Orinox adalah obat untuk mengurangi nyeri berkepanjangan pada sendi, ligamen, otot, tendon, atau tulang. Obat yang mengandung etoricoxib ini biasanya digunakan dalam pengobatan radang sendi, seperti osteoarthritis. Selain itu, Orinox juga ampuh meredakan nyeri lain, misalnya sakit gigi.
Kandungan etoricoxib dalam Orinox bekerja menghambat enzim cyclooxygenase-2 (COX-2). Enzim COX-2 berfungsi menghasilkan prostaglandin ketika ada cedera atau kerusakan pada jaringan tubuh. Prostaglandin inilah yang kemudian memicu timbulnya peradangan.
Ketika enzim COX-2 dihambat, kadar prostaglandin akan berkurang. Alhasil, gejala radang, seperti nyeri, kaku, dan bengkak juga bisa mereda. Orinox dapat ditemukan dalam sediaan tablet 60 mg, 90 mg, dan 120 mg.
Apa Itu Orinox
Bahan aktif | Etoricoxib |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) jenis COX-2 inhibitor |
Manfaat | Mengatasi nyeri muskuloskeletal (nyeri pada sendi, ligamen, otot, tendon, atau tulang) yang bersifat kronis atau berkepanjangan. |
Mengurangi gejala radang sendi pada penderita osteoarthritis | |
Meredakan nyeri akut, termasuk nyeri setelah cabut gigi | |
Dikonsumsi oleh | Dewasa usia ≥18 tahun |
Orinox untuk ibu hamil | Usia kehamilan ≤20 minggu |
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping etoricoxib terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. | |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Usia kehamilan >20 minggu | |
Kategori D: Ada bukti bahwa etoricoxib berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. | |
Orinox untuk ibu menyusui | Orinox tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui. |
Bentuk obat | Tablet salut selaput |
Peringatan sebelum Mengonsumsi Orinox
Hal penting yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan Orinox sebagai obat pereda nyeri meliputi:
- Informasikan kepada dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Orinox tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap etoricoxib atau obat lain yang tergolong OAINS.
- Hindari penggunaan Orinox jika Anda pernah mengalami serangan asma atau reaksi alergi berat setelah menggunakan aspirin atau obat lain dari kelompok OAINS, seperti ibuprofen atau diclofenac.
- Jangan mengonsumsi Orinox jika Anda baru saja atau akan menjalani operasi bypass jantung.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami tukak lambung, ulkus duodenum, perdarahan saluran cerna, atau radang usus, seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
- Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita lupus, penyakit ginjal, hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, penyakit liver, stroke, penyakit arteri perifer, pembengkakan, atau penyakit infeksi.
- Beri tahu juga jika Anda memiliki penyakit jantung atau baru saja mengalami serangan jantung.
- Berkonsultasilah ke dokter sebelum menggunakan Orinox jika Anda sedang hamil, mungkin sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Jangan mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan jika Anda mengalami pusing, vertigo, atau kantuk setelah minum Orinox. Pastikan kondisi Anda benar-benar prima sebelum melakukan kegiatan tersebut.
- Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang menggunakan Orinox jika direncanakan untuk menjalani tindakan operasi.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah minum Orinox.
Dosis dan Aturan Pakai Orinox
Dosis Orinox yang diberikan dokter tergantung pada kondisi yang ditangani. Secara umum, berikut adalah rincian dosis Orinox:
Kondisi: Nyeri muskuloskeletal, radang sendi
- Dewasa: 60 mg, 1 kali sehari.
Kondisi: Nyeri akut, misalnya nyeri pascaoperasi gigi
- Dewasa: 90 mg atau 120 mg, 1 kali sehari, selama maksimal 3 hari.
Kondisi: Penyakit asam urat
- Dewasa: 120 mg, 1 kali sehari, selama maksimal 8 hari.
Cara Menggunakan Orinox dengan Benar
Orinox dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Gunakan Orinox sesuai anjuran dokter dan petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan obat. Jangan mengurangi atau menambah dosis yang dikonsumsi tanpa sepengetahuan dokter.
