Sarkoidosis adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel tubuh yang mengalami peradangan. Kondisi ini umumnya menyerang paru-paru dan kelenjar getah bening, tetapi bisa juga terjadi di mata, kulit, atau jantung.

Pada beberapa kasus, sarkoidosis  ringan dapat sembuh dengan sendirinya dalam hitungan bulan atau tahun. Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan organ, bahkan kematian.

Sarkoidosis - alodokter

Penyebab Sarkoidosis

Sistem kekebalan berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai paparan zat asing di sekitar. Sarkoidosis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang zat asing tersebut secara berlebihan. Kondisi ini membuat sel-sel tubuh membentuk gumpalan atau granuloma.

Seiring waktu, granuloma dapat membentuk jaringan parut (fibrosis). Jika tidak segera ditangani, jaringan parut tersebut berisiko menimbulkan gangguan pada fungsi organ.

Hingga saat ini, penyebab terjadinya sarkoidosis masih belum diketahui. Namun, kondisi ini diduga terkait dengan faktor berikut:

  • Genetik
  • Paparan noninfeksi seperti debu atau zat kimia
  • Infeksi, baik dari virus, bakteri, maupun jamur

Selain faktor-faktor di atas, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sarkoidosis, yaitu:

  • Berjenis kelamin perempuan
  • Berusia 20–65 tahun
  • Memiliki keluarga yang menderita sarkoidosis
  • Memiliki riwayat penyakit limfoma

Gejala Sarkoidosis

Gejala sarkoidosis dapat muncul secara bertahap dengan pola yang berbeda-beda, tergantung pada organ tubuh yang terkena. Pada beberapa kasus, ada gejala yang hanya muncul sesaat, kemudian menghilang. Ada juga gejala yang muncul hingga bertahun-tahun (kronis), atau justru tidak menampakkan gejala sama sekali.

Sarkoidosis yang muncul secara mendadak umumnya menimbulkan serangkaian gejala khas yang disebut sindrom Lofgren. Gejala yang dimaksud antara lain demam, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri dan pembengkakan di sendi, serta benjolan kemerahan di kulit (eritema nodosum).

Gejala lain yang dapat terjadi adalah berat badan menurun, tubuh terasa sangat lelah, berkeringat di malam hari, dan mati rasa pada tangan atau kaki.

Tergantung pada organ yang terkena, keluhan lain yang dapat muncul adalah:

  • Paru-paru
    Penderita sarkoidosis dapat mengalami sesak napas yang disertai mengi, batuk kering dan nyeri dada. Pada kasus yang jarang terjadi, penderita juga bisa mengalami batuk berdarah.
  • Mata
    Mata yang mengalami sarkoidosis akan terasa kering, gatal, seperti terbakar, dan sensitif terhadap cahaya. Selain mata yang terlihat merah, pandangan juga akan menjadi samar.
  • Kulit
    Sarkoidosis pada kulit ditandai dengan ruam atau bercak merah keunguan (eritema) yang terasa nyeri bila disentuh. Ruam biasanya muncul di sekitar pergelangan tangan atau kaki, dan tulang kering.
  • Jantung
    Penderita sarkoidosis di jantung dapat mengalami kelelahan, nyeri dada, sesak napas, gangguan irama jantung (aritmia), jantung berdebar, dan pembengkakan tubuh karena kelebihan cairan (edema), bahkan kematian mendadak.
  • Sistem saraf
    Sarkoidosis yang menyerang sistem saraf dapat mengakibatkan mati rasa, kesemutan, kejang, gangguan psikologis, seperti demensia, depresi, atau psikosis, serta kelumpuhan.
  • Hati dan limpa
    Sarkoidosis pada hati dan limpa dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di perut, penyakit kuning, atau anemia.

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala sarkoidosis, seperti yang telah disebutkan di atas. Pemeriksaan sejak dini dan penanganan yang tepat dapat menghindari terjadinya perburukan penyakit.

