Jamur pada kucing termasuk salah satu penyebab infeksi yang paling sering terjadi pada hewan imut ini. Saat terinfeksi jamur, kucing bisa mengalami bulu rontok dan gatal-gatal. Oleh sebab itu, bila memiliki kucing peliharaan, sangat penting bagi kamu untuk mengetahui berbagai jenis infeksi akibat jamur pada kucing sekaligus cara menanganinya.

Jamur pada kucing penyebab infeksi dapat berkembang biak dengan mudah di daerah beriklim tropis dengan tingkat kelembapan yang tinggi, termasuk Indonesia.

Jamur pada Kucing, Ketahui Jenis dan Cara Menanganinya - Alodokter

Jenis kucing yang memiliki risiko paling tinggi terserang infeksi jamur adalah kucing liar. Ini karena jamur pada kucing biasanya menular dari tanah. Meski begitu, kucing peliharaan juga bisa mengalami infeksi jamur, jika tertular kucing lain yang lebih dulu terinfeksi jamur.

Berbagai Jenis Infeksi Jamur pada Kucing

Jamur pada kucing bisa menimbulkan berbagai macam infeksi, seperti infeksi kulit, infeksi saluran pernapasan, bahkan infeksi selaput otak. Berikut ini adalah beberapa jenis infeksi akibat jamur pada kucing yang perlu kamu waspadai:

1. Dermatofitosis

Salah satu infeksi akibat jamur pada kucing adalah dermatofitosis atau ringworm. Seperti namanya, dermatofitosis disebabkan oleh jamur jenis dermatofita.

Infeksi jamur ini umumnya terjadi pada kulit kucing. Tanda-tandanya berupa luka maupun bercak berbentuk lingkaran yang berwarna kemerahan, gatal-gatal, kerontokan bulu, hingga kebotakan pada area kulit yang terinfeksi.

Kamu perlu berhati-hati jika kucing kesayanganmu mengalami jenis infeksi jamur yang satu ini. Hal ini karena dermatofitosis termasuk infeksi jamur yang dapat menular ke sesama kucing atau bahkan manusia.

2. Blastomikosis

Blastomikosis merupakan infeksi jamur Blastomyces dermatitidis yang terjadi pada paru-paru kucing. Jamur ini biasanya ditemukan di tanah, tetapi spora jamur dapat menyebar melalui udara sehingga bisa terhirup oleh kucing dan manusia.

Saat mengalami penyakit ini, kucing dapat mengalami berbagai gejala, seperti batuk, penurunan berat badan, pembengkakan mata, keluarnya cairan bercampur darah dari hidung, munculnya abses pada kulit, hingga kesulitan bernapas.

3. Coccidioidomycosis

Kamu perlu berhati-hati bila kucing peliharaanmu sering berkeliaran di luar rumah dan berbaring di tanah, terlebih pada musim hujan. Pasalnya, hal ini bisa meningkatkan risiko kucingmu terkena infeksi coccidioidomycosis.

Coccidioidomycosis disebabkan oleh jamur Coccidioides immitis yang berkembang biak di dalam tanah yang kering. Namun, saat hujan berlangsung, jamur tersebut akan muncul ke permukaan tanah sehingga sporanya dapat terbawa udara dan menyebabkan infeksi pada kucing yang menghirupnya.

Saat menderita infeksi ini, kucing biasanya akan mengalami beberapa gangguan pernapasan, seperti batuk, pilek, dan kesulitan bernapas. Tak hanya itu, coccidioidomycosis pada kucing juga bisa menyebabkan demam, nyeri sendi, dan iritasi mata.

4. Histoplasmosis

Histoplasmosis merupakan jenis infeksi jamur yang dapat menyerang manusia dan hewan peliharaan, termasuk kucing. Histoplasmosis disebabkan oleh spora jamur Histoplasma capsulatum. Spora jamur ini banyak ditemukan pada tanah yang bercampur dengan kotoran burung atau kelelawar.

