Sariawan pada anak ditandai dengan timbulnya luka kecil di dalam mulut, seperti di bagian dalam pipi, bibir, gusi, atau lidah. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri atau perih, terutama saat anak sedang makan, minum, menggosok gigi, atau berbicara.
Sariawan memiliki bentuk bulat atau oval dengan warna putih kekuningan di tengahnya. Kondisi ini tidak hanya dialami oleh orang dewasa tetapi juga anak-anak. Meski umumnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya, sariawan bisa membuat anak menjadi rewel.
Pada beberapa kasus, sariawan pada anak juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan tertentu, khususnya jika keluhan tersebut tidak kunjung sembuh atau sering muncul.
Sariawan pada Anak dan Berbagai Penyebabnya
Sariawan pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, Bun. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
- Tidak sengaja tergigit
- Tergores alat makan
- Menyikat gigi terlalu kuat atau menggunakan sikat gigi berbulu keras
- Iritasi akibat makanan yang terlalu panas, asam, atau keras
- Radang gusi (gingivitis)
- Infeksi, seperti flu singapura atau HFMD, herpangina, herpes simpleks, dan cacar air.
- Kekurangan asupan nutrisi, seperti vitamin B3, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, zat besi, dan asam folat
- Intoleransi makanan atau alergi makanan
- Stres dan kurang istirahat
Selain itu, sariawan pada anak juga terkadang bisa terjadi akibat penyakit autoimun, seperti penyakit celiac atau penyakit Kawasaki.
Sariawan pada Anak dan Langkah Penanganannya
Sariawan pada anak umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam 1–2 minggu. Namun, Bunda bisa membantu mempercepat penyembuhan Si Kecil dengan melakukan beberapa cara berikut ini:
1. Memberikan obat sariawan
Nyeri akibat sariawan pada anak dapat diatasi dengan memberikan obat sariawan. Obat ini bisa berupa gel atau salep yang mengandung lidokain.
Sebelum menggunakan obat ini, Bunda harus membersihkan area sariawan hingga kering. Setelah obat dioleskan, pastikan Si Kecil tidak makan atau minum selama setidaknya 30 menit agar obat tidak hilang.
Bunda juga bisa memberinya obat kumur antiseptik untuk meredakan nyeri dan iritasi pada area sariawan. Obat jenis ini juga cocok digunakan apabila sariawan berada di posisi yang sulit terjangkau, seperti di tenggorokan atau di langit-langit mulut.
Sebelum memberikan obat ini, Bunda perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya bagi Si Kecil.
2. Mengompres sariawan dengan air dingin atau es batu
Mengompres area sariawan juga dapat membantu meredakan nyeri yang mengganggu Si Kecil. Caranya, rendamlah kain bersih ke dalam air dingin atau balutlah es batu dengan kain. Setelah itu, kompreskan ke area sariawan selama 5–10 menit.
Kompres dingin ini dapat mengurangi rasa nyeri, peradangan, dan bengkak pada area sariawan.
3. Meminta anak untuk berkumur dengan larutan garam
Sariawan pada anak juga dapat diatasi dengan berkumur menggunakan larutan garam. Larutan ini dapat membantu meredakan nyeri dan mencegah infeksi lebih lanjut.
Bunda dapat membuat larutan air garam dengan mencampurkan 1 sendok teh garam ke dalam 1 gelas air hangat. Lalu, mintalah si Kecil untuk berkumur selama beberapa menit menggunakan larutan tersebut. Jangan lupa untuk membuang air larutan yang sudah digunakan untuk berkumur. Untuk hasil yang lebih optimal, mintalah anak untuk berkumur 2 atau 3 kali sehari hingga sariawan teratasi.
Namun, cara ini mungkin tidak cocok dilakukan oleh anak yang belum mengerti cara berkumur ya, Bun. Metode ini biasanya lebih efektif bagi anak yang sudah lebih besar atau berusia di atas 5-6 tahun.
4. Mengajari anak untuk menggosok gigi secara teratur
Menggosok gigi secara teratur dapat membantu mempercepat pemulihan sariawan pada anak dan mencegahnya muncul kembali. Oleh karena itu, ajarilah anak untuk menggosok giginya sendiri secara perlahan. Dengan demikian, ia akan terbiasa untuk menjaga kebersihan mulut sehingga sariawan dan masalah kesehatan mulut lainnya dapat dicegah.
Selain mengajari anak cara menggosok gigi, Bunda juga harus cermat dalam membeli sikat gigi dan pasta gigi anak. Pilihlah sikat gigi khusus untuk anak-anak dengan bulu sikat yang halus. Selain itu, pilih pasta gigi anak yang tidak mengandung SLS karena dapat mengiritasi area sariawan.
5. Memberikan anak air putih yang cukup
Sariawan dapat menjadi parah jika anak kurang minum atau dehidrasi. Oleh karena itu, mintalah Si Kecil untuk minum air sebanyak 6–8 gelas dalam sehari. Selain mencegah dehidrasi, minum air juga dapat menjaga kelembapan mulutnya sehingga mempercepat proses penyembuhan.
6. Mencukupi asupan nutrisi anak
Memenuhi kebutuhan tubuh anak akan nutrisi juga penting untuk mengatasi sariawan dan mencegahnya timbul kembali. Pastikan anak mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B kompleks, vitamin C, asam folat, dan zat besi agar mulutnya tidak mudah mengalami sariawan.
Saat Si Kecil masih mengalami sariawan, berikanlah makanan yang lembut dan mudah ditelan, seperti bubur, sup, atau yoghurt. Namun, jangan memberinya makanan yang terlalu panas, pedas, asam, asin, dan manis ya, Bun.
Jangan lupa juga untuk selalu mengingatkan anak agar ia tidak menyentuh sariawan. Pasalnya, menyentuh sariawan dapat menghambat proses pemulihan dan memperparah kondisi sariawan.
Apabila sariawan pada anak tidak kunjung mereda setelah 2 minggu, apalagi timbul gejala lain, seperti sakit perut, demam, leher kaku, perdarahan pada feses, hingga penurunan berat badan yang signifikan, Bunda sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter. Dengan demikian, dokter dapat menilai kondisi Si Kecil dan memberikan penanganan yang sesuai.