Amitriptyline adalah obat untuk mengatasi gejala depresi. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati nyeri saraf (neuropati), migrain, dan enuresis nokturnal (kebiasaan mengompol) pada anak-anak.

Amitriptyline termasuk dalam golongan obat antidepresan trisiklik. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan kadar zat kimia alami di otak yang berperan dalam menstabilkan suasana hati. Dengan begitu, gejala depresi akan mereda.

Amitriptyline - Alodokter

Selain untuk depresi, amitryptiline juga termasuk ke dalam obat penghilang nyeri yang disebabkan oleh kerusakan pada saraf (neuropati). Obat ini biasanya digunakan untuk nyeri akibat herpes atau neuropati diabetik.

Merek dagang amitriptyline: Amitriptyline, Amitriptyline Hydrochloride, Amitriptyline HCl.

Apa Itu Amitriptyline

Golongan Obat resep
Kategori Antidepresan trisiklik
Manfaat Mengatasi depresi, nyeri saraf, migrain, dan kebiasaan mengompol pada anak-anak
Dikonsumsi oleh Dewasa, lansia, dan anak usia ≥6 tahun
Amitriptyline untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C:  Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Amitriptyline terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Bentuk obat Tablet

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Amitriptyline

Amitriptyline hanya boleh digunakan sesuai dengan resep dokter. Berikut ini adalah hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi amitriptyline:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Amitriptyline tidak boleh diberikan pada orang yang alergi terhadap obat ini atau obat antidepresan trisiklik lainnya, seperti nortriptyline.
  • Beri tahu dokter jika dalam 14 hari terakhir Anda menggunakan obat golongan MAOI, seperti isocarboxazid atau selegiline. Amitriptyline tidak boleh digunakan jika Anda sedang atau baru saja menggunakan obat tersebut.
  • Beri tahu dokter jika Anda baru saja mengalami serangan jantung. Amitriptyline tidak boleh digunakan pada pasien yang baru saja mengalami kondisi tersebut.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita porfiria, penyakit ginjal, gangguan pernapasan, penyakit liver, hipertiroidisme, pembesaran prostat, glaukoma, kejang, diabetes, ileus paralitik, atau cedera kepala.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami psikosis, gangguan bipolar, skizofrenia, atau pernah melakukan percobaan bunuh diri.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner, stroke, takikardia, atau gangguan irama jantung (aritmia).
  • Lakukan kontrol berkala sesuai jadwal yang telah ditetapkan dokter selama menjalani pengobatan dengan amitriptyline. Segera ke dokter jika muncul keinginan untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan amitriptyline, karena bisa menyebabkan efek samping yang fatal.
  • Jangan langsung melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan, seperti mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat setelah mengonsumsi amitriptyline, karena obat ini dapat menyebabkan kantuk dan pusing.
  • Hindari paparan sinar matahari yang terlalu lama setelah mengonsumsi amitriptyline, karena obat ini dapat membuat kulit lebih mudah terbakar sinar matahari (sunburn). Gunakan tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi amitriptyline sebelum menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis setelah mengonsumsi amitriptyline.

Dosis dan Aturan Pakai Amitriptyline

Dosis amitriptyline berbeda-beda pada tiap pasien. Dokter akan memberikan dosis dan menentukan lama pengobatan sesuai dengan usia dan kondisi yang diderita pasien.

Berikut adalah pembagian dosis amitriptyline berdasarkan kondisi yang ditangani:

Kondisi: Depresi

  • Dewasa: Dosis awal 25 mg, 2 kali sehari selama 2 minggu hingga 6 bulan. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap menjadi 50–150 mg per hari dalam dosis terbagi.
  • Lansia: 10–25 mg per hari, dikonsumsi pada malam hari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap menjadi 100–150 mg per hari, sesuai dengan respons pasien terhadap pengobatan.

