Gejala pneumonia bisa mirip dengan penyakit infeksi lainnya, misalnya pilek dan flu, yang juga bisa menyebabkan demam, batuk, sakit kepala, atau nyeri otot. Namun, keluhan pneumonia biasanya berlangsung lebih lama daripada gejala flu dan pilek.

Diagnosis yang tepat sangat penting agar pneumonia bisa diketahui dan tertangani dengan cepat sehingga terhindar dari komplikasi yang berbahaya. Diagnosis pneumonia yang akurat bisa diperoleh dengan pemeriksaan yang menyeluruh, mulai dari tanya jawab, pemeriksaan fisik, hingga tes laboratorium dan pemindaian.

Beberapa Pemeriksaan untuk Diagnosis Pneumonia

Diagnosis pneumonia bertujuan untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya. Dokter akan memulai diagnosis dengan melakukan beberapa hal berikut:

Tanya jawab

Pada tahap awal pemeriksaan, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut kepada pasien:

  • Gejala yang dialami dan sudah berapa lama keluhan berlangsung
  • Penyakit yang pernah atau sedang diderita
  • Kegiatan, pekerjaan, atau riwayat perjalanan ke daerah tertentu sebelum gejala muncul
  • Kebiasaan merokok, paparan asap rokok, atau banyaknya konsumsi minuman beralkohol dalam seminggu
  • Orang di sekitar pasien yang mungkin sedang sakit atau mengalami keluhan yang sama

Pemeriksaan fisik

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti mengukur suhu tubuh dan memeriksa dada pasien. Pada pemeriksaan dada, dokter akan mendengarkan suara napas menggunakan stetoskop dan mengetuk dada pasien.

Suara berderak atau gelembung dari stetoskop bisa menandakan bahwa pasien menderita pneumonia. Selain itu, suara dari paru-paru yang berisi cairan akibat pneumonia akan berbeda dari paru-paru yang sehat ketika dada pasien diketuk. 

Untuk memastikan diagnosis dan menentukan tingkat keparahan pneumonia, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti:

  • Pulse oximetry, untuk mengukur kadar oksigen dalam darah
  • Tes darah, untuk mencari tanda-tanda infeksi dan menentukan jenis kuman penyebab pneumonia
  • CT scan atau foto Rontgen dada, untuk melihat kondisi paru-paru dan memastikan luas area pada paru yang mengalami infeksi
  • Tes dahak (sputum), untuk menentukan jenis kuman penyebab infeksi, dengan mengambil sampel dahak guna diperiksa di laboratorium
  • Kultur cairan pleura, untuk memastikan jenis bakteri penyebab pneumonia, dengan mengambil sampel cairan dari jaringan di sekitar paru-paru
  • Bronkoskopi, untuk memastikan bila ada penyumbatan atau gangguan lain di saluran pernapasan
  • Analisis gas darah, untuk memeriksa fungsi organ paru dalam pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Untuk mendapatkan pemeriksaan yang tepat, konsultasikan keluhan Anda dengan dokter. Anda bisa berkonsultasi melalui Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan penjelasan dan saran yang lengkap mengenai kondisi Anda, termasuk pemeriksaan yang tepat.