Kebanyakan kucing yang terserang histoplasmosis akan mengalami demam, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan. Namun, sebenarnya gejala infeksi jamur yang satu ini cukup bervariasi.

Pada beberapa kasus, kucing mungkin akan mengalami batuk dan kesulitan bernapas, jika infeksi jamur ini terjadi di paru-paru. Bila infeksi terjadi di mata, kucing bisa saja mengalami gejala mata merah, bengkak, dan berair.

Selain itu, histoplasmosis juga bisa menimbulkan luka pada kulit, nyeri sendi, hingga pembesaran hati dan limpa.

5. Kriptokokosis

Spora jamur Cryptococcus neoformans penyebab kriptokokosis banyak terkandung dalam tanah yang tercampur kotoran burung dan tumbuhan, seperti kayu yang sudah lapuk. Jamur ini bisa menyerang kucing liar maupun kucing peliharaan.

Pada kucing, kriptokokosis paling sering terjadi di hidung. Namun, infeksi ini juga bisa menyerang kulit dan dan otak, serta dapat dengan mudah menyebar ke seluruh tubuh.

Kriptokokosis akibat jamur pada kucing yang terjadi di hidung ditandai dengan hidung kucing yang membengkak, mengeluarkan banyak cairan, dan munculnya polip di rongga hidung. Bila terjadi di kulit, kriptokokosis akan menyebabkan timbulnya bintil dan luka pada kulit kucing.

Sementara itu, jika jamur pada kucing ini sudah menyerang otak, kucing bisa mengalami gejala meningitis, seperti pingsan, koma, kejang, atau bahkan kematian.

6. Sporotrichosis

Infeksi akibat jamur pada kucing lainnya adalah sporotrichosis yang disebabkan oleh spora jamur Sporothrix schenckii. Jamur ini bisa menular dan menginfeksi kucing melalui saluran pernapasan. Namun, spora jamur penyebab sporotrichosis juga bisa masuk ke tubuh kucing melalui luka terbuka akibat cakaran atau gigitan kucing lain.

Sporotrichosis biasanya menginfeksi kulit kucing dan menyebabkan abses serta luka yang makin parah dan sulit mengering. Infeksi ini juga akan menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening yang memicu timbulnya benjolan di bawah bagian kulit kucing yang terinfeksi.

Bahkan, infeksi sporotrichosis berpotensi menyebar ke bagian tubuh kucing yang lain, di antaranya tulang, hati, dan paru-paru.

Cara Menangani Jamur pada Kucing

Infeksi jamur pada kucing merupakan salah satu masalah kesehatan pada kucing yang perlu ditangani oleh dokter hewan. Setelah kucingmu terdiagnosis menderita infeksi jamur, dokter hewan dapat memberikan obat antijamur.

Untuk mengobati infeksi jamur yang menyerang kulit kucing, dokter bisa memberikan salep atau krim antijamur, seperti miconazole dan ketoconazole.

Sementara untuk infeksi jamur yang luas di kulit atau yang menyerang organ di dalam tubuh kucing, obat antijamur diberikan dalam bentuk tablet atau sirup, seperti itraconazole, fluconazole, ataupun terbinafine.

Dokter hewan juga mungkin akan memberikan suplemen atau vitamin tambahan untuk menambah nafsu makan kucingmu dan mendukung pertumbuhan rambut kucing yang rontok atau botak.

Tak hanya itu, dokter hewan juga mungkin akan menyarankan untuk membersihkan semua barang milik kucing kesayanganmu, seperti karpet, tempat tidur, dan mainan kucing. Ini karena barang-barang tersebut berpotensi menjadi sarang jamur yang bisa membuat kucingmu kembali terinfeksi.

Apabila semua barang milik kucing telah dibersihkan tetapi infeksi akibat jamur pada kucing kembali terjadi, kamu perlu membawa kucingmu ke dokter hewan agar dokter dapat memberikan penanganan yang tepat.