Zifin adalah obat antibiotik untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri, seperti infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, infeksi telinga, dan beberapa jenis infeksi menular seksual. Zifin tersedia dalam bentuk tablet dan hanya boleh digunakan sesuai anjuran dokter karena termasuk obat resep.
Dalam Zifin terdapat kandungan azithromycin. Kelompok obat antibiotik jenis makrolida ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Berkat cara kerja ini, bakteri dapat dibasmi dengan mudah oleh daya tahan tubuh sehingga gejala infeksi bisa membaik.

Penggunaan Zifin dan antibiotik lain harus dihabiskan sesuai anjuran dokter, meskipun gejala sudah membaik, untuk mencegah resistensi bakteri.
Apa Itu Zifin
| Bahan aktif | Azithromycin dihydrate |
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Antibiotik makrolida |
| Manfaat | Mengobati infeksi bakteri |
| Digunakan oleh | Dewasa dan anak usia ≥16 tahun |
| Zifin untuk ibu hamil | Kategori B: Studi pada binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi hal ini tidak terkonfirmasi dengan data yang didapatkan dari studi terkontrol pada ibu hamil. |
| Jika Anda sedang hamil, sebaiknya tetap konsultasikan dengan dokter terkait penggunaan obat ini. | |
| Zifin untuk ibu menyusui | Zifin umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui selama digunakan sesuai anjuran dokter |
| Bentuk obat | Tablet |
Peringatan sebelum Menggunakan Zifin
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan Zifin:
- Informasikan kepada dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Zifin tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda mengalami dehidrasi akibat diare atau muntah-muntah sebelum atau selama mengonsumsi Zifin.
- Sampaikan kepada dokter jika Anda menderita penyakit ginjal, myasthenia gravis, penyakit hati, kekurangan magnesium (hipomagnesemia), atau kekurangan kalium (hipokalemia).
- Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter mengenai penggunaan Zifin jika Anda atau keluarga memiliki riwayat penyakit jantung, seperti gagal jantung, bradikardia, atau aritmia, kelainan hasil EKG, atau henti jantung mendadak pada usia muda.
- Diskusikan dengan dokter terkait penggunaan Zifin jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Informasikan kepada dokter jika Anda berencana menjalani vaksinasi dengan vaksin bakteri hidup, seperti vaksin tifoid.
- Bicarakan dengan dokter mengenai obat, suplemen, atau produk herbal lain yang sedang atau akan dikonsumsi selama menggunakan Zifin. Hal ini untuk mencegah terjadinya interaksi obat.
- Segera temui dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius setelah menggunakan Zifin.
Dosis dan Aturan Pakai Zifin
Berikut ini adalah dosis umum Zifin bagi orang dewasa dan anak usia ≥16 tahun, berdasarkan kondisi yang ditangani:
Kondisi: Infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit ringan (tanpa komplikasi)
- Dewasa dan anak usia ≥16 tahun: 500 mg, 1 kali sehari, pada hari pertama. Setelah itu, 250 mg, 1 kali sehari, pada hari kedua sampai kelima.
Kondisi: Servisitis dan uretritis non-gonore
- Dewasa: 1.000 mg per hari sebagai dosis tunggal
Cara Menggunakan Zifin dengan Benar
Ikuti anjuran dokter serta aturan pakai yang tertera pada kemasan sebelum menggunakan Zifin. Jangan menambah atau mengurangi dosis obat tanpa persetujuan dokter.
Penggunaan Zifin akan lebih efektif jika dikonsumsi dengan cara yang benar, seperti dijelaskan di bawah ini:
- Zifin sebaiknya diminum saat perut kosong, yaitu 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
- Telan tablet Zifin secara utuh dengan bantuan air, tanpa dihancurkan atau dikunyah terlebih dahulu.
- Konsumsilah Zifin pada waktu yang sama setiap harinya agar hasil pengobatan maksimal. Jika Anda lupa, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Pastikan Anda menghabiskan seluruh obat yang diresepkan dokter meski keluhan yang dialami sudah membaik. Tujuannya adalah agar bakteri tidak menjadi kebal terhadap antibiotik sehingga menyebabkan infeksi kambuh dan lebih sulit diobati.
- Konsultasikan kondisi Anda dengan dokter jika keluhan yang Anda alami belum membaik setelah menghabiskan antibiotik.
- Simpan Zifin di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Zifin dengan Obat Lain
Azithromycin yang terkandung dalam Zifin dapat menimbulkan interaksi jika digunakan bersama obat-obat tertentu. Berikut ini adalah sejumlah efek interaksi obat yang bisa terjadi:
- Peningkatan kadar digoxin dalam darah dan risiko terjadinya overdosis digoxin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping teofilin atau carbamazepine
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan obat pengencer darah, seperti warfarin atau clopidogrel
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung yang dapat membahayakan nyawa jika digunakan dengan pimozide, cisapride, terfenadine, atau obat antiaritmia, seperti amiodarone dan quinidine
- Penurunan efektivitas azithromycin jika dikonsumsi dalam waktu yang dekat atau bersamaan dengan antasida
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, selalu beri tahu dokter jika hendak menggunakan obat apa pun bersama Zifin.
Efek Samping dan Bahaya Zifin
Efek samping yang timbul akibat konsumsi produk azithromycin, seperti Zifin, antara lain:
- Sakit perut
- Mual dan muntah
- Diare
- Hilang nafsu makan
- Sakit kepala atau pusing
- Lemas
Jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik atau malah memburuk, berdiskusilah melalui Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Dokter akan memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi efek samping tersebut.
Jangan tunda untuk ke IGD jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius berikut ini:
- Diare berat yang tidak kunjung reda, disertai darah pada feses dan kram perut yang berat
- Pusing berat seperti akan pingsan, sesak napas, jantung berdebar, detak jantung tidak beraturan
- Gangguan fungsi hati, yang gejalanya berupa urine berwarna gelap, tinja berwarna pucat, perut bengkak dan nyeri, kulit atau bagian putih mata menguning (penyakit kuning)
- Demam disertai ruam lepuh yang berisi nanah di seluruh tubuh
- Mudah memar atau perdarahan yang tidak jelas penyebabnya
- Tubuh lemas atau sangat lelah, lemah otot tanpa sebab yang jelas, otot bergerak sendiri tanpa disengaja
- Penglihatan buram, kelopak mata turun (ptosis)
- Kesulitan saat menelan atau berbicara
- Telinga berdenging (tinnitus), vertigo, tidak dapat mendengar dengan jelas atau tidak dapat mendengar sama sekali
- Gejala pankreatitis, seperti nyeri berat yang muncul secara tiba-tiba di perut bagian tengah
- Gejala infeksi jamur di mulut (kandidiasis oral), misalnya bercak putih di mulut
- Infeksi jamur di vagina, yang bisa ditandai dengan keputihan