Pilihan obat sakit perut melilit memang ada banyak, tapi jangan mengonsumsinya sembarangan. Pasalnya, obat-obatan tersebut perlu disesuaikan dengan penyebab sakit melilit pada perut. Bila tidak, pengobatan bisa tidak efektif, bahkan keluhannya bisa menjadi lebih buruk.

Penyebab sakit perut melilit ada beragam, tapi lebih umum dikaitkan dengan gangguan pencernaan, misalnya sakit maag, sembelit, atau iritasi usus. Tidak hanya masalah di saluran cerna, gangguan di area panggul atau organ intim juga bisa memicu keluhan nyeri perut.

Obat Sakit Perut Melilit Berdasarkan Penyebabnya - Alodokter

Sakit perut melilit biasanya tidak membutuhkan penanganan medis karena akan hilang dengan sendirinya. Namun, untuk meredakan rasa sakit yang kerap mengganggu aktivitas, Anda bisa mengonsumsi obat sakit perut melilit sesuai dengan penyebabnya.

Inilah Pilihan Obat Sakit Perut Melilit

Ada beberapa obat yang bisa mengatasi sakit perut melilit berdasarkan penyebabnya, yaitu:

1. Obat pereda nyeri

Keluhan sakit perut melilit yang muncul selama PMS atau menstruasi dapat diatasi dengan obat pereda nyeri atau painkiller, seperti paracetamol. Ini karena paracetamol dapat menghambat produksi prostaglandin yang memicu rasa sakit.

Namun, tidak semua obat pereda nyeri bisa mengatasi semua jenis sakit perut melilit. Contohnya adalah obat pereda nyeri golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen dan aspirin.

Konsumsi obat golongan ini perlu dihindari ketika Anda sedang menderita sakit perut melilit akibat gangguan pencernaan. Pasalnya, obat ini dapat mengiritasi saluran cerna sehingga bisa memperburuk sakit perut yang Anda derita.

2. Antasida

Sakit perut melilit bisa menjadi gejala dari sakit maag atau GERD. Sakit perut yang disebabkan oleh penyakit ini punya ciri khas, yaitu muncul di bagian perut kiri atas.

Selain menyebabkan sakit perut melilit, penyakit GERD juga dapat ditandai dengan gejala lain, seperti nyeri dada dan ulu hati, mual, muntah, mulut pahit, sakit tenggorokan, batuk kering, atau dada terasa sesak.

Untuk mengatasi sakit perut melilit karena kedua kondisi ini, Anda bisa mengonsumsi obat antasida, yang mampu menetralkan asam lambung.

3. Obat pencahar

Sembelit atau susah buang air besar (BAB) bisa membuat tinja sulit dikeluarkan, sehingga memicu keluhan sakit perut melilit. Untuk meredakan keluhan ini, jenis obat sakit perut melilit yang direkomendasikan adalah obat pencahar atau laksatif.

Obat pencahar bisa melunakkan tinja dan meningkatkan kontraksi atau pergerakan usus, sehingga tinja lebih mudah untuk dikeluarkan. Obat sakit perut melilit ini umumnya mengandung laktulosa atau bisacodyl.

Obat-obatan tersebut sebaiknya dikonsumsi sesuai resep atau saran dari dokter. Ini karena terlalu sering mengonsumsi obat pencahar atau dalam jangka waktu yang panjang dapat menurunkan fungsi usus.

4. Obat antidiare

Selain menyebabkan sakit perut melilit, diare juga ditandai dengan frekuensi BAB yang meningkat, tinja encer atau cair, sulit menahan keinginan untuk BAB, mual, muntah, atau kembung.

Nah, untuk mengatasi keluhan sakit perut melilit yang disebabkan oleh diare, obat yang perlu dikonsumsi adalah obat antidiare, seperti loperamide atau bismuth subsalisilat. Namun, konsumsi kedua obat ini tidak dianjurkan untuk anak-anak.

Karena diare bisa menyebabkan dehidrasi, konsumsi obat antidiare saja tidak cukup. Selama diare, penderitanya juga harus mengonsumsi air putih sebanyak 2–3 liter per sehari agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik.

Bila dilihat dari penjelasan di atas, pilihan obat sakit perut melilit memang beragam. Namun, Anda harus mengonsumsi obat ini sesuai dengan penyebab yang mendasarinya dan aturan pakai yang tertera pada kemasan.

Agar lebih aman, konsultasikan ke dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat sakit perut melilit. Anda juga dianjurkan segera periksakan diri ke dokter jika sakit perut melilit berkepanjangan disertai muntah darah, tinja kehitaman, atau tanda dehidrasi. Dengan begitu, penanganan yang tepat bisa diberikan sesuai penyebabnya.