Warna kuku bisa mencerminkan kondisi kesehatan seseorang. Warna kuku yang berubah dan tidak disertai keluhan atau perubahan lain umumnya tidak berbahaya. Namun, perubahan warna kuku yang disertai keluhan, seperti rapuh, nyeri atau gatal, hingga copot, perlu diwaspadai karena bisa saja menandakan adanya penyakit yang perlu ditangani oleh dokter.

Kuku terbentuk dari protein keratin dan berfungsi untuk melindungi ujung jari. Pertumbuhan kuku dipengaruhi oleh faktor genetik, nutrisi, serta kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berbagai warna kuku tidak hanya dapat menunjukkan kuku yang sehat tetapi juga bisa menandakan adanya masalah kesehatan yang patut diperhatikan.

Warna Kuku dan Kaitannya dengan Kesehatan Tubuh - Alodokter

Warna Kuku dan Artinya bagi Kesehatan

Berikut ini adalah berbagai warna kuku dan kaitannya dengan kesehatan tubuh:

1. Kuku berwarna pink

Kuku yang sehat berwarna merah muda dengan pangkal berbentuk setengah lingkaran dan berwarna putih (lunula). Selain itu, kuku yang sehat biasanya memiliki permukaan yang rata, kuat, dan tidak mudah rapuh.

2. Kuku berwarna putih atau pucat

Warna kuku putih atau pucat dikenal dengan istilah leukonychia dan dapat terjadi pada sebagian atau seluruh area kuku. Warna kuku ini bisa menandakan kekurangan nutrisi, anemia, keracunan, hipertiroidisme, diabetes, hipoalbuminemia, atau penyakit pada liver dan ginjal.

Pada kasus tertentu, kuku yang pucat juga bisa terjadi karena efek samping obat-obatan, seperti kemoterapi dan antibiotik golongan sulfonamida.

3. Kuku berwarna kuning

Warna kuku kuning dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari penuaan hingga paparan zat berwarna kuning, misalnya kutek, cat, atau kunyit. Namun, warna kuku yang menguning terkadang juga bisa menandakan infeksi jamur. Selain membuat kuku menguning, infeksi juga menyebabkan kuku menebal dan menjadi rapuh. 

Kuku yang menguning juga bisa menandakan adanya masalah kesehatan lain, seperti pneumonia, fibrosis paru, rheumatoid arthritis, psoriasis, diabetes, atau limfedema. Selain itu, warna kuku yang menguning juga bisa terjadi pada perokok akibat adanya penumpukan nikotin di kuku.

4. Kuku berwarna kehijauan

Infeksi bakteri Pseudomonas aeruginosa bisa menyebabkan warna kuku berubah menjadi kehijauan. Bakteri ini dapat berkembang biak di bawah kuku ketika kuku terluka. 

Selain itu, infeksi jamur maupun penumpukan nanah di bawah kuku saat cantengan juga bisa membuat warna kuku jadi kehijauan.

5. Kuku berwarna kebiruan

Warna kuku yang berubah menjadi kebiruan umumnya dikaitkan dengan sianosis, yaitu kondisi ketika tubuh kekurangan oksigen. Kondisi ini membuat kuku, bibir, dan kulit tampak kebiruan.

Sianosis bisa menandakan adanya gangguan paru-paru dan pernapasan, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), bronkitis kronis, emfisema, pneumonia berat, atau emboli paru.

Kuku kebiruan juga dapat mengindikasikan adanya penyakit jantung atau gangguan sirkulasi darah, seperti pada sindrom Raynaud. Selain itu, dalam beberapa kasus, warna kuku ini bisa terjadi karena paparan suhu dingin. Nah, perubahan warna kuku menjadi biru karena kedinginan hanya bersifat sementara.

6. Kuku berwarna cokelat sampai hitam

Perubahan warna kuku menjadi cokelat atau hitam bisa disebabkan oleh subungual hematoma, yaitu perdarahan di bawah kuku akibat benturan atau cedera, infeksi jamur di kuku, atau efek samping obat-obatan. 

Selain itu, warna kuku yang berubah jadi kehitaman atau kecoklatan juga bisa terjadi karena penumpukan pigmen melanin. Kondisi ini terkadang bisa disebabkan oleh kanker kulit melanoma di bawah kuku. Biasanya, kondisi ini juga disertai dengan perubahan bentuk kuku dan timbulnya perdarahan.

7. Kuku berwarna setengah merah muda dan setengah putih

Perubahan warna kuku yang satu ini dikenal sebagai Terry's nails. Pada kondisi ini, kuku bagian pangkal hingga tengah berubah warna menjadi putih atau pucat, sedangkan kuku bagian tengah sampai ke atas tetap berwarna merah muda. Umumnya, kondisi ini terjadi akibat penuaan.

Meski begitu, Terry’s nails juga bisa menandakan adanya penyakit serius, seperti sirosis, diabetes, gagal jantung kongestif, gagal ginjal, dan hepatitis.

8. Perubahan warna pada pangkal kuku (lunula)

Kalau diperhatikan, di pangkal kuku Anda terdapat area berbentuk setengah lingkaran (lunula) dan berwarna putih. Namun, lunula juga bisa berubah warna menjadi kebiruan, kemerahan, atau kecokelatan.

Lunula yang berwarna kebiruan bisa menjadi tanda keracunan atau kekurangan oksigen, sedangkan lunula berwarna merah bisa menandakan adanya penyakit, seperti lupus eritematosus, rheumatoid arthritis, atau alopecia areata. Sementara itu, lunula berwarna kecoklatan bisa disebabkan oleh efek samping obat-obatan, seperti obat antimalaria klorokuin.

Lalu, bagaimana jika bagian lunula pada kuku tidak tampak sama sekali? Sebenarnya, kondisi ini tidak berbahaya karena lunula bisa saja tertutup kulit. Namun, pada beberapa kasus, kondisi ini bisa menandakan kekurangan gizi, depresi, atau anemia.

Perubahan Warna Kuku dan Cara Mencegahnya

Kuku yang sehat mencerminkan kondisi tubuh yang baik. Agar kuku Anda selalu sehat, ada beberapa langkah perawatan yang bisa dilakukan. Langkah-langkah ini tidak hanya bisa mencegah perubahan warna kuku, tetapi juga menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah perubahan warna kuku:

  • Jaga kebersihan kuku dengan rutin mencuci tangan, rutin memotong kuku, serta menghindari kebiasaan menggigit kuku.
  • Pastikan kuku tetap kering dan bersih untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri.
  • Penuhi kebutuhan tubuh akan nutrisi dengan mengonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, vitamin, dan zinc untuk menjaga kesehatan kuku dari dalam.
  • Hindari penggunaan cat kuku atau pembersih kuku yang berbahan kimia keras dan dapat merusak struktur serta warna kuku.
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala ke dokter, setidaknya 1 atau 2 tahun sekali.

Jika menyadari adanya perubahan pada warna kuku, Anda dapat mengonsultasikannya dengan dokter melalui Chat Bersama Dokter. Dengan begitu, dokter dapat memeriksa kondisi Anda serta memberikan penanganan yang sesuai.