Polusi udara kian memburuk membuat kita harus lebih hati-hati terhadap efeknya bagi kesehatan. Menurut berbagai riset, menghirup polusi udara bisa meningkatkan risiko terjadinya beragam masalah kesehatan, termasuk stroke dan penyakit paru.

Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat polusi udara yang tinggi di dunia, bahkan menduduki peringkat teratas di Asia Tenggara. Wilayah kota besar menjadi penyumbang terbesar peningkatan ini. Oleh karena itu, bagi Anda yang tinggal atau menjalani aktivitas sehari-hari di kota besar, dianjurkan untuk lebih waspada terhadap efek paparan polusi udara.

Polusi Udara Kian Memburuk, Pahami Penyebab dan Efeknya bagi Kesehatan - Alodokter

Polusi udara adalah kondisi saat udara tercemar oleh zat-zat berbahaya. Efek jangka pendek dari paparan polusi udara adalah iritasi mata, hidung, dan tenggorokan. Jika berlangsung terus menerus, polusi udara bisa menyebabkan pemanasan global yang merusak berbagai organ dalam tubuh, termasuk paru-paru, jantung, dan sistem reproduksi.

Memahami Berbagai Penyebab Polusi Udara

Berbagai penyebab atau sumber polusi udara penting diketahui supaya Anda bisa mengurangi paparannya. Berbagai penyebab umum polusi udara yang terjadi di Indonesia, antara lain:

1. Asap knalpot kendaraan

Polusi udara akibat asap kendaraan bukanlah persoalan yang asing lagi di berbagai kota besar. Knalpot kendaraan mengeluarkan gas yang disebut karbon monoksida. Ini adalah zat yang tidak berbau dan tidak berwarna, tetapi sangat berbahaya dan beracun.

Karena tidak bisa dilihat dan dirasakan, banyak orang yang secara tidak sadar telah menghirup sumber polusi udara satu ini setiap hari.

2. Asap rokok

Polusi udara dari asap rokok juga kerap disepelekan oleh banyak orang. Padahal, hanya dalam hitungan 10 detik setelah isapan rokok, ratusan bahan kimia beracun dalam asap rokok akan langsung masuk ke paru-paru, bahkan mencapai otak, jantung, dan organ lainnya.

Inilah alasannya, seorang perokok bisa memengaruhi kesehatan orang di sekitarnya yang ikut menghirup asap rokoknya. Baik perokok aktif maupun pasif, sama-sama menghirup bahan kimia beracun yang membahayakan kesehatan.

3. Pembakaran sampah

Membakar sampah juga berkontribusi terhadap peningkatan kadar polusi udara.  Pembakaran sambah secara terbuka akan menghasilkan karbon hitam, karbon monoksida, karbon dioksida, serta senyawa organik yang menyebabkan udara makin kotor.

4. Asap pabrik atau aktivitas industri

Di wilayah industri dan kota-kota besar, polusi udara juga bisa bersumber dari asap cerobong pabrik dan aktivitas industri, seperti pembakaran bahan bakar batu bara, mineral, atau minyak bumi. Banyaknya emisi karbon yang dihasilkan dapat membentuk kabut asap, bahkan merusak lapisan ozon.

5. Kebakaran hutan atau lahan

Asap pembakaran lahan dan hutan juga bisa menjadi sumber polusi udara. Asap kebakaran hutan biasanya mengandung karbon monoksida, hidrokarbon, timbal, dan partikel kecil lain.

Jika tidak kunjung berhasil diatasi, sumbangan asap dari kondisi ini bisa memperparah polusi udara yang sudah ada. Semua polutan tersebut bisa dengan mudah menyebar dan masuk ke dalam ruangan yang selanjutnya terhirup. Bahkan, kebakaran hutan atau lahan di suatu wilayah juga akan berdampak pada perubahan iklim di wilayah tersebut.

Selain itu, penggunaan mebel yang terbuat dari komposit yang biasanya direkatkan dengan bantuak formaldehida, ventilasi rumah yang kurang baik, produk pembersih rumah yang terbuat dari bahan kimia tertentu, juga bisa menjadi sumber polusi udara di dalam ruangan.

Tak hanya mencemari udara, zat beracun pada polusi juga bisa mencemari tanah, air, dan air hujan.

