Lebam di kaki sering kali muncul tanpa disadari, sehingga membuat banyak orang khawatir dan bertanya-tanya apakah ini tanda masalah kesehatan tertentu atau bukan. Pasalnya, selain akibat benturan, lebam di kaki bisa menjadi sinyal adanya gangguan medis, terutama bila sering muncul tanpa penyebab jelas atau disertai gejala lain.
Lebam di kaki ditandai dengan munculnya warna kemerahan, kebiruan, ungu, bahkan hitam pada kulit di kaki. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah kecil di bawah permukaan kulit pecah akibat adanya benturan atau tekanan cukup kuat pada jaringan tubuh.

Namun, tak semua lebam di kaki selalu berhubungan dengan cedera atau benturan. Ada beberapa kondisi medis dan faktor risiko yang membuat kaki lebih mudah mengalami lebam.
Penyebab Lebam di Kaki yang Perlu Diketahui
Lebam di kaki dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari cedera ringan hingga kondisi medis tertentu. Berikut beberapa penyebab yang perlu Anda ketahui:
1. Benturan atau cedera
Penyebab lebam di kaki paling umum adalah benturan atau cedera pada kaki. Hal ini bisa terjadi karena ketika kaki terbentur, misalnya akibat tersandung meja, tertimpa benda keras, atau terjatuh, pembuluh darah kecil di kaki bisa pecah. Akibatnya, darah merembes keluar ke jaringan di sekitar pembuluh darah yang rusak dan menyebabkan kulit tampak biru atau keunguan.
Biasanya, lebam di kaki akibat kondisi ini juga bisa disertai rasa nyeri atau sedikit bengkak dan akan memudar secara bertahap dalam beberapa hari.
2. Efek samping obat-obatan tertentu
Obat-obatan tertentu, seperti aspirin, warfarin, clopidogrel, atau jenis obat pengencer darah lainnya, berfungsi untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. Namun, ketika mengonsumsi obat-obatan ini, tubuh biasanya akan lebih rentan mengalami perdarahan atau lebam di kaki dan area tubuh lain.
Selain obat pengencer darah, kortikosteroid dan beberapa suplemen, misal ginkgo biloba dan vitamin E dosis tinggi juga bisa meningkatkan risiko terjadinya efek samping berupa munculnya lebam di kaki.
Jika Anda rutin mengonsumsi obat-obatan di atas dan mendapati lebam di kaki muncul tanpa sebab, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Dengan begitu, dokter dapat memastikan tidak ada risiko perdarahan berlebih atau merekomendasikan obat lain.
3. Kelainan pembekuan darah
Gangguan pada proses pembekuan darah, seperti hemofilia, trombositopenia, atau kelainan pembekuan darah lain, juga bisa menyebabkan terjadinya lebam di kaki. Pasalnya, kondisi ini bisa membuat darah tidak menggumpal sempurna sehingga tubuh lebih mudah mengalami lebam.
Selain bisa membuat tubuh lebih rentan mengalami lebam-lebam, kondisi ini juga bisa menyebabkan tubuh lebih mudah mengalami perdarahan yang sulit berhenti, misal mimisan atau gusi berdarah.
4. Penyakit hati
Hati berperan penting dalam memproduksi protein-protein yang membantu proses pembekuan darah. Jika hati mengalami gangguan, misal karena hepatitis kronis, sirosis, atau penyakit hati lain, kemampuan tubuh untuk menghentikan perdarahan akan menurun. Akibatnya, tubuh lebih mudah lebam, baik setelah benturan atau tanpa sebab yang jelas.
Selain lebam di kaki atau area tubuh lain, kondisi ini juga bisa menyebabkan tubuh mudah lelah, kulit dan mata tampak menguning, serta perut membesar karena penumpukan cairan.
5. Infeksi
Beberapa infeksi, terutama yang menyerang pembuluh darah dan sistem kekebalan tubuh, dapat menyebabkan munculnya lebam di kaki. Misalnya, infeksi virus, seperti demam berdarah dengue, dapat membuat dinding pembuluh darah menjadi rapuh dan mudah bocor, sehingga darah mudah merembes ke jaringan di bawah kulit dan membentuk bercak kebiruan atau keunguan, seperti lebam.
