Petekie merupakan istilah medis untuk menggambarkan bintik merah yang muncul pada kulit. Kondisi ini sering dianggap sebagai ruam, padahal keduanya berbeda. Meski begitu, petekie juga bisa disertai dengan ruam.

Petekie sering dianggap sebagai ruam karena umumnya muncul secara berkelompok dan membentuk area kemerahan di kulit. Namun, perlu diketahui bahwa petekie dan ruam bukanlah kondisi yang sama.

Petekie, Bintik Merah pada Kulit yang Menyerupai Ruam - Alodokter

Meski juga menyebabkan bercak kemerahan, ruam terjadi karena proses peradangan di kulit yang bisa disertai gatal dan pembengkakan. Hal ini berbeda dengan petekie yang muncul akibat pecahnya pembuluh darah kecil di bawah kulit dan biasanya tidak menimbulkan rasa gatal maupun sakit.

Tidak hanya itu, bercak merah karena ruam juga akan berubah warna menjadi pucat ketika ditekan. Sementara itu, bintik-bintik petekie tidak akan mengalami perubahan warna meski ditekan atau diusap menggunakan tangan.

Penyebab Terjadinya Petekie

Penyebab utama petekie adalah perdarahan di bagian bawah kulit. Perdarahan tersebut terjadi akibat pecahnya pembuluh darah kapiler, yaitu pembuluh darah terkecil.

Pembuluh darah kapiler dapat ditemukan di semua bagian tubuh. Oleh karena itu, meski umumnya terlihat pada kulit, petekie juga bisa muncul di bagian tubuh lain, termasuk rongga mulut dan kelopak mata.

Secara umum, petekie dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti:

1. Cedera dan tekanan

Cedera pada kulit menjadi penyebab paling umum terjadinya petekie karena dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah, termasuk pembuluh darah kapiler. Petekie yang muncul akibat cedera dapat disebabkan oleh beragam kondisi, mulai dari kecelakaan kendaraan bermotor, gigitan serangga, hingga sengatan matahari.

Selain cedera, petekie juga bisa disebabkan oleh tekanan yang terjadi pada tubuh. Hal ini karena pembuluh darah di bawah kulit berisiko pecah ketika tubuh mengalami tekanan besar, seperti mengejan saat melahirkan.

2. Infeksi

Munculnya bintik merah pada kulit yang menyerupai ruam bisa disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Demam scarlet (scarlet fever) merupakan penyakit infeksi bakteri yang bisa menimbulkan petekie.

Sementara itu, jenis virus yang sering menyebabkan petekie adalah dengue virus yang menjadi penyebab demam berdarah dan coxsackievirus yang bisa menyebabkan flu singapura.

Jika petekie terjadi akibat infeksi, penderitanya juga mengalami gejala infeksi lain, seperti demam, mual, muntah, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan.

3. Kekurangan vitamin

Kurangnya asupan vitamin K bisa membuat seseorang berisiko mengalami petekie. Ini karena vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Saat seseorang kekurangan vitamin K, ia akan rentan mengalami pendarahan, salah satu bentuknya petekie.

Di sisi lain, ketika tidak mendapatkan asupan vitamin C yang cukup, seseorang juga bisa mengalami petekie. Vitamin C berperan penting dalam membentuk protein bernama kolagen yang menjaga ketahanan dinding pembuluh darah, termasuk pembuluh darah kapiler.

4. Konsumsi obat-obatan tertentu

Konsumsi obat tertentu bisa menimbulkan berbagai efek samping, termasuk petekie. Beberapa obat-obatan tersebut meliputi:

  • Obat malaria, misalnya kina atau qualaquin
  • Obat kejang, misalnya asam valproat
  • Obat pengencer darah, misalnya warfarin dan heparin
  • Obat antidepresan, misalnya fluoxetine
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), misalnya naproxen dan indomethacin

5. Trombositopenia

Trombositopenia adalah kondisi ketika kadar trombosit atau keping darah lebih rendah dari kadar normal. Trombosit membantu menghentikan perdarahan ketika terjadi luka atau kerusakan pembuluh darah, salah satunya pembuluh darah kapiler.

Normalnya, kadar trombosit di dalam darah adalah sekitar 150.000–450.000 sel per mikroliter darah. Namun, penderita trombositopenia memiliki kadar trombosit di bawah jumlah tersebut, bahkan bisa sampai kurang dari 20.000 sel per mikroliter darah. Kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan dan menimbulkan petekie.

Trombositopenia sering kali terjadi pada orang yang menderita penyakit autoimun, misalnya leukemia, lupus, dan idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP). Kekurangan trombosit juga umum dialami oleh penderita demam berdarah atau kanker.

6. Vaskulitis

Kondisi lainnya yang berpotensi menimbulkan petekie adalah vaskulitis, yaitu peradangan pada pembuluh darah yang bisa membuatnya rapuh. Akibatnya, pembuluh darah mudah pecah dan darah merembes ke jaringan, misalnya kulit.

Vaskulitis dapat terjadi pada siapa saja. Namun, kondisi ini lebih berisiko terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun, perokok aktif, dan penderita penyakit autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.

7. Endokarditis

Endokarditis adalah peradangan yang terjadi pada lapisan dalam jantung atau disebut juga endokardium. Peradangan ini sering kali disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam jantung melalui pembuluh darah dan menyebabkan infeksi.

Endokarditis membuat penderitanya mengalami beberapa gejala yang meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta munculnya bintik merah pada kulit atau petekie.

Petekie sering kali bukan suatu hal yang perlu dikhawatirkan dan bisa menghilang dengan sendirinya ketika penyebab utamanya teratasi. Oleh karena itu, mengetahui penyebab yang mendasari munculnya petekie adalah kunci utama untuk menangani kondisi ini.

Jika petekie yang Anda alami makin menyebar, menetap lebih dari seminggu, atau disertai gejala lain, seperti demam, cepat lelah, muntah, diare, dan sakit kepala, sebaiknya periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebab petekie dan mendapatkan penanganan yang tepat.