Salbutamol inhalasi adalah obat hirup untuk meredakan gejala bronkospasme akibat serangan asma atau penyakit paru obstruktif kronik. Bronkospasme merupakan kondisi ketika saluran napas menyempit sehingga menyebabkan keluhan berupa sesak napas, mengi, dan batuk.

Salbutamol inhalasi bekerja dengan cara melemaskan otot-otot di saluran pernapasan yang menyempit. Hasilnya, saluran napas akan melebar dan aliran udara ke paru-paru lebih lancar. Obat ini bisa bekerja dengan cepat. Efeknya bisa dirasakan kurang dari 5 menit setelah digunakan dan bertahan selama 2–6 jam.

Salbutamol Inhalasi

Salbutamol inhalasi tersedia dalam bentuk obat tunggal. Obat hirup ini terdiri dari sediaan aerosol yang dikemas dalam inhaler dan cairan inhalasi yang digunakan dengan bantuan nebulizer.

Perlu diketahui bahwa salbutamol inhalasi bukan lagi obat utama untuk asma atau PPOK. Penggunaan salbutamol hanya disarankan apabila sedang diperlukan dan sebelum berolahraga atau melakukan aktivitas berat, ketika formoterol tidak tersedia.

Di samping itu, pemakaian salbutamol inhalasi dalam terapi asma atau PPOK harus selalu dibarengi dengan kortikosteroid inhalasi, seperti budesonide, sesuai arahan dokter. Penggunaan salbutamol inhalasi tanpa budesonide bisa meningkatkan risiko kambuhnya asma atau PPOK yang lebih parah di kemudian hari.

Merek dagang salbutamol inhalasi: Aerotamol, Fartolin, Salbulin, Salbutamol Sulfate, Ventasal, Ventolin Nebules, Ventolin Inhaler 

Apa Itu Salbutamol Inhalasi

Golongan Obat resep
Kategori Bronkodilator jenis agonis beta dengan kerja cepat (short acting beta agonist/SABA)
Manfaat Meredakan gejala asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), termasuk emfisema atau bronkitis kronis.
Mencegah kambuhnya asma atau PPOK yang dipicu olahraga.
Digunakan oleh Dewasa dan anak usia ≥4 tahun
Salbutamol inhalasi untuk ibu hamil Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Salbutamol inhalasi untuk ibu menyusui Salbutamol inhalasi dapat digunakan oleh ibu menyusui, dengan dosis dan aturan pakai yang sesuai anjuran dokter.
Bentuk obat Aerosol, cairan inhalasi

Peringatan sebelum Menggunakan Salbutamol Inhalasi

Salbutamol hirup merupakan obat resep yang penggunaannya harus sesuai instruksi dokter. Sebelum menjalani pengobatan dengan salbutamol inhalasi, penting bagi Anda untuk memperhatikan hal-hal berikut:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Salbutamol hirup tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini atau obat lain yang tergolong agonis beta, seperti salmeterol.
  • Informasikan kepada dokter jika pernah atau sedang menderita diabetes, hipertensi atau tekanan darah tinggi, hipertiroidisme, kejang atau epilepsi, hipokalemia, atau pheochromocytoma.
  • Beri tahu dokter perihal penyakit jantung yang pernah atau sedang dialami, seperti gagal jantung atau aritmia. Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda baru-baru ini mengalami serangan jantung.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter mengenai semua obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang digunakan. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah menghirup obat ini. Penggunaan salbutamol hirup dapat menyebabkan pusing.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan salbutamol hirup jika direncanakan menjalani operasi atau perawatan gigi.
  • Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius selama menggunakan salbutamol hirup.

Dosis dan Aturan Pakai Salbutamol Inhalasi

Penting untuk diingat bahwa penggunaan salbutamol inhalasi perlu dibarengi dengan kortikosteroid inhalasi. Dosis salbutamol hirup tergantung pada sediaan yang digunakan dan tujuan penggunaannya. Berikut ini adalah rinciannya:

Tujuan: Mengatasi serangan asma akut atau penyakit paru obstruktif kronis yang kambuh

Sediaan: Salbutamol aerosol inhaler dosis terukur

  • Dewasa dan anak usia ≥4 tahun: Untuk sediaan 100 mcg per dosis, gunakan sebanyak 1 atau 2 hirup, tiap 4–6 jam. Dosis maksimal 8 hirup per hari.

Tujuan: Mengatasi serangan sesak napas yang berat

Sediaan: Salbutamol inhaler dengan spacer

 

  • Dewasa: 400 mcg sebanyak 3 kali dengan jarak 20 menit, sampai 4 jam, lalu dilanjutkan dengan dilanjutkan dengan 400 mcg setiap 1–4 jam sesuai kebutuhan
  • Anak usia ≤5 tahun: 200 mcg sebanyak 3 kali dengan jarak 20 menit 

 

Sediaan: Salbutamol nebulizer

  • Anak usia ≤5 tahun: 2,5–5 mg, setiap 20 menit, sebanyak 3 kali (1 jam)

Tujuan: Mencegah kambuhnya sesak napas yang dipicu olahraga pada penderita asma atau PPOK

Sediaan: Salbutamol aerosol inhaler dosis terukur

  • Dewasa dan remaja ≥12 tahun : Untuk sediaan 100 mcg per dosis, gunakan sebanyak 2 hirup, 15–30 menit sebelum berolahraga.
  • Anak usia 4–11 tahun: Untuk sediaan 100 mcg per dosis, gunakan sebanyak 1 atau 2 hirup, 15–30 menit sebelum berolahraga.

