Luka jerawat merupakan komplikasi jerawat yang paling umum terjadi. Ada beragam jenis luka jerawat, mulai dari bercak hitam, bopeng, hingga keloid. Mengatasi luka jerawat perlu disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahannya agar bekas luka jerawat dapat tersamarkan dengan baik.

Luka jerawat muncul akibat proses penyembuhan jerawat yang kurang sempurna. Normalnya, saat mengalami jerawat, kulit akan memproduksi kolagen untuk meredakan peradangan dan merangsang pertumbuhan sel kulit baru sehingga jerawat bisa sembuh tanpa bekas luka.

Luka Jerawat, Ketahui Jenis dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Namun, apabila kadar kolagen terlalu sedikit, bekas jerawat akan membentuk cekungan di kulit, yang sering disebut bopeng. Sementara itu, jika kolagen terlalu banyak, timbul luka jerawat yang tampak menonjol hingga membentuk keloid.

Meski dapat mengganggu penampilan, luka jerawat biasanya tidak bersifat permanen dan masih dapat dihilangkan.

Beragam Jenis Luka Jerawat

Selain faktor jumlah kolagen, luka jerawat juga bisa muncul tergantung pada tipe kulit, jenis dan keparahan jerawat, serta kebiasaan mengatasi jerawat yang salah.

Tipe kulit berminyak diketahui lebih berisiko mengalami jerawat, bahkan sampai meninggalkan bekas luka jerawat. Berdasarkan jenisnya, jerawat batu sangat sering meninggalkan bekas luka. Apalagi jika jerawat tidak segera ditangani dengan baik dan makin parah karena ditekan atau dipencet.

Untuk menghilangkan luka jerawat yang tepat, Anda perlu mengetahui jenis-jenis dari luka jerawat berikut:

1. Bercak hitam

Luka jerawat bisa meninggalkan bekas berupa perubahan kulit menjadi lebih gelap akibat hiperpigmentasi. Bekas luka jerawat bisa berupa bercak hitam (dark spot) yang umumnya muncul di area dahi dan pipi.

Bercak hitam akibat luka jerawat diketahui lebih berisiko muncul pada orang yang memiliki kulit lebih gelap atau sering terpapar sinar matahari tanpa menggunakan sunscreen.

2. Rolling scars

Rolling scars termasuk dalam jenis luka jerawat atrofik, yaitu luka yang terjadi akibat kerusakan jaringan di bawah kulit sehingga bisa memicu timbulnya jaringan parut berupa bopengRolling scars terjadi karena produksi kolagen yang terlalu sedikit membuat kulit tidak bisa melakukan regenerasi jaringan yang rusak.

Bopeng jenis rolling scars umumnya tidak terlalu dalam dan memiliki diameter sekitar 4 milimeter. Selain itu, jenis luka jerawat ini juga membuat tekstur permukaan kulit menjadi tidak rata atau bergelombang.

3. Boxcar scars

Boxcar scars juga termasuk dalam jenis luka jerawat atrofik yang tampilannya  berupa bopeng pada permukaan kulit.

Bopeng jenis boxcar scars dapat muncul cukup dalam dan biasanya berbentuk bulat atau oval dengan diameter sekitar 1–4 milimeter. Boxcar scars tergolong luka jerawat yang paling umum terjadi, khususnya di bagian dahi dan pipi.

4. Ice pick scars

Dibandingkan jenis luka atrofik lainnya, bopeng jenis ice pick scars memiliki diameter paling kecil, yaitu kurang dari 2 milimeter. Meski demikian, luka jerawat yang satu ini bisa memicu bopeng yang cukup dalam dengan bentuk menyerupai huruf V. Ice pick scars membuat kulit terlihat seperti baru saja ditusuk oleh jarum.

Ice pick scars menjadi luka bekas jerawat yang membutuhkan waktu cukup lama untuk disembuhkan dan biasanya terjadi di beberapa bagian wajah yang memiliki kulit tipis, seperti dahi dan pipi bagian atas.

5. Hipertrofi dan keloid

Jika luka atrofik terjadi akibat kurangnya produksi kolagen pada kulit, luka hipertrofik dan keloid dapat muncul karena proses proses penyembuhan jerawat yang tidak sempurna akibat produksi kolagen yang berlebihan.

Kondisi tersebut menyebabkan munculnya jaringan parut yang berbentuk gumpalan di tempat terjadinya jerawat yang tampak seperti benjolan.

