Prolutex adalah obat suntik yang mengandung hormon progesteron. Prolutex bermanfaat untuk mendukung kehamilan, terutama pada program bayi tabung (IVF). Obat ini efektif untuk menyiapkan dan menjaga lapisan rahim agar kondisi rahim siap mendukung proses penempelan dan pertumbuhan embrio. 

Progesteron merupakan hormon penting dalam sistem reproduksi wanita, khususnya untuk mempertahankan kehamilan. Pada beberapa kondisi, seperti infertilitas atau program bayi tabung (IVF), tubuh wanita mungkin membutuhkan tambahan progesteron. 

Prolutex

Prolutex digunakan secara luas dalam bidang medis untuk membantu memastikan bahwa kadar hormon progesteron cukup selama proses penanaman dan perkembangan embrio di rahim. Prolutex mengandung 25 mg progesteron tiap vial.

Apa Itu Prolutex 

Bahan aktif Progesteron 
Golongan Obat resep
Kategori Preparat hormon
Manfaat  Mendukung kehamilan pada program bayi tabung, membantu persiapan dan pemeliharaan lapisan rahim, serta mengurangi risiko keguguran pada kasus tertentu
Menangani gangguan siklus menstruasi dan ovulasi serta gejala menopause
Mencegah penebalan dinding rahim (hiperplasia endometrium)
Digunakan oleh Dewasa
Prolutex untuk ibu hamil Trimester pertama kehamilan
Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. 
Jika Anda sedang hamil, sebaiknya konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat ini.
Trimester kedua dan ketiga kehamilan
Sesudah memasuki trimester kedua dan seterusnya, Prolutex tidak boleh digunakan saat kehamilan karena dapat membahayakan janin.
Prolutex untuk ibu menyusui Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan Prolutex tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Bentuk obat Suntik 

Peringatan sebelum Menggunakan Prolutex 

Prolutex hanya dapat diresepkan dan diberikan melalui suntik oleh dokter atau perawat di bawah pengawasan dokter. Sebelum menjalani terapi dengan Prolutex, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui, yaitu:

  • Informasikan kepada dokter seputar riwayat alergi yang dimiliki. Individu yang alergi terhadap progesteron tidak boleh menggunakan Prolutex.
  • Beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap kacang tanah, minyak kedelai, minyak sawit, atau minyak wijen.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami perdarahan pada vagina yang belum diketahui penyebabnya, kanker payudara, kanker rahim, kanker ovarium, kanker serviks, penyakit hati, porfiria.
  • Bicarakan dengan dokter sebelum menggunakan Prolutex bila Anda baru saja mengalami stroke; serangan jantung; atau penyumbatan pembuluh darah, seperti trombosis vena dalam atau emboli paru.
  • Diskusikan bersama dokter mengenai penggunaan Prolutex jika Anda sedang mengalami penyakit jantung, migrain, asma, penyakit ginjal, kejang atau epilepsi, depresi, hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, systemic lupus erythematosus (SLE), penyakit tiroid, hiperkalsemia, atau demensia.
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter mengenai semua obat-obatan, termasuk suplemen dan produk herbal yang sedang Anda konsumsi. Hal ini untuk mengantisipasi interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Konsultasikan dengan dokter perihal pemberian Prolutex pada lansia di atas 65 tahun.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan bila timbul kantuk atau pusing setelah menerima suntikan Prolutex. Pastikan Anda benar-benar prima sebelum kembali beraktivitas.
  • Sampaikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, mungkin hamil, atau menyusui.
  • Beri tahu dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Prolutex.

Dosis dan Aturan Pakai Prolutex 

Dosis Prolutex umumnya ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi yang ditangani, tingkat keparahannya, dan respons tubuh pasien. Secara umum, dosis pemberian Prolutex sesuai tujuannya:

Tujuan: Mendukung kehamilan pada program bayi tabung

  • 25 mg, 1 kali sehari. Pengobatan dapat dilakukan sehari setelah pengambilan sel telur (oosit) hingga minggu ke-12 kehamilan, sesuai anjuran dokter. 