Cara Menggunakan Salbutamol Inhalasi dengan Benar

Gunakanlah salbutamol inhalasi sesuai anjuran dokter dan petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Jangan menggunakan obat ini lebih sering dari yang dianjurkan tanpa sepengetahuan dokter. 

Cara menggunakan salbutamol inhalasi tergantung pada jenis alat hirupnya. Dokter biasanya akan menjelaskan cara menggunakan obat asma hirup saat meresepkannya kepada Anda. Jangan ragu untuk bertanya kepada dokter jika ada kendala atau belum mengerti cara penggunaan obat tersebut.

Berikut adalah cara menggunakan salbutamol inhalasi dengan benar:

  • Penggunaan salbutamol nebulizer bisa dilakukan oleh dokter atau petugas medis di rumah sakit. 
  • Jika memiliki alat nebulizer di rumah, pastikan Anda sudah berkonsultasi dengan dokter mengenai cara menggunakan nebulizer serta dosis dan aturan pakai salbutamol di rumah.
  • Sebelum menggunakan salbutamol inhaler, pastikan tepi corong isap (mouthpiece) dalam keadaan bersih dan kering.
  • Untuk mengisap salbutamol inhaler, embuskan napas sebanyak-banyaknya. Setelah itu, isap salbutamol melalui mulut secara perlahan sambil menekan botol inhaler.
  • Setelah obat terhirup, lepaskan mouthpiece, tahan napas sekitar 10 detik, lalu hembuskan napas perlahan. Beri jeda sekitar 1 menit jika perlu menghirup obat lebih dari 1 kali.
  • Untuk anak-anak atau orang yang sedang mengalami sesak napas berat, gunakan spacer untuk memudahkan penggunaan inhaler. Spacer adalah corong tambahan yang menghubungkan inhaler dengan mulut. 
  • Jika menggunakan spacer, tarik dan embuskan napas secara perlahan setelah menekan botol inhaler. Biasanya 1 semprotan obat dapat habis dalam 5 kali (atau lebih) tarikan dan embusan napas.
  • Pastikan untuk berkumur setiap kali selesai menggunakan salbutamol inhaler. Hal ini bertujuan untuk mencegah timbulnya iritasi di mulut dan tenggorokan, serta suara serak.
  • Gunakan salbutamol inhalasi hanya saat diperlukan. Bawa obat ini ke mana pun Anda pergi, tetapi jangan menggunakan obat ini ketika tidak ada keluhan, kecuali jika hendak berolahraga atau melakukan aktivitas berat.
  • Lakukan kontrol ke dokter secara rutin selama Anda menggunakan obat ini, terutama jika gejala PPOK atau asma memburuk atau lebih sering kambuh.
  • Simpan salbutamol inhalasi di tempat bersuhu ruangan dan dalam wadah tertutup agar tidak terpapar sinar matahari. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Salbutamol Inhalasi dengan Obat Lain

Salbutamol inhalasi dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu. Berikut ini adalah beberapa efek interaksi yang bisa terjadi ketika salbutamol inhalasi digunakan bersama obat lain: 

  • Peningkatan risiko terjadinya jantung berdebar, nyeri dada, dan tekanan darah tinggi bila digunakan bersama antidepresan trisiklik, seperti amitriptyline 
  • Penurunan efektivitas salbutamol dan peningkatan risiko sesak napas yang parah bila digunakan bersama dengan obat golongan penghambat beta, seperti propranolol
  • Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia (kekurangan kalium) bila digunakan bersama obat kortikosteroid; teofilin; atau obat diuretik jenis thiazide atau diuretik loop, seperti furosemide
  • Penurunan efektivitas dari obat digoxin

Untuk menghindari efek interaksi yang tidak diinginkan, pastikan untuk memberi tahu dokter jika akan menggunakan obat lain bersama salbutamol hirup.

Efek Samping dan Bahaya Salbutamol Inhalasi

Efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan salbutamol hirup antara lain:

Konsultasikan ke dokter bila efek samping di atas tidak kunjung mereda atau malah memburuk. Segera cari pertolongan medis bila gejala PPOK maupun asma memburuk, atau muncul reaksi alergi obat maupun efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Nyeri dada
  • Linglung
  • Pusing berat seperti akan pingsan
  • Denyut jantung cepat (takikardia) atau tidak teratur (aritmia)
  • Sesak napas yang memberat
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Gejala hipokalemia, seperti tubuh terasa lemah, kesemutan, kram otot, atau jantung berdebar 
  • Penglihatan buram, haus berlebihan, napas beraroma buah 
  • Demam, menggigil, kulit terasa panas, atau muncul ruam merah yang menyebar ke seluruh tubuh