Metformin adalah obat untuk mengendalikan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2. Jika kadar gula darah stabil pada batas normal, risiko terjadinya komplikasi akibat diabetes, seperti stroke dan penyakit jantung, bisa ditekan.

Metformin bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas hormon insulin, mengurangi pembentukan gula darah di dalam hati, dan menurunkan penyerapan gula di dalam usus. Cara kerja ini akan membantu menurunkan kadar gula di dalam darah.

Blood glucose monitor

 

Dalam pengobatan diabetes tipe 2, metformin dapat digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan insulin atau obat antidiabetes lain. Metformin terkadang juga digunakan dalam pengobatan polycystic ovarian syndrome (PCOS).

Merek dagang metformin: Actosmet, Adecco, Amaryl M, Benofomin, Diabit, Diafac, Diaglifozmet XR, Eraphage, Forbetes, Glucovance, Glumin XR, Janumet XR, Kombiglyze XR, Metformin HCl, Nevox XR, Trajenta Duo, Xigduo, Zipio M

Apa Itu Metformin

Golongan Obat resep
Kategori Antidiabetes
Manfaat Menurunkan kadar gula darah yang tinggi pada penderita  diabetes tipe 2
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak usia ≥10 tahun
Metformin untuk ibu hamil Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Tetap konsultasikan mengenai penggunaan metformin jika Anda sedang hamil.
Metformin untuk ibu hamil menyusui Metformin dapat terserap ke dalam ASI. Bila sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa arahan dari dokter.
Bentuk obat Tablet dan tablet lepas lambat

Peringatan sebelum Mengonsumsi Metformin

Metformin tidak ditujukan untuk penderita diabetes tipe 1 atau penderita ketoasidosis diabetik. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan metformin adalah:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Metformin tidak boleh dikonsumsi oleh pasien yang alergi terhadap obat ini.
  • Jangan mengonsumsi metformin jika Anda sedang dehidrasi, mabuk, menderita penyakit infeksi yang parah, atau gangrene.
  • Beri tahu dokter jika menderita penyakit liver, penyakit ginjal, gangguan pernapasan yang berat atau menahun, gagal jantung kongestif, riwayat serangan jantung, gangguan hormonal, pankreatitis kronis, malnutrisi, anemia, atau kecanduan alkohol.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan metformin sebelum menjalani operasi atau prosedur medis apa pun, terutama pemeriksaan radiologi dengan cairan kontras.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi acetazolamide atau topiramate. Beri tahu juga jika menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, guna mengantisipasi interaksi obat.
  • Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan metformin jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
  • Jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi metformin, karena obat ini bisa menyebabkan penglihatan kabur atau pusing berat.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi metformin.

Dosis dan Aturan Pakai Metformin

Metformin tersedia dalam bentuk tablet biasa dan tablet lepas lambat. Dosis metformin yang diberikan dokter tergantung pada jenis tablet, serta kondisi dan respons pasien terhadap obat.

Secara umum, berikut ini adalah dosis metformin:

Dewasa

Kondisi: Diabetes mellitus tipe 2

  • Tablet biasa
    Dosis awal 500–850 mg, 1–3 kali sehari, dapat ditingkatkan secara bertahap. Dosis maksimal 2.550–3.000 mg per hari, dibagi dalam 3 kali minum.
  • Tablet lepas lambat
    Dosis awal 500–1.000 mg 1 kali sehari, dapat ditingkatkan secara bertahap. Dosis maksimal 1.500–2.000 mg per hari.

Kondisi: Pre-diabetes, obesitas

  • Tablet lepas lambat
    Dosis awal 500 mg 1 kali sehari, dapat ditingkatkan secara bertahap. Dosis maksimal 1.500–2.000 mg per hari.

Kondisi: PCOS

  • Tablet biasa
    Dosis awal 500 mg 1 kali sehari, dapat ditingkatkan secara bertahap. Dosis harian umumnya adalah 500 mg 3 kali sehari atau 850 mg 2 kali sehari.

Anak usia 10 tahun ke atas

Kondisi: Diabetes mellitus tipe 2

  • Tablet biasa
    Dosis awal 500 mg 1–2 kali sehari, atau 850 mg 1 kali sehari. Dosis dapat dinaikkan secara bertahap. Dosis maksimal 2.000 mg per hari, dibagi dalam 2–3 kali konsumsi.

Cara Mengonsumsi Metformin dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan bacalah petunjuk yang tertera pada label kemasan metformin sebelum mengonsumsinya. Jangan menambah atau mengurangi dosis, serta jangan menghentikan pengobatan tanpa persetujuan dokter.

Konsumsilah metformin pada waktu makan atau setelah makan. Telan tablet metformin dengan air putih. Untuk metformin sediaan tablet lepas lambat, telan tablet secara utuh, tanpa dibelah, dikunyah, atau dihancurkan terlebih dahulu.

Konsumsilah metformin pada jam yang sama tiap harinya agar pengobatan efektif. Jika lupa mengonsumsi obat ini, segera konsumsi begitu teringat. Namun, bila jadwal minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.

Agar lebih efektif, penggunaan metformin perlu disertai dengan pola makan sehat sesuai anjuran dokter dan berolahraga teratur. Selain itu, periksakan kadar gula darah secara berkala dan lakukan kontrol rutin ke dokter. Hal ini penting untuk memantau kondisi dan hasil terapi Anda.

Konsumsi metformin terkadang menyebabkan hipoglikemia atau gula darah rendah, yang bisa ditandai dengan mudah lapar, pusing, gemetar, lemas, dan keringat dingin. Untuk mencegahnya, konsumsilah makanan bergizi seimbang dengan jadwal yang teratur. Jika muncul gejala hipoglikemia, konsumsilah permen, jus buah, atau madu.

Simpan metformin di tempat sejuk dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Metformin dengan Obat Lain

Penggunaan metformin bersama dengan obat lain dapat menimbulkan efek interaksi, antara lain:

  • Peningkatkan risiko terjadinya gangguan ginjal dan asidosis laktat jika digunakan dengan zat kontras pada pemeriksaan radiologi tertentu
  • Peningkatan risiko terjadinya hipoglikemia jika digunakan dengan insulin atau obat golongan sulfonilurea, seperti glyburide
  • Peningkatan risiko terjadinya asidosis laktat jika digunakan dengan topiramate, acetazolamide, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), atau obat antihipertensi, seperti ACE inhibitor, diuretik loop, dan ARB
  • Peningkatan risiko terjadinya hiperglikemia jika digunakan bersama obat kortikosteroid, diuretik thiazide, pil KB, estradiol, phenothiazine, phenytoin, isoniazid, atau golongan obat antagonis kalsium
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping metformin jika digunakan dengan cimetidine, dolutegravir, ranolazine, trimethoprim, atau rifampicin
  • Penurunan efektivitas obat antikoagulan, seperti warfarin, jika kedua obat dikonsumsi bersamaan

Selain itu, konsumsi metformin bersamaan dengan minuman beralkohol dapat meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia atau asidosis laktat.

Efek Samping dan Bahaya Metformin

Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi metformin adalah:

  • Mual atau muntah
  • Sakit maag
  • Diare
  • Lelah atau lemas
  • Rasa logam di mulut
  • Kadar gula darah rendah

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik atau memburuk. Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau asidosis laktat, yang bisa ditandai dengan gejala berikut:

  • Tubuh terasa sangat lelah
  • Nyeri otot yang berat
  • Tubuh terasa kedinginan
  • Sulit bernapas atau sesak napas
  • Kantuk dalam (somnolen)
  • Denyut jantung cepat, lambat, atau tidak beraturan