Diagnosis Sarkoidosis

Dokter akan melakukan tanya jawab terkait gejala dan riwayat kesehatan pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, misalnya dengan melihat kondisi kulit, atau memeriksa pembengkakan di jantung, paru-paru, atau kelenjar getah bening.

Untuk lebih memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Tes darah, untuk menghitung sel darah, kadar hormon, serta memeriksa fungsi hati dan ginjal
  • Foto Rontgen dada, untuk mendeteksi granuloma atau jaringan parut di paru-paru, serta pembesaran pada jantung atau kelenjar getah bening
  • Tes fungsi paru, untuk mengukur volume dan kapasitas paru-paru
  • Pemindaian dengan CT scan, MRI, atau PET scan, untuk melihat kondisi organ secara lebih mendetail
  • Bronkoskopi, untuk melihat kondisi saluran pernapasan melalui tabung kecil yang dimasukkan melalui tenggorokan
  • Biopsi, dengan mengambil sebagian kecil jaringan yang dicurigai sebagai granuloma, untuk diteliti di bawah mikroskop

Pengobatan Sarkoidosis

Kebanyakan kasus sarkoidosis dapat sembuh dengan sendirinya. Beberapa pasien tidak memerlukan penanganan khusus jika tidak mengalami gejala yang signifikan. Namun, dokter akan terus memantau perkembangan kondisi pasien.

Penanganan sarkoidosis akan diberikan jika gejala yang dialami turut mengganggu atau mengancam fungsi organ tubuh lain, terutama mata, jantung, paru-paru, atau sistem saraf.

Metode penanganan sarkoidosis meliputi:

  • Pemberian obat kortikosteroid, bisa dengan cara diminum, dioleskan secara langsung ke kulit, atau diteteskan pada mata
  • Pemberian hydroxychloroquine, untuk membantu mengatasi gangguan di kulit
  • Pemberian obat imunosupresif, untuk menekan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi gejala peradangan
  • Transplantasi organ, untuk mengganti organ yang rusak akibat sarkoidosis, dengan organ lain dari pendonor

Komplikasi Sarkoidosis

Sarkoidosis umumnya bisa sembuh dengan sendirinya. Meski demikian, sebagian kasus sarkoidosis dapat terjadi dalam jangka panjang (kronis). Kondisi ini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi berikut:

  • Gangguan penglihatan, contohnya katarak atau glaukoma, yang dapat menyebabkan kebutaan
  • Gangguan darah, seperti anemia atau jumlah sel darah putih yang rendah (leukopenia)
  • Gangguan hormon, seperti diabetes insipidus atau sulit hamil (infetilitas)
  • Gangguan ginjal, antara lain batu ginjal atau gagal ginjal
  • Gangguan paru-paru, misalnya fibrosis paru atau hipertensi pulmonal
  • Gangguan jantung, seperti aritmia, kardiomiopati, gagal jantung, perikarditis, atau serangan jantung mendadak
  • Gangguan sistem saraf, seperti radang otak (ensefalitis), tumor otak, kelumpuhan, nyeri saraf, atau masalah kejiwaan
  • Gangguan liver, seperti kerusakan hati (sirosis)

Pencegahan Sarkoidosis

Sarkoidosis dapat dicegah dengan mengendalikan faktor yang dapat meningkatkan risiko kemunculan penyakit ini, salah satunya dengan menjalani gaya hidup sehat, seperti:

  • Menghindari paparan debu dan zat kimia
  • Berhenti merokok
  • Mengonsumsi makanan sehat bergizi dan seimbang yang direkomendasikan dokter
  • Minum air putih dalam jumlah yang cukup
  • Memenuhi kebutuhan tidur selama 6–8 jam setiap malam dan beristirahat yang cukup
  • Menjaga berat badan ideal
  • Berolahraga secara rutin
  • Menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin