Perikoronitis adalah radang gusi pada gigi geraham bungsu. Geraham bungsu merupakan geraham yang terletak paling dalam dan terakhir tumbuh. Jika tidak ditangani, perikoronitis dapat menyebabkan kerusakan susunan gigi sampai penyebaran infeksi dalam mulut.
Perikoronitis menginfeksi gigi geraham yang tumbuh tidak normal, tumbuh miring, atau tertanam. Penyakit ini lebih sering terjadi pada gigi geraham bagian bawah, terutama gigi bungsu. Meski begitu, pada kasus yang jarang terjadi, perikoronitis juga bisa terjadi pada gigi lain.
Penyebab Perikoronitis
Pada awalnya, perikoronitis terjadi akibat susunan gigi yang tidak sempurna, misalnya jarak antargigi bagian belakang yang terlalu rapat atau ukuran rahang yang terlalu kecil. Kondisi tersebut menyebabkan gigi geraham bungsu tidak memiliki cukup tempat untuk tumbuh. Akibatnya, gigi tertahan di dalam gusi, atau hanya keluar sebagian dengan posisi miring atau bergeser.
Kondisi gigi seperti di atas dapat membuat sisa makanan mudah terselip di sela-sela gigi dan sulit untuk dibersihkan. Sisa makanan yang dibiarkan menempel di gigi akan membentuk tumpukan plak dan memungkinkan bakteri masuk ke dalam jaringan gusi. Bakteri tersebut kemudian menginfeksi gusi dan mengakibatkan peradangan.
Sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya perikoronitis adalah:
- Usia 20 tahun ke atas
- Pertumbuhan gigi geraham bungsu yang tidak normal, tertanam atau miring
- Jaringan gusi yang tumbuh sampai menutupi gigi
- Luka di gusi akibat tergigit
- Kesehatan gigi yang tidak terjaga dengan baik
- Daya tahan tubuh lemah, misalnya karena infeksi virus, stres, atau kelelahan
- Kebiasaan merokok
- Kehamilan
Gejala Perikoronitis
Perikoronitis dapat timbul dalam waktu singkat dan mendadak (akut), atau timbul secara perlahan dan berlangsung lama (kronis). Gejala yang timbul dapat berbeda-beda tergantung pada masing-masing kondisi pasien.
Pada perikoronitis akut, gejalanya dapat meliputi:
- Gusi bengkak
- Nyeri tajam di sekitar gigi geraham
- Sulit dan sakit ketika membuka mulut atau mengunyah makanan
- Keluarnya nanah dari gusi yang terinfeksi
- Pembengkakan kelenjar getah bening di bawah rahang atau leher
- Demam
Sedangkan pada perikoronitis kronis, gejalanya antara lain:
- Bau mulut
- Nyeri di gigi selama 1–2 hari
- Rasa tidak enak di dalam mulut
Kapan harus ke dokter
Lakukan konsultasi ke dokter gigi jika Anda memiliki gigi geraham yang tidak tumbuh ke luar atau hanya ke luar sebagian, terutama jika mengalami nyeri di gusi atau gejala lain dari perikoronitis.
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter gigi jika perikoronitis disertai gejala yang lebih serius, berupa:
- Demam
- Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenitis)
- Kesulitan membuka mulut
Gejala di atas dapat menandakan peradangan telah menyebar ke tenggorokan dan leher. Kondisi tersebut bisa menyebabkan gangguan menelan dan bernapas, bahkan bisa membahayakan jiwa.
Diagnosis Perikoronitis
Dokter dapat mencurigai pasien menderita perikoronitis dari tanda dan gejala yang dialaminya. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat kondisi gigi pasien secara langsung.
Selanjutnya, untuk memastikan adanya peradangan di sekitar gigi geraham, dokter akan melakukan pemeriksaan foto Rontgen gigi.
Pengobatan Perikoronitis
Metode pengobatan yang dapat dilakukan dokter untuk menangani perikoronitis, tergantung pada tingkat keparahannya, antara lain:
Obat-obatan
Obat-obatan, seperti paracetamol atau ibuprofen, akan diberikan untuk meredakan nyeri dan peradangan. Sementara pada pasien yang gusinya sudah membengkak, dokter akan meresepkan antibiotik, seperti amoxicillin atau clindamycin.
Pemberian obat-obatan akan diiringi dengan tindakan pembersihan gigi dan gusi, untuk menghilangkan sisa makanan dan tumpukan plak di dalam mulut. Dokter juga dapat meresepkan obat kumur yang mengandung chlorhexidine, untuk membantu menjaga gigi dan gusi tetap bersih.
Operasi gigi dan gusi
Jika gusi yang meradang dianggap dapat menimbulkan gangguan lebih parah pada kesehatan mulut, dokter akan menyarankan operasi untuk memperbaiki lipatan gusi atau mencabut gigi bila diperlukan.
Upaya mandiri untuk mendukung pengobatan
Guna mendukung pengobatan dan mencegah gejala perikoronitis bertambah parah, dokter akan menyarankan pasien untuk melakukan beberapa hal berikut:
- Menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi dan membersihkan sela gigi menggunakan benang gigi (dental flossing) minimal dua kali sehari
- Rajin berkumur dengan obat kumur atau larutan garam
- Tidak merokok
- Memeriksakan gigi ke dokter gigi secara berkala
Komplikasi Perikoronitis
Perikoronitis umumnya menyebabkan nyeri dan pembengkakan di sekitar gigi geraham. Selain itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan komplikasi lain, seperti sulit mengunyah, tidak dapat membuka mulut (lockjaw), dan penyebaran infeksi di dalam mulut.
Meski jarang terjadi, perikoronitis juga dapat menyebabkan komplikasi lain yang lebih serius dan membahayakan jiwa, berupa:
- Angina Ludwig, yaitu infeksi di bagian dasar rahang
- Sepsis, yaitu infeksi pada aliran darah
Pencegahan Perikoronitis
Perikoronitis dapat dicegah dengan melakukan perawatan dan pemeriksaan ke dokter gigi secara rutin. Dokter gigi dapat melakukan beberapa metode pencegahan, seperti:
- Membersihkan gigi untuk menjaga gigi tetap bersih dari sisa makanan dan kotoran
- Memantau kondisi gigi geraham
- Memberikan penanganan dengan segera saat diketahui gigi geraham mengalami kelainan pertumbuhan
Perikoronitis juga dapat dicegah dengan menjaga kebersihan gigi secara mandiri di rumah, misalnya dengan:
- Menyikat gigi secara rutin dengan pasta gigi mengandung fluoride
- Membersihkan sela gigi menggunakan benang gigi (dental floss)
- Menggunakan obat kumur antiseptik secara rutin