Olaparib adalah obat yang digunakan untuk menangani berbagai jenis kanker, seperti kanker payudara, prostat, ovarium, pankreas, tuba falopi, maupun peritoneum. Obat yang tersedia dalam bentuk tablet ini hanya boleh diminum sesuai anjuran dokter.

Olaparib merupakan obat kemoterapi yang bekerja menghambat kerja protein yang membantu sel kanker untuk bertahan hidup. Cara kerja ini membuat sel kanker tersebut akhirnya mati. Olaparib dapat digunakan dengan obat lain, tergantung pada jenis kanker yang ditangani.

Olaparib - Alodokter

Perlu diketahui bahwa sebelum menggunakan obat ini, Anda mungkin perlu menjalani pemeriksaan genetik. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah obat ini cocok untuk mengatasi kondisi yang Anda alami.

Merek dagang olaparib: Lynparza

Apa Itu Olaparib

Golongan Obat resep
Kategori Obat kemoterapi
Manfaat Menangani kanker payudara, kanker prostat, kanker ovarium, kanker pankreas, kanker tuba falopi, atau kanker peritoneum
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Olaparib untuk ibu hamil Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Olaparib untuk ibu menyusui Olaparib dapat menimbulkan efek samping pada bayi yang sedang menyusu. Oleh sebab itu, hentikan pemberian ASI selama minum olaparib hingga 1 bulan setelah dosis terakhir.
Bentuk obat Tablet

Peringatan sebelum Mengonsumsi Olaparib

Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi olaparib:

  • Jangan minum olaparib jika Anda memiliki alergi terhadap kandungan obat ini.
  • Konsultasikan dengan dokter jika Anda sedang atau pernah mengalami masalah pernapasan, penyakit liver, penyakit ginjal, atau penyumbatan pembuluh darah di kaki (deep vein thrombosis/DVT) maupun di paru-paru (emboli paru).
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menyusui, hamil, mungkin hamil, atau merencanakan kehamilan.
  • Gunakan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan saat menggunakan olaparib. Kontrasepsi masih harus digunakan hingga setidaknya 3 bulan setelah dosis terakhir untuk pria dan 6 bulan untuk wanita.
  • Ikuti metode kontrasepsi yang disarankan oleh dokter, karena olaparib dapat menurunkan efektivitas beberapa jenis kontrasepsi hormonal.
  • Jangan mendonorkan sperma jika Anda sedang menggunakan obat ini hingga 3 bulan setelah dosis pemakaian terakhir.
  • Jangan langsung melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan, seperti mengemudi atau mengoperasikan mesin, setelah minum obat ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah minum olaparib. Penggunaan olaparib mungkin harus dihentikan atau ditunda terlebih dahulu.

Dosis dan Aturan Pakai Olaparib

Secara umum, dosis olaparib untuk menangani kanker payudara, kanker prostat, kanker pankreas, kanker ovarium, kanker tuba falopi, atau kanker peritonium adalah:

  • Dewasa: 300 mg, 2 kali sehari. Dosis maksimal per hari tidak boleh lebih dari 600 mg. Durasi penggunaan obat tergantung pada jenis kanker yang ditangani, biasanya 1–2 tahun.

Cara Mengonsumsi Olaparib dengan Benar

Baca dan ikuti aturan pakai yang tertera pada kemasan atau ikuti anjuran dokter. Jangan mengonsumsi obat ini jika kemasannya terlihat rusak dan jangan minum obat ini melebihi dosis yang dianjurkan.

Berikut ini adalah cara menggunakan olaparib dengan benar:

  • Olaparib dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Telan obat ini secara utuh tanpa dikunyah, dihancurkan, dilarutkan, atau dibelah terlebih dahulu.
  • Konsumsilah olaparib pada waktu yang sama setiap harinya. Beri jarak 12 jam antara dosis ke-1 dan ke-2.
  • Bila Anda muntah dalam kurun waktu 1 jam setelah mengonsumsi olaparib, tidak perlu minum obat ini kembali. Beri tahu dokter agar Anda diberikan obat antimual.
  • Jika Anda melewatkan jadwal minum obat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya. Lanjutkan meminum obat dengan jadwal dan dosis yang dianjurkan dokter.
  • Simpan obat dalam wadahnya di ruangan bersuhu 20–25 derajat celcius dan jauh dari jangkauan anak-anak.
  • Segera buang obat yang sudah kedaluwarsa atau tidak digunakan lagi.
  • Lakukan pemeriksaan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dokter agar kondisi Anda terpantau. Anda juga perlu menjalani tes darah saat kontrol.

Interaksi Olaparib dengan Obat Lain

Berikut ini adalah interaksi obat yang dapat terjadi jika olaparib dikonsumsi dengan obat-obatan tertentu:

  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan sumsum tulang yang bisa menimbulkan kondisi serius, seperti sindrom mielodisplasia atau leukemia mieloblastik akut, jika digunakan dengan paclitaxel, doxorubicin, dan gemcitabine
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari olaparib jika digunakan dengan itraconazole, clarithromycin, erythromycin, diltiazem, fluconazole, dan verapamil
  • Penurunan efektivitas olaparib jika digunakan dengan dexamethasone, rifampicin, phenytoin, carbamazepine, nevirapine, phenobarbital, dan tamoxifen
  • Peningkatan risiko terjadinya infeksi serius pada kulit, perut bawah, kandung kemih, telinga, atau lapisan dalam jantung jika digunakan dengan denosumab
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari rosuvastatin, metformin, glibenclamide, valsartan, repaglinide, furosemide, atau morphine
  • Penurunan efektivitas dari ondansetron, naproxen, atau duloxetine
  • Penurunan efektivitas kontrasepsi hormonal jika digunakan dengan olaparib

Agar aman, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi olaparib bersama obat lain.

Perlu diketahui bahwa olaparib juga dapat berinteraksi dengan makanan. Jangan mengonsumsi buah dan jus grapefruit, serta buah atau selai jeruk Seville saat menggunakan olaparib. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.

Efek Samping dan Bahaya Olaparib

Efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi olaparib antara lain:

  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Nyeri ulu hati atau heartburn
  • Perut terasa penuh
  • Sakit kepala
  • Hilang nafsu makan
  • Pusing dan lelah
  • Batuk
  • Perubahan pada indera perasa

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan tersebut tidak kunjung membaik atau malah bertambah parah, apalagi bila timbul reaksi alergi atau efek samping yang lebih berat, seperti:

  • Gatal-gatal
  • Sulit bernapas
  • Bengkak pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
  • Demam atau menggigil
  • Tanda infeksi, seperi sariawan atau ruam lepuh pada kulit, nyeri saat buang air kecil
  • Mengi, batuk, sesak napas
  • Berat badan menurun
  • Memar atau perdarahan yang tidak biasa
  • Darah pada urine atau tinja
  • Nyeri dada
  • Detak jantung atau denyut nadi yang cepat, berdebar-debar, atau tidak teratur