Meski dipicu oleh hal yang sama, luka hipertrofik dan luka keloid sebenarnya adalah luka yang berbeda. Pada luka hipertrofik, gumpalan jaringan parut hanya timbul di tempat terjadinya jerawat sehingga biasanya bisa sembuh dengan sendirinya.

Sementara itu, keloid dapat menyebar ke area sekitar bekas jerawat dan membutuhkan pengobatan khusus serta waktu yang lama untuk menghilangkannya.

Cara Mengatasi Luka Jerawat

Anda bisa menghilangkan luka jerawat ringan di rumah dengan menerapkan perawatan kulit yang tepat, seperti menggunakan beberapa produk perawatan kulit yang mengandung alpha hydroxy acids (AHA), asam salisilat, asam laktat, atau retinoid

Namun, jika jika sudah parah, luka jerawat memerlukan penanganan dari dokter. Berikut ini adalah beberapa penanganan medis untuk menghilangkan luka jerawat:

1. Peeling kimia

Peeling kimia dapat mengatasi jerawat yang meradang serta menyamarkan luka bekas jerawat berupa bopeng atau bercak hitam. Peeling kimia menggunakan larutan kimia dengan konsentrasi tertentu yang dioleskan ke kulit.

Larutan kimia dalam terapi peeling kimia akan mengangkat sel-sel kulit mati sekaligus merangsang pertumbuhan sel kulit baru dengan cepat. Meski begitu, peeling kimia tidak bisa sepenuhnya menghilangkan bopeng karena hanya dapat membantu menyamarkan warna dan tekstur kulit.

2. Dermabrasi

Prosedur lainnya yang dapat membantu menghilangkan luka jerawat adalah dermabrasi. Dermabrasi dilakukan menggunakan alat khusus untuk mengikis permukaan kulit guna mempercepat pertumbuhan kulit yang baru.

Selain mengatasi luka akibat jerawat, prosedur ini juga dapat menghilangkan beberapa permasalahan kulit lainnya, mulai dari kerutan atau garis halus, noda hitam, stretch mark, hingga tato.

3. Mikrodermabrasi

Luka jerawat, salah satunya bopeng, juga dapat diatasi dengan prosedur mikrodermabrasi. Prosedur ini dilakukan dengan menyemprotkan kristal kecil ke wajah yang dapat membuat kulit mati mengelupas.

Dengan begitu, kulit baru yang sehat pun akan tumbuh dengan cepat dan membuat tekstur wajah menjadi halus sehingga luka jerawat diharapkan dapat tersamarkan. Guna mendapatkan hasil yang maksimal, Anda dianjurkan untuk melakukan prosedur ini lebih dari sekali secara rutin.

4. Microneedling

Cara kerja microneedling untuk menghilangkan luka jerawat adalah dengan merangsang pembentukan kolagen melalui tusukan jarum kecil ke bopeng. Alat yang digunakan dalam terapi microneedling dapat berupa derma roller atau pen.

Umumnya, setelah menjalani terapi microneedling, kulit akan sedikit kemerahan dan terdapat luka kecil. Namun, efek samping ini hanya bersifat sementara dan akan membaik setelah 4–5 hari.

5. Terapi laser

Dalam mengatasi luka jerawat, khususnya bopeng, terapi laser bekerja dengan menghancurkan lapisan terluar kulit untuk merangsang produksi kolagen. Hal ini bertujuan agar tumbuh kulit baru yang lebih sehat sehingga bopeng tersamarkan dan tekstur kulit kembali halus dan rata.

Tak hanya bopeng, terapi laser juga bisa mengatasi luka jerawat dalam bentuk keloid. Namun, cara ini bisa menimbulkan efek samping berupa hiperpigmentasi hingga benjolan keloid yang semakin membesar.

6. Suntik keloid

Luka jerawat berupa keloid bisa diatasi dengan pemberian suntik keloid. Suntik keloid berisi steroid yang akan melembutkan dan meratakan benjolan luka jerawat. Suntik keloid perlu diberikan secara berulang, setidaknya sebanyak 4 kali, untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Mengatasi luka jerawat memang memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, setelah luka jerawat tersamarkan, lakukan perawatan kulit untuk mencegah jerawat yang parah muncul kembali dan tidak meninggalkan bekas luka.

Supaya luka jerawat lebih cepat sembuh, Anda juga perlu menggunakan pembersih wajah yang lembut, melanjutkan pengobatan dari dokter, dan hindari memencet jerawat. Namun, bila luka jerawat belum membaik atau makin parah, periksakan kembali ke dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat.