Aerius D-12 adalah obat yang bermanfaat untuk mengatasi gejala alergi, seperti mata merah dan gatal, bersin-bersin, biduran, hidung meler dan gatal, atau hidung tersumbat. Tiap tablet obat ini mengandung kombinasi bahan aktif 2,5 mg desloratadine dan 120 mg pseudoephedrine.
Desloratadine dalam Aerius D-12 merupakan obat antihistamin. Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja histamin, yaitu senyawa di dalam tubuh yang memicu munculnya gejala alergi ketika tubuh terpapar zat pemicu alergi (alergen).
Sementara itu, pseudoephedrine dapat meredakan gejala hidung tersumbat dan rasa berat pada area sinus dengan mengurangi pembengkakan di rongga hidung. Aerius D-12 tersedia dalam bentuk tablet dan hanya bisa digunakan berdasarkan anjuran dokter
Apa Itu Aerius D-12
Bahan aktif | Desloratadine dan pseudoephedrine |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antihistamin, dekongestan |
Manfaat | Meredakan gejala alergi |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak usia ≥12 tahun |
Aerius D-12 untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Aerius D-12 untuk ibu menyusui | Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu jika Anda akan menggunakan obat ini selama masa menyusui. Disarankan untuk menggunakan dosis terendah dan hindari penggunaan jangka panjang. |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan sebelum Mengonsumsi Aerius D-12
Ada hal-hal yang harus Anda perhatikan sebelum mengonsumsi Aerius D-12, yaitu:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Aerius D-12 tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap kandungan di dalam obat ini.
- Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita glaukoma, tekanan darah tinggi, pembesaran prostat, penyakit jantung, diabetes, penyakit liver, penyakit ginjal, atau penyakit tiroid.
- Jangan memberikan Aerius D-12 kepada anak usia di bawah 12 tahun.
- Diskusikan dengan dokter terkait penggunaan Aerius D-12 jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi terjadinya interaksi antarobat.
- Beri tahu dokter bahwa Anda baru saja atau sedang mengonsumsi Aerius D-12 jika akan menjalani operasi atau pemeriksaan medis tertentu.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi Aerius D-12. Obat ini dapat menyebabkan pusing.
- Segera temui dokter jika mengalami reaksi alergi obat setelah menggunakan Aerius D-12.
Dosis dan Aturan Pakai Aerius D-12
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan Aerius D-12 untuk meredakan gejala alergi:
- Dewasa dan anak usia ≥12 tahun: 1 tablet, 2 kali sehari.
Cara Mengonsumsi Aerius D-12 dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan bacalah informasi yang tertera pada label kemasan obat sebelum mengonsumsi Aerius D-12. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa persetujuan dokter.
Perhatikan hal-hal berikut ini dalam mengonsumsi Aerius D-12:
- Minumlah Aerius D-12 sebelum atau sesudah makan.
- Telan Aerius D-12 tablet secara utuh dengan bantuan air putih. Jangan mengunyah, membelah, atau menghancurkan tablet.
- Jika Anda lupa mengonsumsi Aerius D-12, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila jeda waktu dengan dosis selanjutnya sudah dekat, abaikan dosis tersebut dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Konsumsilah Aerius D-12 hanya ketika ada gejala dan hentikan setelah gejala membaik atau hilang.
- Konsultasikan dengan dokter jika keluhan tidak kunjung membaik setelah 7 hari minum obat ini.
- Simpan Aerius D-12 di tempat kering dan sejuk yang terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Aerius D-12 dengan Obat Lain
Interaksi antarobat yang dapat terjadi bila Aerius D-12 digunakan bersama obat tertentu adalah:
- Peningkatan risiko terjadinya hipertensi dan aritmia jika digunakan bersama antidepresan trisiklik, atau obat glikosida jantung, seperti digoxin
- Penurunan efek antihipertensi dari metildopa, penghambat beta, atau penghambat alfa
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan dengan ketoconazole, fluoxetine, erythromycin, cimetidine, atau azithromycin
Untuk mencegah terjadinya efek interaksi obat, diskusikan dengan dokter jika Anda berencana menggunakan Aerius D-12 bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Aerius D-12
Mengingat Aerius D-12 mengandung desloratadine dan pseudoephedrine, ada efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi obat ini, antara lain:
- Pusing
- Mulut kering
- Sakit tenggorokan
- Mual
- Sakit kepala
- Sulit tidur (insomnia)
Konsultasikan dengan dokter melalui chat jika terjadi efek samping di atas tidak segera mereda atau makin parah. Dokter dapat memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi efek samping.
Segera cari pertolongan medis jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti: