Demensia vaskular adalah gangguan pada memori, perilaku, dan kemampuan berpikir, yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke jaringan otak. Kondisi yang umum dialami oleh lansia ini dapat terjadi secara mendadak atau berkembang perlahan seiring waktu.

Demensia vaskular dapat terjadi akibat gangguan pada pembuluh darah otak, misalnya penyumbatan, penyempitan, atau perdarahan. Penyakit ini lebih berisiko menyerang orang usia di atas 75 tahun, penderita hipertensi, perokok, dan orang dengan kadar kolesterol tinggi.

Demensia Vaskular - Alodokter

Demensia vaskular merupakan jenis demensia yang paling sering terjadi. Seiring dengan perkembangan penyakit, demensia vaskular bisa menyebabkan disabilitas atau keterbatasan pada hidup penderitanya. Namun, perkembangan penyakit ini bisa diperlambat dengan mengatasi faktor-faktor risikonya.

Penyebab Demensia Vaskular

Demensia vaskular terjadi ketika pembuluh darah otak mengalami kerusakan sehingga aliran darah ke jaringan otak berkurang atau terhenti total. Kondisi ini menyebabkan otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Akibatnya, jaringan tersebut lama-kelamaan akan rusak atau bahkan mati.

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan demensia vaskular meliputi:

  • Aterosklerosis atau penyempitan pada pembuluh darah kecil di otak
  • Stroke iskemik atau stroke hemoragik
  • Stroke ringan atau transient ischemic attack yang terjadi berkali-kali
  • Peradangan atau infeksi pada pembuluh darah otak

Faktor risiko demensia vaskular

Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya demensia vaskular, yaitu:

  • Berusia di atas 75 tahun
  • Pernah mengalami serangan jantung atau stroke
  • Memiliki kadar kolesterol tinggi
  • Menderita hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung
  • Menderita gangguan irama jantung (aritmia)
  • Merokok
  • Tidak aktif secara fisik atau jarang berolahraga
  • Mengalami obesitas
  • Kecanduan alkohol
  • Memiliki keluarga dengan riwayat demensia

Gejala Demensia Vaskular

Gejala demensia vaskular bisa berbeda-beda, tergantung pada area otak yang terpengaruh dan tingkat kerusakannya. Gejala tersebut dapat memburuk secara bertahap atau terjadi langsung setelah seseorang terkena stroke.

Gejala demensia vaskular memiliki kemiripan dengan penyakit Alzheimer. Sering kali, vaskular demensia juga terjadi bersama dengan penyakit Alzheimer. Beberapa keluhan yang dapat terjadi pada penderita demensia vaskular adalah:

  • Mudah lupa atau sulit konsentrasi
  • Sulit melakukan aktivitas yang biasa dikerjakan sehari-hari
  • Sering tersesat di tempat yang biasa dikunjungi
  • Kurang berminat pada suatu hal
  • Sulit menyeimbangkan tubuh sehingga jalan terseok-seok atau sering terjatuh
  • Lemah otot
  • Sulit menemukan kata-kata yang tepat saat berbicara
  • Sulit memahami perintah atau ucapan dari orang lain
  • Perubahan perilaku, misalnya menjadi agresif
  • Perubahan emosi yang tidak terkendali, seperti mudah marah, dan menangis atau tertawa tiba-tiba
  • Tremor
  • Linglung dan gelisah
  • Tidak bisa menahan buang air kecil (inkontinensia urine) atau buang air besar (inkontinensia tinja)

Kapan harus ke dokter

Konsultasi ke dokter perlu dilakukan jika Anda atau salah satu keluarga Anda mengalami gejala demensia vaskular. Makin awal terdeteksi, makin cepat pula penanganan diberikan untuk memperlambat perkembangan penyakit.

Selain itu, pasien terdiagnosis demensia juga perlu ke rumah sakit jika timbul gejala baru, seperti sulit bicara, lemas, atau linglung secara mendadak.

