Roxidene adalah obat untuk meredakan nyeri dan peradangan akibat berbagai kondisi, seperti osteoartritis, rheumatoid arthritis, atau cedera sendi dan otot. Obat dengan kandungan piroxicam ini hanya bisa diperoleh setelah berkonsultasi dengan dokter.
Piroxicam dalam Roxidene bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin, yaitu zat yang memicu nyeri dan peradangan pada tubuh. Hasilnya, nyeri, bengkak, dan demam dapat mereda.

Perlu diketahui, Roxidene tidak dapat menyembuhkan penyakit penyebab peradangan, tetapi efektif untuk meredakan gejalanya. Penggunaan piroxicam harus sesuai petunjuk dokter karena berisiko menyebabkan efek samping serius, terutama jika digunakan dalam waktu lama atau pada kelompok tertentu.
Apa Itu Roxidene
| Bahan aktif | Piroxicam 10 mg |
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) |
| Manfaat | Meredakan nyeri dan peradangan |
| Dikonsumsi oleh | Dewasa |
| Roxidene untuk ibu hamil | Usia kehamilan <20 minggu |
| Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. | |
| Perlu diingat bahwa obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
| Usia kehamilan ≥20 minggu | |
| Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. | |
| Roxidene untuk ibu menyusui | Roxidene dapat digunakan oleh ibu menyusui. Namun, sebaiknya diskusikan dengan dokter mengenai alternatif obat yang lebih aman, terutama jika bayi terlahir prematur atau usianya belum genap 1 bulan. |
| Bentuk | Kapsul |
Peringatan sebelum Menggunakan Roxidene
Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi Roxidene:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Roxidene tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap piroxicam.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda pernah atau mengalami serangan asma atau reaksi alergi yang berat setelah menggunakan aspirin atau obat lain dari kelompok NSAID, seperti diclofenac dan ibuprofen.
- Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan Roxidene jika Anda baru saja atau direncanakan menjalani prosedur operasi bypass jantung. Roxidene tidak boleh digunakan oleh orang dengan kondisi tersebut.
- Sampaikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit jantung, hipertensi, gangguan pembekuan darah, atau pernah mengalami serangan jantung maupun stroke.
- Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan Roxidene jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Konsultasikan ke dokter perihal penggunaan Roxidene jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari efek interaksi obat.
- Beri tahu dokter jika Anda memiliki kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol. Kedua hal tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping dari Roxidene.
- Jangan mengemudi atau melakukan kegiatan lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi Roxidene. Kandungan piroxicam pada Roxidene dapat menyebabkan pusing, kantuk, dan penglihatan kabur.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Roxidene.
Dosis dan Aturan Pakai Roxidene
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan Roxidene untuk mengatasi nyeri dan peradangan akibat osteoarthritis, rheumatoid arthritis, dan ankylosing spondylitis:
- Dewasa: 20 mg, 1 kali sehari, atau 10 mg, 2 kali sehari.
Cara Menggunakan Roxidene dengan Benar
Gunakan Roxidene sesuai anjuran dokter dan aturan yang tertera pada kemasan. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa seizin dokter.
Agar hasil pengobatan maksimal, ikuti cara penggunaan Roxidene berikut ini:
- Konsumsilah Roxidene saat makan atau segera setelah makan.
- Telan kapsul Roxidene secara utuh dengan bantuan air putih. Jangan membelah, mengunyah, atau menghancurkan kapsul.
- Jangan berbaring setidaknya sampai 10 menit setelah mengonsumsi Roxidene.
- Jika Anda lupa mengonsumsi Roxidene, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Hentikan konsumsi Roxidene begitu nyeri sudah membaik.
- Jika Anda mengonsumsi Roxidene dalam jangka panjang, dokter mungkin akan meminta Anda untuk menjalani tes darah secara berkala agar respons tubuh terhadap obat selalu terpantau. Patuhilah jadwal kontrol yang ditentukan oleh dokter.
- Periksalah tekanan darah secara rutin jika menggunakan Roxidene dalam jangka panjang, terutama bila menderita hipertensi. Piroxicam dalam Roxidene dapat meningkatkan tekanan darah.
- Simpan Roxidene di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Roxidene dengan Obat Lain
Efek interaksi dapat terjadi bila Roxidene digunakan bersama dengan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal tertentu. Efeknya meliputi:
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran pencernaan jika digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid lain, kortikosteroid, antidepresan SSRI dan kelompok obat pengencer darah, seperti warfarin
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika dikonsumsi dengan tacrolimus
- Penurunan efektivitas obat antihipertensi, seperti diuretik atau ACE inhibitor, dalam menurunkan tekanan darah
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari methotrexate, lithium, atau digoxin
- Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan obat quinolone
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, selalu konsultasikan ke dokter jika hendak menggunakan obat, produk herbal, atau suplemen apa pun Roxidene.
Efek Samping dan Bahaya Roxidene
Efek samping yang timbul akibat konsumsi produk piroxicam, seperti Roxidene, bisa berupa:
- Mual dan muntah
- Pusing
- Sakit kepala
- Perut kembung
- Diare atau konstipasi
Hubungi dokter jika efek samping yang muncul tidak membaik atau bertambah parah. Guna mendapatkan penanganan awal yang cepat, Anda bisa berkonsultasi melalui Chat Bersama Dokter. Dengan berkonsultasi, dokter dapat memberikan pengobatan untuk mengatasi efek samping.
Segeralah ke IGD rumah sakit terdekat jika Anda mengalami reaksi alergi obat, atau efek samping yang mengganggu, termasuk:
- Ruam, sesak napas, serta bengkak pada wajah, mata, atau mulut
- Tekanan darah tinggi
- Nyeri di punggung, dagu, tenggorokan, atau lengan
- Gejala anemia, misalnya wajah pucat, telinga berdenging, sakit kepala, atau pusing berputar
- Lemah otot atau mati rasa pada satu sisi badan yang muncul secara mendadak
- Gejala perdarahan saluran pencernaan, seperti BAB berdarah, batuk darah, atau muntah dengan ampas yang terlihat seperti bubuk kopi
- Gejala gangguan ginjal, antara lain buang air kecil sedikit atau bahkan tidak keluar sama sekali, bengkak di pergelangan kaki, sulit untuk bernapas, atau mudah lelah
- Gangguan hati, yang ditandai dengan sakit di perut bagian atas, hilang nafsu makan, urine berwarna gelap, serta mata dan kulit menguning (penyakit kuning)