Sebagai langkah awal, dokter akan menanyakan gejala, riwayat kesehatan pasien dan keluarganya, serta gaya hidup yang dijalani pasien, seperti merokok. Setelah itu, dokter akan mengukur tekanan darah pasien, detak jantung, dan tanda vital lainnya.

Selanjutnya, dokter akan memeriksa kadar kolesterol pasien dengan terlebih dahulu meminta pasien berpuasa 12 jam sebelum tes agar hasilnya akurat.

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan menjalankan beberapa pemeriksaan berikut:

Elektrokardiografi (EKG)

EKG bertujuan untuk merekam aktivitas listrik jantung pasien. Melalui EKG, dokter bisa mengetahui apakah pasien pernah atau sedang mengalami serangan jantung. EKG juga dapat membantu dokter menilai detak dan irama jantung pasien apakah tergolong normal atau tidak.

Stress test

Bila gejala yang dialami pasien lebih sering muncul saat sedang beraktivitas, dokter akan menyarankan stress test. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kemampuan jantung bekerja saat beraktivitas.

Dalam stress test, pasien akan diminta berjalan di treadmill atau mengayuh sepeda statis sambil menjalani pemeriksaan EKG, ekokardiografi, atau CT scan pada saat yang bersamaan. Jika pasien tidak dapat beraktivitas, stress test dilakukan dengan mengonsumsi obat untuk meningkatkan detak jantung.

Kateterisasi jantung dan angiografi koroner

Kateterisasi jantung dilakukan dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah di lengan atau paha untuk diarahkan ke jantung. Setelah itu, dokter akan melakukan prosedur angiografi koroner.

Angiografi koroner dilakukan dengan menggunakan foto Rontgen dan bantuan cairan kontras untuk melihat aliran darah pada pembuluh darah koroner. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mengetahui bila ada penyumbatan di pembuluh darah koroner.

Ekokardiografi

Ekokardiografi adalah pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara (USG), untuk menampilkan gambaran jantung pasien di monitor. Selama menjalankan ekokardiografi, dokter akan memeriksa apakah semua bagian dinding dan katup jantung berfungsi baik dalam memompa darah.

Dinding jantung yang bergerak lemah dapat disebabkan oleh kekurangan oksigen, atau kerusakan akibat serangan jantung. Hal tersebut bisa menjadi tanda penyakit jantung koroner.

Jika diperlukan, dokter dapat menjalankan beberapa pemeriksaan penunjang berikut untuk menegakkan diagnosis penyakit jantung koroner:

  • CT scan atau MRI, untuk melihat kondisi jantung dan pembuluh darah lebih detail
  • Pemeriksaan radionuklir, untuk mengukur aliran darah ke otot jantung saat beristirahat dan beraktivitas