Kondisi: Nyeri neuropatik dan pencegahan migrain

  • Dewasa: Dosis awal 10–25 mg per hari, pada malam hari. Dosis dapat ditingkatkan tiap 3–7 hari sesuai dengan respons pasien. Dosis yang dianjurkan 25–75 mg per hari.
  • Lansia: Dosis awal 10–25 mg per hari, pada malam hari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap, tetapi hati-hati saat menggunakan dosis di atas 75 mg.

Kondisi: Enuresis pada anak-anak

  • Anak-anak usia 6–10 tahun: 10–20 mg per hari.
  • Anak-anak usia 11–16 tahun: 25–50 mg per hari, sebelum tidur. Pengobatan dilakukan tidak boleh lebih dari 3 bulan.

Cara Mengonsumsi Amitriptyline dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk yang tertera pada kemasan amitriptyline sebelum mulai mengonsumsinya.

Amitriptyline dapat diminum sebelum atau setelah makan. Telan tablet amitriptyline dengan air putih.

Jangan menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Penghentian obat secara tiba-tiba berpotensi memperburuk kondisi pasien dan menimbulkan gejala putus obat, seperti sakit kepala, kelelahan, dan kesulitan tidur.

Konsumsi amitriptyline pada waktu yang sama tiap harinya guna memaksimalkan pengobatan. Jika lupa mengonsumsi obat ini, segera konsumsi jika belum mendekati jadwal konsumsi obat berikutnya. Apabila sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis pda jadwal konsumsi selanjutnya.

Simpan amitriptyline di tempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Amitriptyline dengan Obat Lain

Efek interaksi yang bisa terjadi jika menggunakan amitriptyline secara bersamaan dengan obat-obatan lain yaitu:

  • Peningkatan risiko terjadinya sindrom serotonin yang bisa berakibat fatal jika digunakan bersama obat monoamine oxidase inhibitors (MAOI), seperti isocarboxazid
  • Peningkatan risiko terjadinya aritmia jika digunakan bersama cisapride, quinidine, amiodarone, atau obat antihistamin
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari barbiturat atau obat yang menekan sistem saraf pusat
  • Penurunan efektivitas obat antihipertensi seperti reserpine, clonidine, atau metildopa
  • Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan bersama obat diuretik, seperti furosemide
  • Peningkatan kadar amitriptyline dalam darah jika digunakan bersama cimetidine, methylphenidate, obat antipsikotik, obat antagonis kalsium, atau obat antijamur
  • Peningkatan risiko terjadinya delirium jika digunakan bersama disulfiram
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping pada jantung jika digunakan dengan adrenaline, phenylephrine, atau ephedrine

Efek Samping dan Bahaya Amitriptyline

Ada beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi amitriptyline, antara lain:

  • Kantuk
  • Pusing
  • Mulut kering
  • Pandangan kabur
  • Konstipasi atau justru diare
  • Kenaikan berat badan
  • Sulit buang air kecil
  • Kulit lebih mudah terbakar matahari (sunburn)
  • Sakit perut, mual, atau muntah
  • Gatal atau ruam kulit
  • Nyeri atau bengkak pada payudara (pria maupun wanita)
  • Penurunan libido atau gairah seksual

Periksakan ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung reda atau bertambah parah. Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Mudah mengalami memar atau perdarahan
  • Gemetar
  • Sakit perut yang parah
  • Perubahan perilaku, linglung, atau halusinasi
  • Muncul pikiran yang aneh atau tidak biasa
  • Pusing seperti akan pingsan
  • Nyeri dada
  • Otot kaku
  • Jantung berdebar
  • Munculnya tanda penyumbatan pembuluh darah, seperti mati rasa dan kelemahan yang terjadi secara tiba-tiba, bengkak atau kemerahan yang disertai nyeri di lengan atau kaki
  • Munculnya tanda infeksi, seperti demam, menggigil, sakit tenggorokan, atau sariawan
  • Kejang