Thiamfilex adalah antibiotik untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri, termasuk demam tifoid, gonore, meningitis, serta infeksi pada saluran pernapasan, pencernaan, dan saluran kemih. Obat ini dapat meredakan gejala infeksi, seperti demam, nyeri, dan tubuh lemas, sehingga proses penyembuhan lebih cepat.
Thiamfilex mengandung zat aktif thiamphenicol yang bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan sekaligus membunuh bakteri penyebab penyakit. Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul, serta hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.

Apa Itu Thiamfilex
| Bahan aktif | Thiamphenicol 500 mg |
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Antibiotik |
| Manfaat | Mengobati infeksi bakteri |
| Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
| Thiamfilex untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
| Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
| Thiamfilex untuk ibu menyusui | Kandungan thiamphenicol dalam Thiamfilex dapat terserap ke dalam ASI. Jika Anda sedang menyusui, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini. |
| Bentuk obat | Kapsul |
Peringatan sebelum Menggunakan Thiamfilex
Sebelum menggunakan Thiamfilex, penting untuk memahami beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pengetahuan ini akan membantu memastikan penggunaan obat berjalan aman dan memberikan hasil yang optimal:
- Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap thiamphenicol, chloramphenicol, atau obat lain yang sejenis. Jika Anda pernah mengalami reaksi alergi serius akibat obat apa pun, sampaikan juga hal tersebut kepada dokter.
- Sampaikan kepada dokter jika Anda pernah atau memiliki riwayat penyakit liver, penyakit ginjal, penyakit jantung, kolitis, gangguan sumsum tulang, defisiensi G6PD dan kelainan darah.
- Konsultasikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Sampaikan kepada dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Beri tahu dokter jika Anda akan atau baru saja menjalani vaksinasi dengan vaksin bakteri hidup seperti vaksin tifoid, BCG, atau kolera karena Thiamfilex dapat menurunkan efektivitas vaksin tersebut.
- Hindari mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan tinggi karena Thiamfilex dapat menyebabkan kantuk atau pusing.
- Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami reaksi alergi atau efek samping serius selama menggunakan Thiamfilex.
Dosis dan Aturan Pakai Thiamfilex
Dosis Thiamfilex dapat berbeda pada setiap orang dan harus ditentukan dokter sesuai kondisi medis serta respons tubuh terhadap pengobatan. Berikut rekomendasi dosis Thiamfilex berdasarkan indikasi:
Tujuan: mengobati infeksi bakteri
- Dewasa: 500 mg, diminum 2–3 kali sehari. Pada infeksi berat, dosis dapat ditingkatkan hingga 3.000 mg per hari sesuai anjuran dokter.
- Anak-anak: 30–100 mg/kg berat badan per hari, dibagi dalam beberapa kali pemberian.
Tujuan: mengatasi gonore
- Dewasa: 500 mg per hari selama 1–2 hari, atau 2.500 mg pada hari pertama, lalu dilanjutkan 2.000 mg per hari selama 4 hari berikutnya.
- Anak-anak: Dosis ditentukan oleh dokter sesuai kondisi pasien.
Cara Menggunakan Thiamfilex dengan Benar
Gunakan Thiamfilex sesuai dengan anjuran dokter serta aturan pakai yang tertera pada kemasan. Jangan menambah atau mengurangi dosis Thiamfilex tanpa persetujuan dokter.
Agar mendapatkan manfaat maksimal dari Thiamfilex, penting bagi Anda untuk memahami aturan penggunaannya dengan benar. Untuk lebih jelasnya, simak panduan di bawah ini:
- Thiamfilex sebaiknya dikonsumsi saat perut kosong, yaitu 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Telan obat ini secara utuh dengan bantuan segelas air putih, tanpa membelah, mengunyah, maupun menghancurkannya.
- Bila Anda lupa mengonsumsi Thiamfilex, segera minum obat ini saat ingat. Namun, jika sudah terlalu dekat dengan jadwal berikutnya, lewati dosis yang terlewat. Jangan menggandakan dosis untuk menggantikan yang terlewat, kecuali atas petunjuk dokter.
- Jangan menghentikan penggunaan Thiamfilex lebih cepat dari waktu yang ditentukan dokter walaupun keluhan yang Anda rasakan sudah hilang sepenuhnya. Berhenti menggunakan Thiamfilex lebih cepat dapat menyebabkan bakteri kebal terhadap obat.
- Untuk penggunaan Thiamfilex dalam jangka panjang, dokter mungkin meminta tes darah berkala untuk memantau fungsi hati dan sumsum tulang.
- Jangan gunakan Thiamfilex yang sudah kedaluwarsa.
- Simpanlah Thiamfilex di tempat yang sejuk dan kering, serta jauh dari sinar matahari langsung dan jangkauan anak-anak.
Interaksi Thiamfilex dengan Obat Lain
Interaksi obat Thiamfilex dengan obat lain perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan efek samping berbahaya atau mengurangi efektivitas terapi. Penting untuk mengetahui potensi interaksi Thiamfilex sejak awal agar penggunaannya lebih aman dan sesuai anjuran dokter. Beberapa contoh obat yang dapat berinteraksi dengan Thiamfilex dan perlu diperhatikan antara lain:
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping fatal jika digunakan dengan obat yang menghambat fungsi sumsum tulang, seperti obat kanker (kemoterapi) atau kortikosteroid
- Penurunan efektivitas thiamphenicol jika digunakan dengan phenobarbital atau rifampicin
- Peningkatan risiko terjadinya memar dan perdarahan jika digunakan dengan warfarin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping obat sulfonilurea dan phenytoin
Untuk mencegah efek samping atau interaksi obat yang berbahaya, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Thiamfilex bersama obat lain, suplemen, maupun produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Thiamfilex
Penggunaan Thiamfilex harus sesuai aturan dokter karena dosis berlebih dapat meningkatkan risiko efek samping. Beberapa keluhan yang mungkin muncul akibat penggunaan Thiamfilex adalah:
- Mual, muntah, diare
- Nyeri perut
- Ruam kulit atau gatal
Hentikan penggunaan Thiamfilex dan segera ke dokter bila Anda mengalami efek samping serius, seperti:
- Reaksi alergi parah, seperti ruam, pembengkakan di wajah atau tenggorokan, dan sesak napas.
- Penurunan jumlah sel darah seperti anemia, leukopenia atau trombositopenia yang dapat menyebabkan mudah lelah, pucat, atau mudah memar
- Gangguan pendengaran, yang ditandai dengan vertigo, telinga berdenging, telinga terasa penuh, kehilangan pendengaran, atau gangguan keseimbangan
- Gejala infeksi, seperti demam dan sakit tenggorokan yang baru muncul setelah mengonsumsi thiamphenicol
- Grey baby syndrome pada anak usia 0–2 tahun, yang bisa ditandai dengan kulit dan kuku berwarna abu-abu, bibir membiru, muntah, diare, kehilangan selera makan, atau rewel
Segera konsultasikan ke dokter bila efek samping tidak membaik atau malah memburuk. Anda bisa menggunakan fitur Chat Bersama Dokter atau buat janji konsultasi di aplikasi Alodokter.