Pantoprazole adalah obat untuk meredakan gejala akibat peningkatan asam lambung, seperti rasa panas di dada, asam lambung naik, atau sulit menelan. Obat ini umum digunakan pada penderita gastroesophageal reflux disease (GERD), esofagitis erosif, tukak lambung, atau sindrom Zollinger-Ellison. 

Pantoprazole bekerja dengan cara mengurangi produksi asam lambung. Cara kerja tersebut membantu proses penyembuhan jaringan lambung atau kerongkongan yang rusak akibat asam lambung yang berlebihan.

pantoprazole-alodokter

Merek dagang pantoprazole: Ciprazol, Erprazol, Fiopraz Fastzol, Pantera 20, Pantomex, Pantopump, Pepzol 20, Pantomet, Pantopump 40, Pantozol 40, Pantozol IV, Pepzol, Pantocapri, Pantoprazole, Pantoprazole Sodium, Pantoprazole Sodium Sesquihydrate, Prazopump, Panvell, Propanzol, Panloc, Pranza, Topazol, Ulcan, Vomizole

Apa Itu Pantoprazole

Golongan Obat resep
Kategori Penghambat pompa proton
Manfaat Mengurangi produksi asam lambung
Digunakan oleh Dewasa, lansia, dan anak-anak
Pantoprazole untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Pantoprazole dapat terserap ke dalam ASI. Oleh karena itu, konsultasikan kepada dokter mengenai manfaat dan risiko menggunakan pantoprazole saat menyusui.

Bentuk obat Tablet, kaplet, dan cairan suntik

 Peringatan Sebelum Menggunakan Pantoprazole

Pantoprazole tidak boleh digunakan sembarangan. Sebelum menggunakan obat ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  • Jangan menggunakan pantoprazole jika memiliki alergi terhadap obat ini atau obat golongan penghambat pompa proton lainnya, seperti lansoprazole.
  • Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mencegah terjadinya interaksi antarobat.
  • Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, penyakit hati, gangguan elektrolit, penyakit autoimun, osteoporosis, hipoparatiroidisme , defisiensi vitamin B12, diare, atau kejang.
  • Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan pantoprazole pada lansia.
  • Jangan memberikan pantoprazole pada anak-anak usia di bawah 5 tahun.
  • Beri tahu dokter jika sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan pantoprazole jika berencana menjalani endoskopi atau tindakan medis apa pun.
  • Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah menggunakan pantoprazole.

Dosis dan Aturan Pakai Pantoprazole

Dokter akan menentukan dosis dan lama pengobatan sesuai kondisi dan usia pasien. Pantoprazole bisa diberikan dalam bentuk obat minum, infus, atau suntik ke pembuluh darah vena (intravena/IV). Berikut adalah penjelasannya:

Bentuk obat minum

Kondisi: gastroesophageal reflux disease (GERD)

  • Dewasa: 20–40 mg, 1 kali sehari selama 4 minggu. Jika perlu, pengobatan dapat diperpanjang menjadi 8 minggu. Dosis pemeliharaan 20–40 mg per hari.
  • Anak-anak usia 5 tahun dengan berat badan 15–40 kg: 20 mg, 1 kali sehari selama maksimal 8 minggu.
  • Anak-anak usai 5 tahun dengan berat badan >40 kg: 40 mg, 1 kali sehari selama maksimal 8 minggu.

Kondisi: pencegahan tukak lambung akibat konsumsi obat golongan NSAID

  • Dewasa: 20 mg, 1 kali sehari.

Kondisi: tukak lambung atau ulkus duodenum

  • Dewasa: 40 mg, 1 kali sehari. Jika perlu dosis dapat ditingkatkan hingga 80 mg. Jika pasien menderita ulkus duodenum, pengobatan dilakukan selama 2–4 minggu. Sedangkan untuk tukak lambung, lama pengobatannya adalah 4–8 minggu.

