Rivaria adalah obat untuk menangani dan mencegah deep vein thrombosis (DVT) atau emboli paru. Obat dengan kandungan rivaroxaban ini juga bisa dimanfaatkan untuk mencegah terjadinya stroke atau penggumpalan darah pada penderita atrial fibrilasi.

Kandungan rivaroxaban dalam Rivaria bekerja dengan cara menghambat faktor Xa, yaitu protein yang berperan dalam proses pembekuan darah. Berkat cara kerjanya ini, Rivaria dapat mengurangi terbentuknya gumpalan darah yang berisiko menyumbat pembuluh darah. 

Rivaria

Rivaria umumnya diresepkan kepada pasien yang berisiko tinggi mengalami penggumpalan darah. Oleh karena itu, pasien yang baru menjalani operasi panggul atau lutut, orang yang harus berbaring lama, atau penderita fibrilasi atrium mungkin untuk diresepkan obat ini oleh dokter. 

Produk Rivaria

Rivaria tersedia dalam 3 varian, yaitu: 

  • Rivaria 10 mg 10 tablet salut selaput, yang tiap tabletnya mengandung 10 mg rivaroxaban
  • Rivaria 15 mg 10 tablet salut selaput, dengan kandungan 15 mg rivaroxaban pada tiap tabletnya
  • Rivaria 20 mg 10 tablet salut selaput, yang setiap tabletnya memuat  20 mg rivaroxaban

Rivria bisa dibeli dengan resep yang diberikan dokter secara langsung, atau resep digital (e-resep) yang didapat dari konsultasi melalui Chat Bersama Dokter.

Apa Itu Rivaria

Bahan aktif Rivaroxaban
Golongan Obat resep
Kategori Antikoagulan jenis penghambat faktor Xa
Manfaat Mencegah dan mengobati deep vein thrombosis (DVT) atau emboli paru
Mencegah stroke atau penggumpalan darah pada penderita atrial fibrilasi
Mencegah penggumpalan darah pada pasien yang menjalani operasi panggul atau lutut
Dikonsumsi oleh Dewasa 
Rivaroxaban untuk ibu hamil  Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Rivaroxaban untuk ibu menyusui  Obat ini umumnya aman dikonsumsi oleh ibu menyusui, selama digunakan sesuai anjuran dokter.
Bentuk obat Tablet 

Peringatan sebelum Mengonsumsi Rivaria

Sebelum mulai menggunakan Rivaria, ada beberapa hal penting yang perlu Anda perhatikan agar penggunaannya tetap aman dan efektif. Hal tersebut adalah:

  • Informasikan kepada dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Jangan minum obat ini jika Anda alergi terhadap kandungan rivaroxaban.
  • Sampaikan kepada dotkter bila Anda memiliki riwayat kelainan darah, contohnya anemia, trombositopenia, atau hemofilia.
  • Beri tahu dokter apabila Anda pernah atau sedang menderita penyakit liver, kanker, penyakit ginjal, sindrom antifosfolipid, stroke, tukak lambung, perdarahan saluran cerna, kelainan tulang belakang, atau retinopati.
  • Bicarakan dengan dokter apabila Anda baru atau pernah menjalani operasi tulang belakang, pemasangan katup jantung buatan, maupun anestesi spinal atau epidural. 
  • Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang menggunakan Rivaria jika ada rencana untuk menjalani operasi apa pun, termasuk operasi gigi.
  • Konsultasikan dengan dokter perihal keamanan konsumsi obat ini pada ibu hamil, ibu menyusui, atau wanita yang merencanakan kehamilan.
  • Diskusikan dengan dokter jika ada obat, suplemen, atau produk herbal tertentu yang sedang atau akan digunakan bersama Rivaria. Hal ini untuk mencegah terjadinya interaksi obat.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Rivaria. Hal ini  untuk mencegah terjadinya perdarahan pada saluran cerna.
  • Segera temui dokter ketika muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah minum obat ini. 

