Penyebab tidur ngorok bisa berbeda pada tiap orang. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan bisa hilang dengan istirahat cukup. Namun, bila tidur ngorok terjadi terus-menerus atau disertai tersedak saat tidur, bisa menjadi tanda gangguan kesehatan, seperti sleep apnea.

Tidur ngorok terjadi ketika jaringan di sekitar saluran napas bergetar saat udara melewati area tersebut, terutama saat tidur telentang atau ketika otot-otot leher dan tenggorokan mengendur. Meski lebih sering dialami pria dan orang dewasa, kebiasaan ini sebenarnya dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak.

8 Penyebab Tidur Ngorok dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Berbagai faktor dapat menjadi penyebab tidur ngorok, baik yang bersifat sementara maupun akibat kondisi medis tertentu. Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab tidur ngorok agar langkah penanganan yang dilakukan bisa lebih tepat dan efektif dalam mencegah kebiasaan ini semakin parah.

Berbagai Penyebab Tidur Ngorok

Berikut ini adalah beberapa penyebab tidur ngorok yang umum terjadi:

1. Kelelahan

Kelelahan dapat menjadi salah satu penyebab tidur ngorok. Saat tubuh sangat lelah, otot-otot di sekitar tenggorokan menjadi lebih rileks saat tidur. Hal ini dapat menyebabkan saluran napas sebagian tertutup, sehingga udara yang keluar masuk menimbulkan getaran dan terdengar sebagai suara ngorok.

Ngorok akibat kelelahan adalah hal yang normal dan bisa dialami siapa saja. Kondisi ini biasanya hanya terjadi sesekali, misalnya setelah aktivitas berat atau kurang tidur.

2. Posisi tidur telentang

Tidur dalam posisi telentang dapat membuat otot lidah dan jaringan lunak di bagian belakang tenggorokan turun ke belakang, sehingga saluran napas menjadi lebih sempit. Kondisi ini menyebabkan udara sulit mengalir dengan lancar dan menimbulkan getaran yang menghasilkan suara ngorok.

3. Berat badan berlebih

Kelebihan berat badan, terutama di area leher, dapat menekan saluran napas saat tidur. Penumpukan lemak di jaringan sekitar tenggorokan membuat udara lebih sulit lewat, sehingga risiko tidur ngorok meningkat. Menurunkan berat badan ke kisaran ideal terbukti dapat membantu mengurangi intensitas ngorok pada banyak orang.

4. Konsumsi alkohol atau obat penenang

Konsumsi alkohol dan obat penenang termasuk salah satu penyebab tidur ngorok, karena keduanya dapat melemaskan otot-otot di tenggorokan yang berfungsi menjaga saluran napas tetap terbuka. Akibatnya, aliran udara menjadi tidak lancar dan menimbulkan suara ngorok saat tidur.

5. Hidung tersumbat

Hidung yang tersumbat akibat pilek, alergi, atau kelainan seperti polip hidung dan deviasi septum dapat menghambat jalannya udara. Saat udara tidak bisa mengalir dengan bebas, tubuh berusaha bernapas melalui mulut, dan hal ini sering menimbulkan suara ngorok.

6. Sleep apnea

Sleep apnea tak hanya mengganggu kualitas tidur, tetapi juga bisa menjadi penyebab tidur ngorok yang cukup serius. Saat pernapasan terhenti berulang kali, aliran udara ke paru-paru terganggu, sehingga tubuh bereaksi dengan getaran kuat di tenggorokan yang menimbulkan suara ngorok keras sepanjang malam.

7. Faktor usia

Seiring bertambahnya usia, otot dan jaringan di tenggorokan kehilangan kekuatan dan elastisitasnya. Akibatnya, saluran napas menjadi lebih mudah menyempit saat tidur dan menimbulkan suara ngorok. Meski proses ini alami, menjaga kebugaran dan pola tidur sehat dapat membantu menguranginya.

8. Masalah anatomi saluran napas

Bentuk anatomi tertentu, seperti amandel yang membesar, uvula yang terlalu panjang, atau struktur rahang yang sempit, juga dapat menjadi penyebab tidur ngorok. Kondisi ini membuat saluran napas menyempit saat tidur, sehingga aliran udara terhambat dan menimbulkan getaran yang menghasilkan suara dengkuran.

Risiko Kesehatan dari Kebiasaan Tidur Ngorok

Ngorok yang terjadi sesekali umumnya tidak berbahaya. Namun, jika tidur ngorok terjadi sering dan disertai gejala lain, seperti sesak napas, terbangun tiba-tiba, atau rasa lelah berlebihan di siang hari, waspadai kemungkinan gangguan kesehatan berikut:

  • Sleep apnea yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
  • Kualitas tidur yang buruk dapat menurunkan konsentrasi, daya ingat, serta memengaruhi suasana hati.
  • Pada anak-anak, ngorok yang terus-menerus dapat mengganggu tumbuh kembang dan prestasi belajar.

Cara Mengatasi Tidur Ngorok

Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi risiko tidur ngorok:

  • Menjaga berat badan ideal.
  • Menghindari konsumsi alkohol atau obat penenang sebelum tidur.
  • Mengubah posisi tidur, misalnya dengan tidur menyamping.
  • Menangani alergi atau hidung tersumbat dengan pengobatan yang sesuai.
  • Menjaga kebersihan lingkungan tidur, termasuk memastikan udara tidak terlalu kering.

Jika tidur ngorok berlangsung lama, sering membuat Anda terbangun di malam hari, atau disertai keluhan lain seperti sesak napas dan kelelahan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

Ngorok yang tidak kunjung membaik bisa menjadi tanda adanya gangguan tidur atau masalah kesehatan yang lebih serius. Untuk mengetahui penyebab tidur ngorok secara pasti, Anda dapat menggunakan fitur Chat Bersama Dokter melalui aplikasi ALODOKTER untuk berdiskusi tentang keluhan ini atau buat janji konsultasi langsung agar dokter dapat melakukan pemeriksaan dan menentukan penanganan yang tepat.