Kondisi: Sindrom Zollinger-Ellison

  • Dewasa: 40 mg, 2 kali sehari. Jika perlu, dosis dapat ditingkatkan hingga 240 mg per hari. Jika dosis harian lebih dari 80 mg, sebaiknya dosis dibagi ke dalam 2 jadwal konsumsi.

Kondisi: infeksi Helicobacter pylori

  • Dewasa: 40 mg, 2 kali sehari selama 7 hari. Pengobatan ini dikombinasikan dengan antibiotik clarithromycin, amoxicillin, atau metronidazole.

Bentuk suntik

Kondisi: gastroesophageal reflux disease (GERD) dan tukak lambung

  • Dewasa: 40 mg per hari dengan suntikan IV lambat atau infus jangka pendek selama 2–15 menit.

Kondisi: sindrom Zollinger-Ellison

  • Dewasa: 80 mg, 1–2 kali sehari dengan suntikan IV lambat atau infus jangka pendek selama 2–15 menit.

Cara Menggunakan Pantoprazole dengan Benar

Pantoprazole suntik hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Namun, biasanya pemberian pantoprazole dengan obat minum lebih diutamakan.

Jika Anda diresepkan pantoprazole minum oleh dokter, ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan obat sebelum menggunakan obat ini. Gunakan pantoprazole sesuai dosis yang dianjurkan dan jangan menambah atau mengurangi dosis yang ditentukan.

Pantoprazole dalam bentuk tablet dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Minumlah pantoprazole tablet dengan segelas air putih tanpa dihancurkan, dikunyah, atau dibelah terlebih dahulu.

Jika Anda juga sedang mengonsumsi sukralfat, gunakan pantoprazole setidaknya 30 menit sebelum sukralfat.

Usahakan untuk mengonsumsi pantoprazole di jam yang sama setiap harinya dan pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya, agar efeknya maksimal.

Bila lupa mengonsumsi pantoprazole, segera lakukan jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis.

Simpan pantoprazole di tempat yang kering dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Pantoprazole dengan Obat Lain

Interaksi antarobat yang dapat terjadi jika pantoprazole digunakan bersamaan dengan obat-obatan lain adalah:

  • Penurunan efekivitas rilpivirine atau atazanavir
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping digoxin terhadap jantung
  • Peningkatan risiko terjadinya penurunan kadar magnesium dalam darah (hipomagnesemia) jika digunakan dengan obat diuretik
  • Peningkatan risiko terjadinya memar-memar dan perdarahan jika digunakan dengan warfarin 
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari methotrexate
  • Penurunan efek terapi obat clopidogrel
  • Penurunan penyerapan dan efektivitas ketoconazole atau itraconazole untuk mengatasi infeksi jamur

Efek Samping dan Bahaya Pantoprazole

Efek samping yang mungkin muncul setelah menggunakan pantoprazole antara lain:

  • Sakit kepala atau pusing
  • Perut kembung
  • Mual atau muntah
  • Sakit perut
  • Nyeri sendi
  • Diare
  • Demam, ruam, atau pilek (biasanya pada anak)
  • Bengkak di tempat suntikan

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung mereda. Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Sakit perut berat dan diare yang tidak kunjung mereda atau disertai darah
  • Hipomagnesemia, yang bisa ditandai dengan pusing, tremor, denyut jantung cepat atau tidak teratur (aritmia), kram otot, serta kaku di tangan atau kaki
  • Gejala lupus baru atau perburukan gejala lupus yang sudah ada, misalnya ruam di hidung dan pipi atau nyeri sendi
  • Gangguan ginjal, yang bisa ditandai dengan mual, hilang nafsu makan, sulit buang air kecil, urine berdarah, bengkak di tungkai, dan berat badan bertambah

Penggunaan pantoprazole dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko tumbuhnya polip pada lambung atau kekurangan vitamin B12. Ikuti anjuran dokter dan lakukan kontrol rutin ke dokter selama menggunakan pantoprazole, agar efek samping yang mungkin terjadi dapat terpantau.