Aminolevulinic acid adalah obat yang digunakan bersama dengan terapi fotodinamik untuk mengobati berbagai macam masalah kulit. Obat ini juga dapat digunakan untuk membantu saat dokter mengoperasi glioma pada otak atau tulang belakang.

Aminolevulinic acid bentuk gel termasuk golongan obat photosensitizing agent. Obat ini akan masuk ke dalam sel kulit yang tidak normal dan membuat sel lebih sensitif terhadap sinar dari terapi fotodinamik. Ketika terkena sinar tersebut, sel yang dimasuki oleh aminolevulinic acid akan mati.

Young,Woman,Having,Blue,Led,Light,Facial,Therapy,Treatment,In

Masalah kulit yang dapat ditangani dengan kombinasi aminolevulinic acid dan terapi fotodinamik antara lain adalah actinic keratosis, kutil, karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, jerawat, kondiloma akuminata, dan lichen planus.

Sementara itu, aminolevulinic acid bentuk larutan oral (oral solution) termasuk golongan obat optical imaging agent. Obat ini bekerja dengan cara membuat jaringan glioma menjadi kelihatan berpendar warna merah sehingga mudah dideteksi dan bisa dioperasi.

Merek dagang aminolevulinic acid: -

Apa Itu Aminolevulinic Acid

Golongan Obat resep
Kategori Photosensitizing agent untuk obat topikal dan optical imaging agent untuk obat oral
Manfaat Membantu mengobati actinic keratosis, kutil, karsinoma sel basal, jerawat, kondiloma akuminata, dan lichen planus dan sebagai obat tambahan dalam operasi glioma
Digunakan oleh Dewasa
Aminolevulinic acid untuk ibu hamil Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Aminolevulinic acid untuk ibu menyusui Belum diketahui apakah aminolevulinic acid dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dokter.
Bentuk obat Larutan dalam ampul yang dihirup (inhalasi)

Peringatan Sebelum Menggunakan Aminolevulinic Acid

Aminolevulinic acid diberikan oleh dokter atau petugas medis sesuai dengan petunjuk dokter. Perhatikan beberapa hal berikut sebelum menggunakan aminolevulinic acid:

  • Beri tahu dokter jika Anda alergi terhadap aminolevulinic acid, porfirin, atau phosphatidylcholine dalam kacang kedelai. Aminolevulinic Acid tidak boleh digunakan oleh pasien yang alergi terhadap obat ini.
  • Beri tahu dokter jika kulit Anda sensitif terhadap sinar matahari. Aminolevulinic Acid tidak boleh digunakan oleh pasien dengan kondisi tersebut.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita porfiria, penyakit liver, penyakit ginjal, atau gangguan pembekuan darah.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menjalani pengobatan dengan obat lain, termasuk suplemen, maupun produk herbal.
  • Lindungi kulit dari paparan sinar matahari dan lampu yang terang selama 24 jam sebelum dan 48 jam sesudah aminolevulinic acid digunakan, misalnya dengan menggunakan baju tertutup dan topi yang lebar. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya efek samping akibat pengobatan.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan aminolevulinic acid jika berencana melakukan pemeriksaan laboratorium atau prosedur medis lain.
  • Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, overdosis, atau efek samping serius.

Dosis dan Aturan Pakai Aminolevulinic Acid

Dosis aminolevulinic acid akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Berikut adalah dosis umum aminolevulinic acid berdasarkan tujuan pengobatannya:

Tujuan: Mengangkat glioma

Bentuk obat: Larutan oral

  • Dewasa: Dosis untuk pasien yang dicurigai menderita glioma tingkat III atau IV adalah 20 mg/kgBB, dikonsumsi 2–4 jam sebelum induksi anestesi

Tujuan: Mengobati masalah kulit

Bentuk obat: Gel

  • Dewasa: Dosis akan diberikan oleh dokter atau petugas medis lain di bawah pengawasan dokter.

Cara Menggunakan Aminolevulinic Acid dengan Benar

Aminolevulinic acid dalam bentuk gel akan dioleskan ke area kulit yang bermasalah oleh dokter atau petugas medis sesuai dengan arahan dokter. Sementara itu, aminolevulinic acid dalam bentuk larutan oral perlu dikonsumsi 2–4 jam sebelum operasi glioma.

Selama Anda menggunakan aminolevulinic acid, dokter akan memantau kondisi Anda secara cermat. Pastikan untuk mengikuti jadwal pemeriksaan kesehatan yang diberikan oleh dokter. Pemeriksaan kesehatan rutin diakukan untuk memastikan pengobatan efektif dan memantau efek samping yang mungkin terjadi.

Interaksi Aminolevulinic Acid dengan Obat Lain

Peningkatan sensitivitas terhadap cahaya yang terang dan peningkatan risiko terjadinya efek samping dapat terjadi jika aminolevulinic acid digunakan bersama obat-obatan berikut:

  • Suplemen John's Wort
  • Antibiotik atau obat golongan sulfa, seperti demeclocyline, doxycycline, minocycline, minocycline, oxytetracycline, tetracycline, sulfisoxazole atau sulfamethoxazole
  • Diuretik, seperti bendroflumethiazide, chlorthalidone, indapamide, hydrochlorothiazide, methyclothiazide, atau metolazone
  • Obat antidiabetes oral jenis sulfonylurea, seperti chlorpropamide, glimepiride, glipizide, glyburide, tolazamide, atau tolbutamide
  • Obat antipsikotik, seperti fluphenazine, atau perphenazine
  • Obat mual atau muntah, seperti chlorpromazine

Efek Samping dan Bahaya Aminolevulinic Acid

Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan aminolevulinic acid adalah:

  • Kulit yang diobati terasa sakit, terbakar, kesemutan, tertusuk, atau mati rasa.
  • Kulit yang diterapi menjadi lebih gelap atau lebih terang dari area kulit sekitarnya
  • Kulit yang diobati bengkak, bentol-bentol, kemerahan, dan gatal
  • Mual atau muntah
  • Diare
  • Hilang ingatan untuk sementara waktu, linglung, atau disorientasi
  • Hasil fungsi liver abnormal yang biasanya terjadi hingga 6 minggu setelah menggunakan aminolevulinic acid

Hubungi dokter jika efek samping di atas tidak kunjung membaik atau memberat. Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Rasa melayang seperti akan pingsan
  • Ruam kulit yang disertai dengan lepuhan
  • Menggigil
  • Kejang
  • Kesulitan berbicara atau memahami hal yang dibicarakan oleh orang lain