Voren adalah obat oles untuk meredakan peradangan di sendi dan gejala yang menyertainya, seperti nyeri, bengkak, dan kaku. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi nyeri otot dan keseleo.

Voren terbuat dari bahan aktif diclofenac. Bahan aktif tersebut bekerja dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin, yaitu senyawa kimia yang memicu timbulnya peradangan saat terjadi kerusakan pada jaringan. Dengan begitu, gejala peradangan pun akan mereda.

Voren

Apa Itu Voren

Bahan aktif Diclofenac 1%
Golongan Obat bebas terbatas
Kategori Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Manfaat Mengatasi gejala radang sendi, nyeri otot, dan keseleo
Digunakan oleh Dewasa usia ≥18 tahun
Voren untuk ibu hamil Usia kehamilan ≤20 minggu
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Usia kehamilan >20 minggu
Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Voren untuk ibu menyusui Obat ini aman digunakan oleh ibu menyusui. 
Bentuk obat Gel

Peringatan sebelum Menggunakan Voren

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan Voren:

  • Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Voren tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini, aspirin, atau obat lain dari golongan OAINS.
  • Jangan menggunakan gel Voren jika Anda baru saja atau berencana untuk menjalani operasi bypass jantung.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda menderita asma atau reaksi alergi yang parah setelah menggunakan aspirin atau obat golongan OAINS lain.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita penyakit jantung, stroke, hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, heartburn, tukak lambung, edema, penyakit liver, penyakit ginjal, anemia, atau polip hidung.
  • Diskusikan dengan dokter sebelum memberikan Voren kepada lansia usia ≥60 tahun. Kelompok usia ini dapat mengalami efek samping yang lebih berat.
  • Jangan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol selama menggunakan Voren. Hal ini dapat meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna.
  • Gel Voren dapat meningkatkan risiko Anda mengalami sunburn. Oleh sebab itu, hindari paparan sinar matahari terlalu lama dan gunakan pakaian pelindung atau sunscreen saat berada di luar ruangan pada siang hari.
  • Jangan menggunakan Voren jika Anda sedang hamil, terutama jika kehamilan sudah berusia 20 minggu atau lebih. Hal ini dapat membahayakan janin atau menyebabkan komplikasi kehamilan.
  • Konsultasikan ke dokter terkait penggunaan Voren jika Anda sedang merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk obat oles, suplemen, maupun obat herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Voren.

Dosis dan Aturan Pakai Voren

Berikut ini adalah dosis umum penggunaan gel Voren untuk mengatasi gejala radang sendi, nyeri otot, maupun keseleo:

 

  • Dewasa usia ≥18 tahun: 2–4 gram (sekitar 6–12 cm gel), 2–4 kali sehari.

 

Cara Menggunakan Voren dengan Benar

Gunakan obat ini sesuai aturan pakai yang terdapat pada kemasan atau anjuran dokter. Untuk mendapatkan hasil maksimal, perhatikan hal-hal berikut dalam menggunakan Voren:

  • Pastikan untuk mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menggunakan gel Voren.
  • Bersihkan dan keringkan area kulit yang akan diolesi gel Voren.
  • Oleskan gel Voren secukupnya ke area kulit tersebut dan usap secara perlahan.
  • Jangan mengoleskan gel Voren ke area kulit yang terkelupas, terinfeksi, bengkak, atau terluka.
  • Jangan sampai obat ini mengenai area mata, hidung, atau mulut. Segera bilas dengan air jika area tersebut terkena gel Voren.
  • Jangan menutup area kulit yang sedang diobati Voren dengan perban. Usahakan agar area kulit tersebut tidak terpapar panas.
  • Jangan langsung berolahraga setelah menggunakan gel Voren. Disarankan juga untuk tidak langsung mandi, kecuali jika sudah lewat 1 jam setelah memakai gel Voren. Tunggu sampai 10 menit sebelum mengenakan pakaian.
  • Cuci kembali tangan Anda setelah menggunakan gel Voren, kecuali jika obat digunakan pada area tangan.
  • Gunakan Voren secara teratur untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Jika Anda lupa, segera pakai obat ini begitu teringat. Namun, bila sudah dekat dengan jadwal pemakaian berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan jangan mengoleskan lebih banyak gel Voren pada jadwal selanjutnya.
  • Beri tahu dokter jika kondisi yang Anda alami tidak kunjung membaik meski sudah menggunakan gel Voren selama 7 hari.
  • Simpan Voren di ruangan bersuhu 20–25°C. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
  • Buang obat yang tidak digunakan lebih dari 3 bulan setelah dibuka atau sudah kedaluwarsa.

Interaksi Voren dengan Obat Lain

Berikut ini adalah beberapa efek interaksi yang dapat terjadi apabila Voren digunakan bersama dengan obat lain:

  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama aspirin, warfarin, atau apixaban
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping Voren jika digunakan dengan obat OAINS oral, seperti celecoxib

Agar aman, beri tahu dokter apabila Anda hendak menggunakan Voren dengan obat lain atau produk perawatan kulit tertentu.

Efek Samping dan Bahaya Voren

Berikut ini adalah beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan gel Voren:

  • Kulit memerah
  • Kulit kesemutan atau baal
  • Kulit gatal-gatal, kering, dan terkelupas

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter apabila muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Gejala alergi, seperti ruam kulit, gatal-gatal, biduran, bengkak di wajah, lidah, bibir, atau tenggorokan
  • Gejala serangan jantung, seperti nyeri di dada, bahu, lengan, atau rahang, mual, sesak napas, keringat dingin, dan rasa seperti akan pingsan
  • Gejala perdarahan saluran cerna, yang meliputi BAB dengan feses hitam dan lunak seperti aspal, muntah darah, atau muntah dengan ampas hitam
  • Gangguan ginjal, yang gejalanya berupa buang air kecil sedikit dan bengkak di tangan atau kaki
  • Gangguan liver, yang ditandai dengan nafsu makan berkurang, mual, urine berwarna kuning gelap atau kecokelatan, penyakit kuning, atau tinja terlihat gelap