Dosis dan Aturan Pakai Rivaria

Dokter akan meresepkan dosis Rivaria yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setiap pasien, sehingga dosis tiap orang bisa saja berbeda. Secara umum, berikut panduan dosis Rivaria untuk orang dewasa berdasarkan tujuan pengobatan: 

Tujuan: Mengobati deep vein thrombosis (DVT) atau emboli paru

  • Dosis: 15 mg, untuk dosis awal, diminum sebanyak 2 kali sehari, selama 3 minggu. Dosis pemeliharaan adalah 10–20 mg, 1 kali sehari, untuk mencegah kekambuhan.

Tujuan: Mencegah stroke dan emboli sistemik pada atrial fibrilasi

  • Dosis: 20 mg, 1 kali sehari, dikonsumsi setelah makan malam.

Tujuan: Mencegah penggumpalan darah pada pasien yang menjalani operasi panggul atau lutut

  • Dosis: 10 mg, 1 kali sehari. Pengobatan dimulai 6–10 jam setelah operasi. Obat diberikan selama 5 minggu untuk operasi panggul dan 2 minggu untuk operasi lutut. 

Cara Menggunakan Rivaria dengan Benar

Agar Rivaria bekerja secara maksimal dalam mencegah penggumpalan darah, obat ini harus dikonsumsi sesuai cara penggunaan yang benar. Oleh karena itu, ikuti setiap petunjuk yang diberikan dokter serta aturan pakai yang tertera pada label obat. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa seizin dokter.  

Berikut ini adalah cara menggunakan Rivaria yang dianjurkan: 

  • Minumlah obat ini sebelum atau sesudah makan. 
  • Telan tablet Rivaria bersama air putih. Apabila sulit ditelan secara bulat, Anda dapat menghancurkannya lalu mencampurnya dengan sedikit air.
  • Konsumsilah obat ini secara teratur pada jam yang sama setiap harinya. Pasang alarm sebagai pengingat. 
  • Apabila Anda lupa mengonsumsi obat ini sesuai jadwal, segera minum begitu teringat. Namun, ketika jadwal konsumsi obat selanjutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis berikutnya.
  • Pastikan untuk tidak berhenti mengonsumsi obat ini ini tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, meski sudah tidak ada keluhan yang dirasakan. 
  • Usahakan untuk menghindari benturan atau kegiatan yang bisa menyebabkan cedera selama menjalani pengobatan dengan Rivaria. Obat ini dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan.
  • Simpan obat ini di tempat kering, sejuk, dan tidak terpapar sinar matahari langsung. Jauhkan tablet Rivaria dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Rivaria dengan Obat Lain

Rivaria dapat berinteraksi dengan sejumlah obat, sehingga penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati. Efek interaksi obat Rivaria meliputi:

  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan, ketika diminum bersama obat antikoagulan lain, antiplatelet, antiinflamasi nonsteroid (OAINS), atau antidepresan golongan SSRI atau SNRI
  • Penurunan efektivitas Rivaria, saat dikonsumsi bersama phenytoin, carbamazepine, rifampicin, atau phenobarbital
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping Rivaria atau risiko terjadinya perdarahan, bila dipakai bersama obat antijamur golongan azole atau obat antivirus golongan penghambat protease HIV

Agar terhindar dari efek interaksi obat, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Rivaria bersamaan dengan obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.

Efek Samping dan Bahaya Rivaria

Berikut adalah beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah Anda mengonsumsi Rivaria:

  • Muntah 
  • Batuk 
  • Nyeri ulu hati
  • Mudah memar dan berdarah

Efek samping tersebut biasanya akan mereda dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun, ketika tidak juga membaik atau semakin parah, sebaiknya konsultasikan kepada dokter. 

Anda perlu segera ke rumah sakit ketika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius berikut ini: 

  • Perdarahan yang tidak kunjung henti, termasuk gusi berdarah, mimisan, atau perdarahan saat menstruasi (menorrhagia
  • Sakit kepala parah atau pusing yang terasa seperti ingin pingsan
  • Mudah memar atau memar yang banyak 
  • Urine berwarna merah atau pink
  • Buang air besar berdarah
  • Muntah darah