Pigmentasi adalah proses alami pewarnaan kulit oleh melanin atau zat pemberi warna. Sayangnya, proses ini bisa mengalami gangguan, baik produksinya terlalu banyak maupun terlalu sedikit.

Pigmentasi pada kulit dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti faktor genetik, paparan sinar UV, luka, dan penggunaan obat-obatan tertentu. Berbagai hal tersebut dapat memengaruhi produksi melanin di dalam kulit. Kelainan ini kemudian akan menyebabkan perubahan warna pada kulit, bisa lebih gelap maupun lebih terang.

Pigmentasi, Kenali Gangguan yang Bisa terjadi dan Penanganannya - Alodokter

Meskipun tidak selalu berbahaya, gangguan yang terjadi pada proses pigmentasi kulit dapat mengganggu penampilan. Oleh karena itu, kondisi ini perlu ditangani dengan tepat, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. 

Pigmentasi dan Gangguan yang Bisa Terjadi

Pigmentasi kulit sangat dipengaruhi oleh jumlah dan jenis melanin yang diproduksi di kulit. Perubahan yang terjadi pada melanin inilah yang dapat menimbulkan gangguan pigmentasi. 

Secara garis besar, gangguan pigmentasi dibedakan menjadi 2, yakni hiperpigmentasi dan hipopigmentasi. Saat produksi melanin berlebih, kondisi ini dikenal dengan hiperpigmentasi. Sedangkan hipopigmentasi merupakan kondisi saat produksi melanin berkurang. 

Berikut ini adalah beberapa gangguan pigmentasi yang umum dikeluhkan:

1. Melasma

Melasma adalah kondisi ketika timbul bercak kecoklatan atau warna kulit yang lebih gelap dari sekitarnya. Kondisi ini termasuk ke dalam kondisi hiperpigmentasi yang bisa muncul di area manapun, tetapi lebih sering terjadi di area wajah, leher, dan bahu. 

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya melasma, meliputi genetik, paparan sinar matahari berlebih, penggunaan obat-obatan tertentu, atau stres. Selain itu, melasma juga dapat terjadi karena perubahan hormon akibat kehamilan atau pubertas. 

2. Vitiligo

Gangguan pigmentasi selanjutnya adalah vitiligo, yang terjadi karena kulit kehilangan pigmen atau melanin. Akibatnya, kulit menjadi terlihat lebih terang dari warna kulit aslinya. Gangguan pigmentasi yang satu ini umumnya disebabkan oleh penyakit autoimun yang menyerang sel penghasil pigmen (melanosit). 

Selain ada perubahan warna pada permukaan kulit, vitiligo juga bisa menyebabkan tumbuhnya uban pada rambut di berbagai bagian tubuh, seperti alis, bulu mata, atau jenggot. Bercak putih akibat kondisi ini biasanya pertama kali muncul sebelum usia 30 tahun.

3. Pityriasis Alba

Pityriasis alba merupakan kelainan pigmentasi yang sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Kondisi yang termasuk ke dalam gangguan hipopigmentasi ini ditandai dengan timbulnya bercak kemerahan pada kulit yang berbentuk bulat atau oval. Selain mengganggu penampilan, pityriasis alba juga menimbulkan gejala lain berupa rasa gatal. 

Meskipun penyebabnya tidak diketahui secara pasti, tetapi kondisi ini biasanya dianggap sebagai bentuk ringan dari eksim. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang diduga dapat menyebabkan pityriasis alba, seperti sering mandi menggunakan air panas dan paparan sinar matahari berlebih. 

4. Albinisme

Albinisme adalah kelainan pigmentasi yang terjadi akibat adanya perubahan atau mutasi gen yang memengaruhi produksi melanin. Kondisi ini dikenal juga dengan sebutan albino. Penderita kelainan pigmentasi ini akan memiliki warna kulit, mata, dan rambut yang pucat. 

Sebagian penderita albinisme mengalami kondisi ini sejak lahir dan tidak mengalami perubahan warna kulit. Namun, ada juga albinisme yang baru terjadi saat menginjak usia sekolah atau remaja. Pada kasus ini, perubahan warna kulit yang terjadi biasanya cenderung lebih sedikit. 

5. Hiperpigmentasi Pascaperadangan

Selain akibat kelainan pigmen, gangguan pigmentasi juga dapat terjadi karena peradangan. Meskipun dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi proses pemulihannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Kondisi ini bisa dipicu oleh beberapa hal, seperti infeksi, reaksi alergi, cedera, dan luka bakar. 

Meski jarang, kondisi ini juga bisa terjadi akibat sejumlah pemeriksaan atau pengobatan yang menggunakan alat elektromagnetik, seperti ultrasound, laser, dan radiofrekuensi.

Pigmentasi dan Penanganannya

Kelainan pigmentasi, baik hiperpigmentasi maupun hipopigmentasi, memerlukan penanganan yang tepat. Pasalnya, gangguan proses pigmentasi tidak hanya mengganggu penampilan, tetapi juga bisa menjadi pertanda dari kondisi yang lebih serius. 

Penanganan untuk gangguan pigmentasi bisa beragam, mulai dari peresepan obat-obatan hingga perawatan medis, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya.

Berikut ini adalah beberapa penanganan yang bisa disarankan oleh dokter untuk mengatasi kelainan pigmentasi:

  • Obat oles retinoid, untuk membantu memudarkan bercak hitam pada kulit
  • Obat oles yang mengandung asam azelaic, asam kojic, dan asam salisilat, untuk merangsang regenerasi kulit
  • Peeling kimiawi, untuk menghilangkan bercak kecokelatan akibat hiperpigmentasi dengan mengangkat lapisan kulit paling luar
  • Terapi laser, untuk merangsang pembentukan sel kulit baru 
  • Mikrodermabrasi, untuk menghilangkan bercak hitam bekas luka atau hiperpigmentasi setelah peradangan

Selain melakukan berbagai penanganan yang disarankan oleh dokter, Anda juga diharuskan untuk melakukan pencegahan terjadinya kelainan pigmentasi, seperti, menggunakan tabir surya saat akan beraktivitas di luar ruangan pada siang hari dan mencukupi asupan vitamin C untuk menjaga kesehatan sel serta merangsang pembentukan kolagen.

Bagi Anda yang tengah berjuang memudarkan kelainan pigmentasi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan penanganan yang tepat serta sesuai dengan kondisi yang mendasarinya.