Diagnosis Demensia Vaskular

Dokter akan memulai diagnosis dengan melakukan tanya jawab terkait gejala yang muncul, riwayat kesehatan pasien dan keluarga, serta obat-obatan yang dikonsumsi. Setelah itu, dokter akan melakukan tes fisik secara menyeluruh, dilanjutkan dengan pemeriksaan saraf.

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut:

  • Tes darah, untuk memeriksa kemungkinan penyakit lain yang memengaruhi fungsi otak, seperti infeksi, peradangan, gangguan tiroid, atau defisiensi vitamin B12
  • CT scan, untuk mendeteksi tanda-tanda perdarahan, penyumbatan pembuluh darah, atau tumor
  • MRI, untuk mencari kerusakan pada jaringan otak

Selain pemeriksaan di atas, dokter akan melakukan tes neuropsikologi dengan memberikan pertanyaan dan soal-soal tertulis. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir dan pemahaman pasien.

Pengobatan Demensia Vaskular

Kerusakan jaringan otak pada demensia vaskular bersifat permanen. Tujuan pengobatan sebatas untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada jaringan otak. Caranya adalah dengan mengatasi kondisi yang menyebabkan gangguan aliran darah ke otak. Oleh karena itu, penanganannya bisa berbeda pada tiap pasien.

Tindakan medis yang dapat dilakukan pada penderita demensia vaskular antara lain:

Obat-obatan

Obat-obatan bertujuan untuk mencegah terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau perdarahan di pembuluh darah otak. Obat yang dapat diresepkan dokter kepada pasien antara lain:

  • Aspirin, warfarin, atau clopidogrel, untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah
  • Obat penurun tekanan darah, seperti captopril, candesartan, atau amlodipine
  • Statin, seperti rosuvastin, atorvastin, dan simvastatin, untuk menurunkan kadar kolesterol tinggi
  • Metformin atau insulin, untuk mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes

Perbaikan gaya hidup

Selain konsumsi obat-obatan, penanganan demensia vaskular perlu didukung dengan pola hidup sehat. Pasien akan dianjurkan untuk menjalani upaya-upaya berikut:

  • Mengurangi makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak
  • Menghindari konsumsi makanan fast food
  • Berolahraga secara rutin atau selalu aktif bergerak
  • Menurunkan berat badan bila obesitas
  • Mempertahankan berat badan ideal
  • Menghentikan kebiasaan merokok
  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol
  • Melatih otak tetap aktif dengan berbagai cara, misalnya dengan bermain catur atau teka-teki silang
  • Mencari hobi yang bisa ditekuni setiap hari
  • Bersosialisasi secara aktif dengan kerabat

Komplikasi Demensia Vaskular

Demensia vaskular yang terlambat ditangani dapat menimbulkan berbagai komplikasi berikut:

  • Tidak dapat hidup mandiri
  • Sulit berbicara atau berkomunikasi
  • Sulit berjalan atau rentan terjatuh
  • Pneumonia aspirasi
  • Mudah terkena infeksi, terutama infeksi saluran kemih atau infeksi kulit
  • Depresi
  • Perilaku yang abnormal, seperti paranoid, halusinasi atau delusi

Pencegahan Demensia Vaskular

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya demensia vaskular, antara lain:

  • Memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan
  • Mengonsumsi makanan rendah lemak dan rendah garam
  • Menurunkan berat badan jika menderita obesitas
  • Mempertahankan berat badan ideal
  • Berolahraga rutin, minimal 5 hari dalam seminggu selama 30 menit
  • Tidak merokok
  • Menghindari konsumsi minuman beralkohol
  • Tidak memendam stres berlama-lama, misalnya dengan meditasi, curhat dengan sahabat, atau berolahraga
  • Menjalani pengobatan dan kontrol berkala ke dokter jika menderita diabetes, kolesterol tinggi, hipertensi, atau aritmia