Berikut adalah panduan penggunaan Orinox yang benar:
- Orinox bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
- Telan tablet Orinox secara utuh dengan bantuan segelas air putih. Jangan membelah, mengunyah, atau menggerus tablet Orinox.
- Jika Anda lupa mengonsumsi Orinox, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila sudah dekat dengan jadwal dosis berikutnya, abaikan dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Bila memungkinkan, periksalah tekanan darah Anda secara mandiri setiap hari dengan menggunakan tensimeter. Laporkan kepada dokter jika tekanan darah terlalu tinggi. Obat berisi etoricoxib, termasuk Orinox, dapat meningkatkan tekanan darah dan memperburuk hipertensi.
- Jika diminta datang kembali untuk kontrol, patuhi jadwal yang telah diberikan oleh dokter. Anda mungkin perlu menjalani pemeriksaan fungsi ginjal dan liver jika menggunakan Orinox dalam jangka panjang. Tujuannya adalah untuk memantau kondisi Anda serta mendeteksi adanya efek samping.
- Simpan Orinox di tempat bersuhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung, serta jauh dari jangkauan anak-anak.
- Jangan mengonsumsi Orinox jika sudah melewati tanggal kedaluwarsa. Buang Orinox jika tidak digunakan selama lebih dari 3 bulan setelah dibuka atau sudah kedaluwarsa.
Interaksi Orinox dengan Obat Lain
Etoricoxib yang terkandung dalam Orinox dapat menimbulkan interaksi jika digunakan bersama obat-obat tertentu. Efek yang terjadi bisa berupa:
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan obat antikoagulan, seperti warfarin
- Peningkatan risiko timbulnya perdarahan saluran cerna jika digunakan bersama aspirin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat ethinylestradiol (pil KB), methotrexate, minoxidil, atau salbutamol dalam bentuk obat minum
- Penurunan efektivitas etoricoxib jika digunakan bersama rifampicin
- Penurunan efektivitas obat diuretik atau obat antihipertensi dalam menurunkan tekanan darah atau pembengkakan (edema)
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan ke dokter jika hendak menggunakan obat lain bersama Orinox.
Efek Samping dan Bahaya Orinox
Mengingat Orinox mengandung etoricoxib, efek samping yang bisa timbul setelah minum obat pereda nyeri ini adalah:
- Mual atau muntah
- Sakit perut, heartburn, sakit maag
- Diare atau malah sembelit
- Pusing
- Sakit kepala
- Kantuk berat atau malah sulit tidur
- Perubahan rasa pada lidah
Hubungi dokter jika keluhan di atas tidak membaik atau makin berat. Jangan tunda ke IGD terdekat apabila Anda mengalami reaksi alergi setelah minum Orinox, atau muncul efek samping serius berikut ini:
- Timbul luka lepuh yang parah di bibir, mulut, hidung, mata, atau area kelamin
- Linglung atau timbul halusinasi
- Mudah memar atau perdarahan yang tidak jelas penyebabnya
- Gejala serangan jantung, seperti nyeri dada yang menjalar ke lengan, dagu, atau punggung, disertai dengan mual, keringat dingin, dan sesak napas
- Perdarahan saluran cerna, yang gejalanya meliputi muntah darah, muntah dengan ampas seperti bubuk kopi, atau BAB berwarna hitam
- Gejala gangguan fungsi liver, misalnya urine berwarna gelap, tinja berwarna pucat, perut bengkak dan nyeri, kulit atau bagian putih mata menguning (penyakit kuning)
- Gangguan irama jantung (aritmia), yang gejalanya meliputi detak jantung lebih cepat atau tidak beraturan, lemas, sesak napas
- Gejala gangguan ginjal, seperti urine berwarna keruh, atau urine yang keluar sedikit maupun tidak keluar sama sekali
- Gejala gagal jantung, seperti pembengkakan di kaki atau tungkai kaki, berat badan naik atau turun secara drastis, pusing berat seperti akan pingsan, atau batuk terus-menerus yang memburuk pada malam hari