Perikoronitis adalah peradangan pada gusi di sekitar gigi bungsu yang sedang tumbuh. Jika tidak ditangani, perikoronitis dapat menyebabkan nyeri yang sangat mengganggu dan penyebaran infeksi dalam mulut.

Gigi bungsu merupakan geraham yang terletak paling dalam dan biasanya tumbuh paling terakhir. Sebelum tumbuh dengan sempurna, gigi ini ditutupi oleh gusi yang lunak bernama operkulum. Perikoronitis, atau disebut juga dengan operkulitis, terjadi ketika operkulum mengalami peradangan.

Perikoronitis - Alodokter

Penyebab Perikoronitis

Perikoronitis bisa terjadi ketika gigi bungsu baru tumbuh atau jika gigi bungsu tidak tumbuh dengan sempurna (impaksi gigi). Selama gigi belum tumbuh dengan sempurna, operkulum akan tetap membuka sehingga terdapat celah antara gusi lunak ini dengan gigi.

Celah antara operkulum dan gigi sangat rentan menjadi tempat menumpuknya makanan dan berkembangbiaknya bakteri. Karena posisinya berada di belakang mulut, area ini lebih susah untuk dibersihkan. Jika dibiarkan, lama-kelamaan operkulum akan mengalami infeksi dan peradangan.

Perikoronitis lebih sering terjadi pada gigi bungsu bawah. Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terjadinya perikoronitis meliputi:

  • Usia 20–29 tahun
  • Pertumbuhan gigi geraham bungsu yang belum sempurna atau tidak normal
  • Malas menyikat gigi atau menjaga kebersihan gigi secara rutin
  • Daya tahan tubuh sedang lemah, misalnya karena infeksi virus, stres, atau kelelahan
  • Kebiasaan merokok
  • Kehamilan

Gejala Perikoronitis

Perikoronitis dapat timbul dalam waktu singkat dan mendadak (akut), atau terjadi secara perlahan dalam jangka panjang (kronis). Gejala yang muncul bisa beragam, tergantung pada masing-masing kondisi pasien.

Pada perikoronitis akut, gejalanya dapat meliputi:

  • Gusi bengkak
  • Nyeri tajam di sekitar gigi geraham
  • Sulit dan sakit ketika membuka mulut atau mengunyah makanan
  • Keluarnya nanah dari gusi yang terinfeksi
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di bawah rahang atau leher
  • Demam

Sementara pada perikoronitis kronis, gejalanya antara lain:

  • Bau mulut
  • Nyeri di gigi selama 1–2 hari
  • Rasa tidak enak di dalam mulut

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala di atas. Jangan tunda untuk mencari pertolongan medis bila perikoronitis disertai gejala yang lebih serius, seperti:

  • Demam
  • Wajah membengkak
  • Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenitis) di leher atau dagu
  • Kesulitan membuka mulut

Diagnosis Perikoronitis

Perikoronitis dapat didiagnosis lewat tanda dan gejala yang dialami pasien, riwayat kesehatan, dan pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan semua hal terkait keluhan yang muncul dan kondisi lain yang berhubungan dengan perikoronitis.

Selanjutnya, dokter akan memeriksa gigi, terutama pada gigi bungsu, operkulum, dan gusi di sekitarnya. Untuk melihat apakah gigi mengalami impaksi atau tidak, dokter juga dapat melakukan foto Rontgen gigi.

Pengobatan Perikoronitis

Metode pengobatan yang dapat dilakukan dokter untuk menangani perikoronitis tergantung pada tingkat keparahannya. Berikut adalah penjelasannya:

Obat-obatan

Obat-obatan, seperti paracetamol atau ibuprofen, akan diberikan untuk meredakan nyeri dan peradangan. Sementara pada pasien yang gusinya sudah membengkak, dokter akan meresepkan antibiotik, seperti amoxicillin atau clindamycin.

Pemberian obat akan diiringi dengan pembersihan gigi dan gusi. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan sisa makanan dan tumpukan plak di celah antara gusi dan gigi bungsu. Dokter juga dapat meresepkan obat kumur yang mengandung chlorhexidine untuk membantu menjaga gigi dan gusi tetap bersih.

Operasi operkulum (operkulektomi)

Jika peradangan yang terjadi sangat parah, dokter dapat memotong operkulum. Operkulektomi juga dapat dilakukan jika perikoronitis kambuh setelah sembuh dengan antibiotik atau tindakan pembersihan.

Pencabutan gigi bungsu

Operkulum sebenarnya akan hilang sendiri ketika gigi bungsu sudah tumbuh dengan sempurna. Namun, jika terjadi impaksi, gigi bungsu tidak dapat tumbuh lebih jauh dan operkulum akan menetap dan membuat perikoronitis terus berulang.

Untuk mencegah hal tersebut, dokter akan menganjurkan tindakan cabut gigi bungsu yang tidak tumbuh normal. Biasanya dokter akan menyarankan untuk cabut gigi bungsu atas dan bawah sekaligus.

Cara mandiri untuk mendukung pengobatan

Guna mendukung pengobatan dan mencegah gejala perikoronitis bertambah parah, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan beberapa upaya berikut:

  • Menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi dan membersihkan sela gigi menggunakan benang gigi (dental flossing) minimal dua kali sehari
  • Rajin berkumur dengan obat kumur atau larutan garam
  • Tidak merokok
  • Memeriksakan gigi ke dokter gigi secara berkala

Komplikasi Perikoronitis

Perikoronitis umumnya menyebabkan nyeri dan pembengkakan di sekitar gigi geraham. Selain itu, kondisi ini juga dapat memunculkan komplikasi lain, seperti:

  • Kesulitan mengunyah
  • Tidak dapat membuka mulut (lockjaw)
  • Abses gigi
  • Penyebaran infeksi hingga ke bawah lidah, pipi, bahkan kepala

Meski jarang terjadi, perikoronitis juga dapat menyebabkan komplikasi lain yang lebih serius dan membahayakan nyawa, misalnya:

  • Angina Ludwig, yaitu infeksi jaringan lunak (selulitis) di bagian dasar rahang yang dapat menyumbat saluran napas
  • Sepsis, yaitu respons peradangan yang parah pada seluruh tubuh akibat infeksi
  • Syok septik, yaitu lanjutan dari sepsis yang bisa menyebabkan penurunan kesadaran, bahkan kematian

Pencegahan Perikoronitis

Perikoronitis dapat dicegah dengan menjalani perawatan dan pemeriksaan rutin ke dokter gigi, idealnya setiap 6 bulan sekali. Di dokter gigi, Anda bisa mendapatkan:

  • Scaling rutin, untuk menjaga gigi tetap bersih dari sisa makanan dan kotoran
  • Pemeriksaan kondisi gigi geraham yang belum tumbuh atau baru tumbuh
  • Penanganan yang lebih cepat ketika diketahui gigi geraham mengalami kelainan pertumbuhan

Perikoronitis juga dapat dicegah dengan menjaga kebersihan gigi secara mandiri di rumah, misalnya dengan:

  • Menyikat gigi secara rutin dengan pasta gigi mengandung fluoride
  • Membersihkan sela gigi memakai benang gigi (dental floss)
  • Menggunakan obat kumur antiseptik secara rutin