalam merawat neonatus, yaitu:

  • Berikan bayi pakaian yang hangat serta pastikan Bunda mengatur ruangan dengan suhu sekitar 20–22°C.
  • Berikan ASI sesegera mungkin setelah bayi lahir untuk membantu tumbuh kembang serta melindungi bayi dari infeksi.
  • Jemur bayi di pagi hari, pada jam 7–9 pagi selama 10–15 menit, tanpa perlu pakai sunblock. Cara ini bisa membantu mencukupi asupan vitamin D dan mengatasi bayi kuning.
  • Waspadai tanda bahaya pada neonatus, seperti demam, lemas, sulit menyusu, napas cepat atau tersengal, kulit membiru, atau kuning pekat. 
  • Pastikan bayi mendapatkan imunisasi sesuai jadwal sebagai perlindungan awal terhadap berbagai penyakit berbahaya.

Neonatus adalah masa yang sangat singkat, tetapi peran orang tua di periode ini juga tak kalah besar untuk memastikan Si Kecil tumbuh sehat dan bahagia. Oleh karena itu, kerap berikan pelukan hangat, sentuhan penuh cinta, serta perawatan terbaik untuk buah hati. 

Hanya saja, bila neonatus mengalami penyakit tertentu, seperti infeksi berat, gangguan pernapasan, kelainan bawaan, atau mengalami kondisi yang membuatnya tampak lemas, sulit bernapas, atau tidak bisa menyusu dengan baik, dokter mungkin akan menyarankan observasi dan perawatan lebih lanjut di rumah sakit. 

Penanganan medis ini bertujuan untuk memastikan bayi mendapatkan pengawasan dan terapi yang sesuai dengan kebutuhannya.

Untuk kasus yang berat atau kritis, misalnya bayi dengan kegagalan organ, prematur ekstrem, atau membutuhkan alat bantu napas khusus, neonatus biasanya perlu dirawat di ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Di NICU, bayi akan diawasi secara intensif oleh tim medis yang berpengalaman hingga kondisinya membaik dan stabil.

Apabila Bunda masih memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang neonatus serta perawatan yang perlu dilakukan pada Si Kecil di usia ini, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan dokter ya guna mendapatkan saran yang cepat dan tepat.