Selain itu, infeksi bakteri atau parasit, seperti pada kaki gajah, bisa menimbulkan peradangan hebat di jaringan kaki. Proses peradangan ini menyebabkan aliran cairan dan darah di jaringan terganggu, sehingga kulit tampak berubah warna dan kadang menyerupai lebam.
6. Limfedema
Penyumbatan pada pembuluh getah bening bisa memicu limfedema, yaitu penumpukan cairan di jaringan tubuh, terutama di kaki. Kondisi ini menyebabkan tungkai tampak bengkak, terasa berat, dan kulit mungkin berubah warna menjadi keunguan atau kebiruan.
Pada tahap lanjut, kondisi ini juga bisa membuat kulit menjadi keras, kering, atau luka sulit sembuh. Limfedema lebih sering dijumpai pada orang yang pernah menjalani operasi pengangkatan kelenjar getah bening atau terapi kanker.
Cara Mengatasi Lebam di Kaki
Sebagian besar lebam di kaki biasanya dapat sembuh sendiri dalam beberapa hari. Namun, Anda bisa mempercepat proses pemulihan dengan langkah berikut:
1. Kompres dingin
Langkah pertama yang bisa dilakukan setelah lebam di kaki muncul adalah mengompres area tersebut dengan es batu yang dibungkus kain bersih selama kurang lebih 10–20 menit. Cara ini diketahui efektif untuk memperkecil pembuluh darah, mengurangi pembengkakan, dan menghambat darah makin merembes keluar ke jaringan sekitar. Dengan begitu, lebam di kaki hilang.
Agar makin maksimal, lakukanlah cara mengatasi lebam di kaki satu ini hingga beberapa kali sehari, terutama pada 48 jam pertama lebam di kaki muncul.
2. Angkat kaki
Saat lebam di kaki terjadi, usahakan untuk sesekali mengangkat kaki lebih tinggi dari posisi jantung, baik saat duduk maupun berbaring, misalnya dengan meletakkan bantal di bawah kaki. Soalnya, cara ini dapat membantu mengurangi tekanan darah di area lebam dan meminimalkan pembengkakan dengan memperbaiki sirkulasi cairan tubuh dari kaki kembali ke atas.
3. Istirahatkan kaki
Upaya lain yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi lebam di kaki adalah dengan mengistirahatkan kaki dari aktivitas berat, terutama yang melibatkan kaki. Hal ini bertujuan untuk memberi kesempatan jaringan yang rusak untuk memperbaiki diri sehingga lebam di kaki pun mereda.
Oleh karena itu, jika Anda atlet atau pekerja fisik yang sering menggunakan kaki, usahakan menunda latihan atau kerja sampai lebam dan bengkak di kaki mereda.
4. Mengonsumsi obat pereda nyeri
Jika lebam di kaki disertai dengan nyeri, Anda bisa mengonsumsi obat antinyeri, seperti paracetamol. Obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi zat kimia yang menyebabkan nyeri di area lebam, yaitu prostaglandin.
Paracetamol merupakan jenis obat antinyeri yang dapat dibeli bebas di apotek. Meski begitu, pastikan Anda mengonsumsinya sesuai dengan dosis yang tertera pada kemasan.
Hindari obat golongan NSAID, seperti ibuprofen atau aspirin, tanpa arahan dokter, karena obat ini berisiko menyebabkan atau memperburuk perdarahan pada orang yang mudah mengalami lebam.
Itulah berbagai penyebab lebam di kaki dan cara mengatasinya. Agar kaki tetap sehat dan terhindar dari lebam yang berulang, pastikan Anda berhati-hati saat beraktivitas dan selalu kenakan pelindung, misal pelindung tulang kering, jika melakukan olahraga kontak fisik.
Namun, jika setelah beberapa hari melakukan cara mengatasi lebam di kaki di atas tetapi lebam tetap terjadi, sering muncul tanpa sebab yang jelas, atau disertai dengan gejala lain, seperti:
- Mimisan atau gusi berdarah
- Kaki terasa sangat nyeri, bengkak, atau sulit digerakkan
- Demam tinggi
- Ruam merah yang meluas di kaki
- Sesak napas
Segera periksakan diri ke dokter, baik melalui fitur chat di aplikasi ALODOKTER atau dengan mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat. Dengan melakukan pemeriksaan, hal itu dapat membantu memastikan penyebab lebam di kaki dan Anda pun mendapatkan penanganan yang sesuai kondisi Anda.