Bromocriptine adalah obat untuk mengatasi kondisi terkait kadar hormon prolaktin yang terlalu tinggi (hiperprolaktinemia), misalnya prolaktinoma, galaktorea, dan kemandulan. Bromocriptine juga digunakan dalam pengobatan akromegali dan penyakit Parkinson.

Bromocriptine termasuk dalam golongan obat ergot alkaloid. Obat ini mengatasi hiperprolaktinemia dengan cara menekan produksi hormon prolaktin dari kelenjar pituitari, yang juga sering menjadi obat agar cepat haid. Dalam mengatasi akromegali, bromocriptine bekerja dengan menurunkan kadar hormon pertumbuhan (growth hormone) di dalam darah.

BROMOCRIPTINE - alodokter

Selain itu, bromocriptine juga bisa merangsang sistem saraf yang berfungsi mengendalikan gerak tubuh. Dengan cara kerja ini, bromocriptine mampu meredakan gejala penyakit Parkinson, seperti tremor, otot kaku, serta kedutan atau kram otot.

Merek dagang bromocriptine: Cripsa

Apa itu Bromocriptine

Golongan Obat resep
Kategori Hormon sintesis
Manfaat Mengobati hiperprolaktinemia, akromegali, serta meredakan gejala penyakit Parkinson
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak usia ≥7 tahun
Bromocriptine untuk ibu hamil dan menyusui Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.Bromocriptine dapat menghambat dan mengurangi produksi ASI, sehingga tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui.
Bentuk obat Tablet

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Bromocriptine

Bromocriptine hanya boleh digunakan sesuai dengan resep dokter. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi bromocriptine:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Bromocriptine tidak boleh digunakan pada orang yang alergi terhadap obat ini atau obat ergot alkaloid lain, seperti ergotamine.
  • Beri tahu dokter jika sedang menderita hipertensi yang tidak terkontrol, hipertensi pada kehamilan, termasuk eklamsia atau preeklamsia, atau hipertensi pada masa nifas. Bromocriptine tidak boleh digunakan pada orang dengan kondisi tersebut.
  • Beri tahu dokter jika memiliki riwayat penyakit jantung koroner, aterosklerosis, hipertensi, sindrom Raynaud, stroke, penyakit liver, tukak lambung, perdarahan saluran cerna, gangguan mental atau psikosis, hipotensi, penyakit paru-paru, atau kejang.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui. Bromocriptine tidak boleh digunakan pada ibu menyusui karena obat ini dapat menghambat produksi ASI.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol setelah mengonsumsi bromocriptine karena berisiko menyebabkan efek samping.
  • Jangan melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan, seperti mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat, setelah mengonsumsi bromocriptine, karena obat ini bisa menyebabkan pusing, kantuk berat, atau tertidur secara tiba-tiba.
  • Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk produk herbal dan suplemen, untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
  • Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis setelah mengonsumsi bromocriptine.

Dosis dan Aturan Pakai Bromocriptine

Dosis bromocriptine yang diberikan oleh dokter tergantung pada kondisi kesehatan dan usia pasien. Berikut rincian dosis bromocriptine berdasarkan kondisi yang ditangani:

Kondisi: Gejala hiperprolaktinemia, seperti hipogonadisme, kemandulan, atau galaktorea (keluarnya cairan menyerupai ASI dari puting payudara yang tidak berhubungan dengan kehamilan)

  • Dewasa: Dosis awal adalah 1–1,25 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 2–2,5 mg setelah 2–3 hari. Selanjutnya, dosis ditingkatkan sebanyak 1–2,5 mg setiap 2–3 hari sekali. Dosis maksimal 30 mg per hari.

Kondisi: Prolaktinoma

  • Dewasa: Dosis awal adalah 1–1,25 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 2–2,5 mg setelah 2–3 hari, kemudian 2,5 mg tiap 8 jam sekali, 2,5 mg tiap 6 jam sekali, dan 5 mg tiap 6 jam sekali. Dosis maksimal 30 mg per hari.
  • Anak-anak usia 7–17 tahun: Dosis awal adalah 1 mg, 2–3 kali sehari. Bagi anak usia 7–12 tahun, dosis maksimal 5 mg per hari. Bagi anak usia di atas 13 tahun, dosis maksimal 20 mg per hari.