Berbagai Efek Polusi Udara bagi Kesehatan

Baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, paparan polusi udara akan bedampak buruk bagi kesehatan. Efek yang lebih parah bisa dirasakan oleh penderita gangguan paru-paru atau saluran pernapasan, serta golongan tertentu, seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil.

Berikut ini adalah penjelasan dari beragam efek polusi udara, mulai dari yang ringan hingga berat:

Iritasi mata, hidung, tenggorokan

Reaksi langsung terhadap polusi udara tergantung pada kepekaan tubuh masing-masing orang. Beberapa orang bisa langsung merasakan efeknya, seperti iritasi mata, hidung, atau tenggorokan.

Jadi, jangan heran, jika Anda berada di tempat di mana kualitas udaranya buruk dan tiba-tiba mengalami sakit tenggorokan, batuk-batuk, bersin, sesak napas, hidung tersumbat, dan mata merah. Hal tersebut bisa jadi merupakan efek dari menghirup udara yang kotor.

Meski demikian, efek polusi udara ini biasanya bersifat sementara dan bisa mereda dengan menghindari sumber polusi.

Gangguan pernapasan

Menghirup polusi udara setiap hari bisa mengganggu kesehatan paru-paru. Hal ini karena polusi udara bisa menyebabkan kerusakan pada lapisan dalam saluran pernapasan, yang lama kelamaan akan memicu peradangan dan membatasi aliran udara di paru-paru.

Pada penderita asma, menghirup polusi udara bisa meningkatkan frekuensi kekambuhan dan tingkat keparahan kondisinya. Sedangkan dalam jangka panjang, hal ini bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Tidak hanya itu, jika polutan mengandung kuman dan terhirup oleh seseorang yang sistem imunnya sedang lemah, orang tersebut akan rentan mengalami pneumonia atau TBC.

Gangguan jantung dan pembuluh darah

Partikel halus dari polusi udara yang berhasil masuk ke aliran darah dapat merusak pembuluh darah, bahkan berkaitan dengan pembentukan plak yang bisa menyumbat aliran darah ke jantung, otak, atau kaki.

Akibatnya, risiko terkena penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi, penyakit jantung, atau stroke, pun bisa meningkat.

Masalah kesuburan dan kelahiran prematur

Sebagian orang mungkin belum tahu bahwa efek terpapar polusi udara dalam jangka panjang juga bisa memengaruhi kesehatan sistem reproduksi. Berbagai penelitian mengatakan bahwa paparan polusi udara yang terus-menerus bisa menyebabkan masalah kesuburan pada wanita dan pria serta mempersulit terjadinya kehamilan.

Menurut data yang dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia (WHO), kualitas udara yang buruk telah menyebabkan 7 juta kematian dini setiap tahunnya di seluruh dunia. Efek polusi udara ini tentu tidak boleh dianggap remeh.

Mengingat efeknya yang begitu besar terhadap kesehatan, mulai sekarang, terapkanlah langkah-langkah berikut ini untuk meminimalkan paparan polusi udara:

  • Jangan membakar sampah di area sekitar rumah.
  • Tanam tumbuhan hijau di sekitar pekarangan rumah.
  • Biasakan untuk membuka jendela di pagi hari agar terjadi pertukaran udara.
  • Pilih dan gunakan perabotan yang berbahan kayu solid dan bukan komposit.
  • Jika memungkinkan, gunakan alat pembersih udara atau air purifier supaya kualitas udara di dalam rumah lebih baik.
  • Batasi penggunaan kendaraan pribadi dan gunakan transportasi publik.
  • Cek kualitas udara di wilayah masing-masing secara rutin menggunakan berbagai aplikasi yang tersedia, baik yang disediakan oleh pemerintah daerah maupun swasta.
  • Jika memungkinkan, hindari bepergian ke wilayah yang memiliki tingkat polusi tinggi.
  • Gunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.
  • Jalani hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahgara rutin, dan tidak merokok.

Bila Anda merasakan gejala gangguan pernapasan yang tidak kunjung sembuh dan tinggal atau sering beraktivitas di wilayah yang polusi udaranya parah, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter agar bisa diberikan penanganan yang tepat dan sesuai.