Stesolon adalah obat untuk mengatasi peradangan akibat sejumlah kondisi medis, termasuk asma berat, penyakit autoimun, dan reaksi alergi berat. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk membantu mencegah penolakan organ setelah prosedur transplantasi.
Stesolon mengandung bahan aktif methylprednisolone yang bekerja dengan cara menghambat respons imun yang terlalu aktif serta menurunkan produksi zat yang menyebabkan peradangan. Mekanisme tersebut membuat gejala nyeri, bengkak, atau gatal akibat peradangan mereda lebih cepat.

Produk Stesolon
Stesolon tersedia dalam dua varian, yaitu:
- Stesolon 4 mg tablet, yang mengandung 4 mg methylprednisolone tiap tablet.
- Stesolon 16 mg tablet, dengan kandungan 16 mg methylprednisolone tiap tablet.
Apa Itu Stesolon
| Bahan aktif | Methylprednisolone |
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Kortikosteroid |
| Manfaat | Mengurangi peradangan |
| Mengatasi alergi berat | |
| Menangani penyakit autoimun | |
| Mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap organ yang baru ditransplantasi | |
| Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak |
| Stesolon untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
| Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
| Stesolon untuk ibu menyusui | Stesolon umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui selama digunakan sesuai anjuran dokter. |
| Bentuk obat | Tablet |
Peringatan sebelum Menggunakan Stesolon
Stesolon hanya dapat dibeli dengan resep, yang bisa didapatkan melalui Chat Bersama Dokter. Sebelum menggunakan obat ini, perhatikan beberapa hal berikut:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Stesolon tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap methylprednisolone.
- Jangan menggunakan Stesolon jika Anda sedang menderita infeksi jamur.
- Sampaikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, osteoporosis, penyakit tiroid, myasthenia gravis, penyakit jantung, glaukoma, hipertensi, kejang, tuberkulosis, tukak lambung, diabetes, herpes, penyakit hati, atau depresi.
- Hindari kontak erat dengan penderita infeksi yang mudah menular, seperti flu, cacar air, atau campak, jika Anda menjalani pengobatan jangka panjang dengan Stesolon. Obat ini dapat membuat Anda mudah tertular infeksi.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan Stesolon sebelum menjalani vaksinasi, operasi, atau prosedur medis apa pun.
- Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan Stesolon jika Anda sedang menyusui, hamil, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi terjadinya interaksi antarobat.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol setelah minum Stesolon karena dapat meningkatkan risiko perdarahan saluran pencernaan.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi Stesolon. Obat ini dapat menyebabkan pusing.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Stesolon.
Dosis dan Aturan Pakai Stesolon
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan Stesolon untuk mengatasi peradangan berdasarkan usia pasien:
- Dewasa dan anak usia >12 tahun: 4–48 mg per hari.
- Anak usia <12 tahun: Dosis ditentukan oleh dokter berdasarkan berat badan anak.
Cara Menggunakan Stesolon dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan bacalah informasi yang tertera pada label kemasan obat sebelum mengonsumsi Stesolon. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa persetujuan dokter.
Agar efek pengobatan maksimal, perhatikan panduan penggunaan Stesolon berikut ini:
- Konsumsilah Stesolon bersama makanan atau segera setelah makan.
- Minumlah Stesolon pada waktu yang sama setiap harinya agar hasil pengobatan maksimal. Jika Anda lupa, segera konsumsi obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Jangan menghentikan pengobatan tanpa seizin dokter karena bisa memperburuk gejala yang dialami atau menyebabkan gejala putus obat. Dokter akan menurunkan dosis Stesolon secara bertahap jika memang obat dapat dihentikan.
- Simpan Stesolon di tempat bersuhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Stesolon dengan Obat Lain
Ada interaksi yang mungkin terjadi jika obat yang mengandung methylprednisolone, seperti Stesolon, digunakan bersama obat lain. Efek interaksi yang dapat terjadi bisa berupa:
- Penurunan efektivitas vaksin atau peningkatan risiko terjadinya infeksi dari vaksin hidup, seperti vaksin MMR
- Peningkatan terjadinya hipokalemia jika digunakan dengan amphotericin B atau diuretik
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna jika digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen
- Penurunan efektivitas isoniazid dalam mengobati TBC
- Penurunan efektivitas Stesolon jika digunakan bersama rifampicin, phenobarbital, atau phenytoin
- Penurunan efektivitas obat antikolinesterase, seperti pyridostigmine, dalam mengobati myasthenia gravis
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama antikoagulan, seperti warfarin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping Stesolon jika digunakan dengan ketoconazole, tacrolimus, atau cimetidine
Untuk mencegah terjadinya efek interaksi obat, diskusikan dengan dokter jika Anda berencana menggunakan Stesolon bersama obat, produk herbal, atau suplemen apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Stesolon
Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi Stesolon antara lain:
- Sakit kepala
- Pusing
- Keringat berlebih
- Heartburn
- Mual
- Muntah
- Perut kembung
- Nyeri otot
- Siklus haid tidak teratur
- Sulit tidur
- Pembengkakan di tangan atau kaki akibat penumpukan cairan
Berkonsultasilah dengan dokter melalui chat jika efek samping di atas tidak kunjung membaik. Dokter dapat memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi keluhan tersebut.
Segera periksakan diri ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:
- Sesak napas, bahkan ketika beraktivitas ringan
- Gangguan penglihatan, seperti penglihatan buram, nyeri pada mata, atau penyempitan lapang pandang (tunnel vision)
- Denyut jantung tidak beraturan
- Memar atau perdarahan yang tidak biasa
- Muntah darah, muntah seperti ampas kopi, atau BAB berdarah
- Kejang
- Perubahan perilaku atau depresi berat