Starcef adalah antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri yang menyerang berbagai area tubuh, seperti saluran pernapasan, telinga, tenggorokan, kulit, hingga saluran kemih. Obat yang memiliki kandungan cefixime ini tersedia dalam bentuk kapsul dan sirup kering.
Cefixime termasuk dalam antibiotik jenis sefalosporin. Bahan aktif ini bekerja dengan cara menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Tanpa dinding sel yang utuh, bakteri tidak dapat bertahan hidup, sehingga infeksi dan gejala yang menyertainya dapat mereda.

Produk Starcef
- Starcef 100 mg 6 Kapsul, yang berisi 100 mg cefixime per tabletnya
- Starcef 200 mg 10 Kapsul, dengan kandungan 200 mg cefixime per kapsulnya
- Starcef 100 mg Sirup 30 ml, yang mengandung 100 mg cefixime tiap 5 ml
Apa Itu Starcef
| Bahan aktif | Cefixime trihydrate |
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Antibiotik sefalosporin |
| Manfaat | Mengobati infeksi bakteri |
| Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
| Starcef untuk ibu hamil | Kategori B: Studi pada binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi hal ini tidak terkonfirmasi dengan data yang didapatkan dari studi terkontrol pada ibu hamil. |
| Jika Anda sedang hamil, sebaiknya tetap konsultasikan dengan dokter terkait penggunaan obat ini. | |
| Starcef untuk ibu menyusui | Starcef umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui selama digunakan sesuai anjuran dokter |
| Bentuk obat | Kapsul dan sirop kering |
Peringatan sebelum Menggunakan Starcef
Starcef hanya boleh digunakan sesuai dengan resep dokter. Sebelum menggunakan obat ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Starcef tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap cefixime atau obat antibiotik lain dari golongan sefalosporin, misalnya cefadroxil dan cefaclor.
- Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita diabetes, penyakit liver, penyakit ginjal, kekurangan gizi, atau gangguan pencernaan, seperti kolitis.
- Sampaikan kepada dokter jika Anda baru saja atau berencana menjalani vaksinasi dalam waktu dekat. Kandungan cefixime dalam obat ini bisa menurunkan efektivitas vaksin tertentu.
- Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Starcef jika Anda sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui. Informasikan juga jika sedang menunda kehamilan dengan pil KB. Obat ini dapat menurunkan efektivitas pil KB.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika sedang menjalani terapi dengan obat lain, termasuk obat antibiotik, suplemen, dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mencegah interaksi antarobat.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Starcef.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi Starcef. Obat ini dapat menyebabkan pusing dan sakit kepala.
- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Starcef.
Dosis dan Aturan Pakai Starcef
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan Starcef berdasarkan usia dan kondisi pasien:
Kondisi: Infeksi saluran kemih, otitis media, faringitis, tonsilitis, dan bronkitis, gonore tanpa komplikasi
- Dewasa dan anak dengan BB≥30 kg : 100–200 mg, 2 kali sehari. Untuk infeksi berat, dosis dapat ditingkatkan sampai 200 mg, 2 kali per hari.
- Anak dengan BB <30kg: 3–6 mg, 2 kali sehari.
Cara Menggunakan Starcef dengan Benar
Konsumsilah Starcef sesuai anjuran dokter dan petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Jangan mengonsumsi Starcef melebihi dosis yang dianjurkan tanpa persetujuan dokter.
Agar hasil pengobatan maksimal, ikuti cara menggunakan Starcef berikut ini:
- Minumlah Starcef pada saat makan atau segera sesudahnya agar tidak menimbulkan sakit maag. Telan kapsul Starcef dengan air putih.
- Jika mengonsumsi Starcef dalam bentuk sirop kering, isi botol dengan air putih sesuai takaran yang tertera pada petunjuk penggunaan. Sebelum obat diminum, kocok botolnya agar obat tercampur rata. Konsumsilah obat menggunakan alat takar yang tersedia di dalam kemasan agar dosisnya lebih akurat.
- Konsumsilah Starcef pada waktu yang sama setiap harinya. Jika Anda lupa, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Jangan menghentikan pengobatan tanpa persetujuan dokter. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan anjuran dokter dapat membuat bakteri penyebab infeksi menjadi kebal terhadap pengobatan (resistensi antibiotik).
- Simpan Starcef di tempat bersuhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung, serta jauh dari jangkauan anak-anak.
- Jangan mengonsumsi Starcef jika sudah melewati tanggal kedaluwarsa. Starcef sediaan sirop kering perlu disimpan di dalam lemari es dan segera dibuang jika sudah dibuka dan disimpan selama 14 hari.
Interaksi Starcef dengan Obat Lain
Penggunaan Starcef bersama obat lain dapat menyebabkan efek interaksi, seperti:
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari carbamazepine
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan antikoagulan, seperti warfarin
- Penurunan efektivitas vaksin yang berasal dari bakteri hidup, seperti vaksin BCG atau vaksin tifoid
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping cefixime jika digunakan bersama probenecid
- Penurunan efektivitas obat yang mengandung estradiol, seperti pil KB
Untuk mencegah terjadinya efek interaksi obat, diskusikan dengan dokter jika Anda berencana menggunakan Starcef bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Starcef
Sejumlah efek samping yang bisa timbul setelah menggunakan Starcef adalah:
- Mual muntah
- Sakit kepala
- Perut kembung
- Sakit perut
- Diare
Berkonsultasilah ke dokter lewat chat bila efek samping di atas tidak kunjung membaik atau makin parah. Dokter dapat memberikan solusi untuk menangani keluhan tersebut.
Meski jarang terjadi, Starcef juga bisa menyebabkan reaksi alergi atau efek samping serius, seperti:
- Diare berat yang tidak kunjung reda, diare berdarah, atau kram perut yang berat
- Ruam berupa luka lepuh yang disertai pengelupasan kulit
- Gejala infeksi baru, misalnya sakit tenggorokan dan demam yang tidak kunjung sembuh
- Kesulitan menelan atau bernapas
- Kejang
- Gejala gangguan fungsi hati, seperti nyeri perut berat, urine berwarna gelap, tinja berwarna pucat, perut bengkak dan nyeri, hilang nafsu makan, serta warna kulit dan mata menguning (penyakit kuning)
- Gangguan ginjal, yang dapat ditandai dengan perubahan jumlah urine, bengkak di pergelangan kaki maupun kaki, mudah lelah, atau sesak napas
Jika efek samping di atas terjadi, segeralah ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis secepatnya.