Tujuan: Menangani tidak terjadinya menstruasi atau haid (amenorrhea)

  • 5–10 mg, 1 kali sehari, selama 6–8 hari berturut-turut.

Tujuan: Mengatasi perdarahan vagina karena kelainan di rahim

  • 5–10 mg, 1 kali sehari, selama 6 hari. Jika dikombinasikan dengan estrogen, pengobatan dimulai setelah 2 minggu melakukan terapi estrogen.

Cara Menggunakan Prolutex dengan Benar

Prolutex akan diberikan oleh dokter atau petugas medis atas arahan dokter ketika di ruang perawatan. Obat ini dapat diberikan melalui suntikan ke bawah kulit (subcutaneous/SC) atau dalam otot (intramuscular/IM).

Pakailah pakaian yang nyaman dan ikuti semua aturan yang diberikan oleh dokter selama menjalani terapi dengan Prolutex. 

Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter agar kondisi dan respons terapi dapat terpantau. Selama menggunakan Prolutex, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan darah guna memantau kadar hormon atau perkembangan kehamilan.

Interaksi Prolutex dengan Obat Lain

Progesteron yang terkandung dalam Prolutex dapat menimbulkan interaksi obat jika digunakan bersama obat-obatan tertentu. Berikut ini adalah beberapa efek interaksi obat antara Prolutex bersama obat lainnya:

  • Penurunan efektivitas Prolutex jika digunakan bersama rifampicin, phenytoin, phenobarbital, carbamazepine, atau griseofulvin
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping, seperti mual, muntah, dan perdarahan di vagina bila digunakan dengan ketoconazole
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping ciclosporin
  • Penurunan efektivitas obat antidiabetes, seperti linagliptin, glimepiride, atau empagliflozin
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping edoxaban yang dapat menyebabkan perdarahan berat

Untuk mencegah terjadinya interaksi obat di atas, selalu konsultasikan dengan dokter bila hendak menggunakan Prolutex bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.

Efek Samping dan Bahaya Prolutex

Efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan Prolutex adalah:

  • Nyeri, kemerahan, atau bengkak pada area suntikan
  • Sakit kepala
  • Mual atau muntah 
  • Perubahan suasana hati (mood swing)
  • Nyeri payudara
  • Heartburn, sembelit, atau diare
  • Perut kembung atau bengkak di tangan atau kaki
  • Keputihan
  • Nyeri sendi atau otot
  • Sensasi panas di tubuh secara tiba-tiba (hot flashes)

Sampaikan kepada dokter atau konsultasi lewat chat jika keluhan di atas tidak membaik atau bertambah parah. Dokter dapat memberikan saran atau pengobatan untuk mengatasi keluhan tersebut.

Jangan tunda untuk segera ke dokter atau IGD terdekat jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Perdarahan vagina di luar periode menstruasi
  • Rasa sakit atau perih saat buang air kecil
  • Benjolan payudara
  • Gangguan penglihatan mendadak, sakit kepala berat, atau nyeri di belakang mata
  • Gejala depresi, gangguan tidur, tubuh terasa lemas, atau perubahan suasana hati
  • Kantuk berat, pusing, sensasi berputar, linglung, atau sesak napas
  • Serangan jantung, yang ditandai dengan nyeri atau dada seperti ditekan, sakit yang menjalar ke rahang atau bahu, mual, dan berkeringat
  • Gangguan liver, seperti mual, nyeri perut bagian atas, hilang nafsu makan, urine berwarna gelap, tinja berwarna tanah liat, atau penyakit kuning
  • Tanda-tanda stroke, dapat berupa mati rasa atau lemas secara tiba-tiba, terutama pada satu sisi tubuh; sakit kepala parah secara mendadak; bicara cadel; serta gangguan bicara atau kesimbangan
  • Keluhan penggumpalan darah pada kaki atau tangan, seperti pembengkakan, rasa panas, kemerahan, dan nyeri di salah satu atau kedua tungkai
  • Gumpalan darah di paru-paru, yang ditandai dengan nyeri dada, batuk tiba-tiba, mengi, napas cepat, atau batuk berdarah