Kondisi: Penyakit Parkinson, sebagai obat tambahan di samping levodopa

  • Dewasa: dosis minggu pertama: 1–1,25 mg, pada malam hari. Minggu kedua: 2–2,5 mg, pada malam hari. Minggu ketiga: 2,5 mg, 2 kali sehari. Minggu keempat: 2,5 mg, 3 kali sehari. Selanjutnya, dosis ditambah sebanyak 2,5 mg tiap 3–14 hari, sesuai kebutuhan. Dosis perawatan adalah 10–30 mg per hari.

Kondisi: Akromegali

  • Dewasa: Dosis awal adalah 1–1,25 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 2–2,5 mg setelah 2–3 hari, kemudian 2,5 mg tiap 8 jam sekali, 2,5 mg tiap 6 jam sekali, dan 5 mg tiap 6 jam sekali.
  • Anak usia 7–17 tahun: Dosis awal adalah 1,25 mg, 2 kali atau 3 kali sehari. Bagi anak usia 7–12 tahun, dosis maksimal 10 mg per hari. Bagi anak usia >13 tahun, dosis maksimal 20 mg per hari.

Kondisi: Menghentikan produksi ASI (karena alasan medis)

2,5 mg selama 2–3 hari, kemudian ditingkatkan menjadi 2,5 mg 2 kali sehari selama 14 hari.

Kondisi: Mencegah produksi ASI setelah melahirkan (karena alasan medis)

2,5 mg, diberikan pada saat hari melahirkan, kemudian dilanjutkan dengan dosis 2,5 mg, 2 kali sehari selama 14 hari.

Cara Mengonsumsi Bromocriptine dengan Benar

Ikuti instruksi dokter dan baca informasi yang terdapat pada kemasan obat sebelum mengonsumsi bromocriptine. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Konsumsi bromocriptine bersama makanan untuk mencegah timbulnya mual. Telan tablet bromocriptine dengan air putih. Jika lupa mengonsumsi bromocriptine, segera minum jika belum mendekati jadwal konsumsi obat berikutnya. Apabila sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis di waktu selanjutnya.

Perlu diketahui bahwa penggunaan bromocriptine bisa menyebabkan timbulnya mual, pusing, atau pingsan, terutama saat beranjak dari duduk atau dari posisi berbaring secara tiba-tiba. Untuk menghindari terjadinya hal tersebut, bangunlah dari tempat duduk atau dari tempat tidur secara perlahan.

Jangan menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Menghentikan pengobatan secara tiba-tiba bisa menyebabkan Anda mengalami insomnia, cemas, dan depresi. Dokter akan mengurangi dosis bromocriptine secara bertahap jika pengobatan memang perlu dihentikan.

Simpan bromocriptine di tempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari secara langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Bromocriptine dengan Obat Lain

Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang bisa terjadi jika bromocriptine digunakan bersamaan dengan obat lain:

  • Meningkatkan kadar bromocriptine dalam darah jika digunakan bersama erythromycin atau antibiotik makrolid
  • Meningkatkan risiko terjadinya efek samping berbahaya jika digunakan bersama obat ergot alkaloid
  • Menurunkan efektivitas bromocriptine jika digunakan bersama antagonis dopamin, seperti obat golongan phenothiazine
  • Menurunkan efektivitas bromocriptine dalam menekan produksi prolaktin jika digunakan bersama domperidone atau metoclopramide

Efek Samping dan Bahaya Bromocriptine

Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi bromocriptine adalah:

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan yang disebutkan di atas tidak kunjung reda atau makin parah. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau mengalami efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Gangguan penglihatan, seperti pandangan buram
  • Linglung, halusinasi, atau terasa akan pingsan
  • BAB berdarah, muntah darah, atau muntah seperti ampas kopi
  • Nyeri dada, jantung berdebar, sesak napas terutama saat berbaring
  • Bengkak di tangan atau kaki, jarang berkemih
  • Kesemutan, mati rasa, atau nyeri di jari-jari, terutama saat terpapar suhu dingin
  • Gerakan otot yang tidak terkendali, hilang keseimbangan, hilang koordinasi gerak tubuh
  • Kejang
  • Kesulitan berbicara