Carpal tunnel syndrome atau sindrom lorong karpal adalah kondisi yang menyebabkan mati rasa, kesemutan, nyeri, atau lemah di tangan dan pergelangan tangan. Sindrom ini terjadi ketika saraf di dalam pergelangan tangan terhimpit atau tertekan.
Lorong karpal adalah lorong sempit di dalam pergelangan tangan yang dibentuk oleh tulang pergelangan tangan (tulang karpal) dan jaringan penghubung antar tulang (ligamen). Di dalam lorong ini terdapat saraf median, yang mengendalikan otot jari tangan dan menerima rangsangan dari kulit di daerah tangan.

Carpal tunnel syndrome (CTS) terjadi ketika lorong karpal menjadi sempit akibat jaringan yang mengelilinginya membengkak dan menekan saraf median. Meski dapat terjadi pada siapa saja, wanita lebih berisiko mengalami penyakit ini daripada laki-laki.
Kondisi ini berbeda dengan cubital tunnel syndrome, yaitu terjepitnya saraf ulnaris di lorong saraf di siku. Meski gejalanya mirip, carpal tunnel syndrome juga berbeda dengan de Quervain’s tenosynovitis, yaitu radang pada tendon pangkal jempol.
Penyebab CTS (Carpal Tunnel Syndrome)
CTS terjadi ketika saraf median di pergelangan tangan tertekan atau terhimpit. Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya CTS antara lain:
- Gerakan tangan berulang dalam jangka waktu lama, misalnya mengetik atau menggunakan mouse komputer
- Peradangan pada sendi
- Cedera pergelangan tangan
- Perubahan hormon, misalnya saat kehamilan atau menopause
- Penyakit metabolik, seperti diabetes, yang dapat memengaruhi kesehatan saraf
- Kista atau tumor di sekitar pergelangan tangan
- Obesitas
- Jenis kelamin, wanita memiliki risiko lebih tinggi
- Usia di atas 40 tahun
- Riwayat CTS dalam keluarga
Gejala CTS (Carpal Tunnel Syndrome)
Gejala carpal tunnel syndrome dapat terjadi di kedua tangan. Akan tetapi, gejala awal biasanya terjadi pada pada tangan dominan atau tangan yang paling sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
Gejala CTS dapat hilang dan timbul kembali. Selain itu, umumnya gejala dapat makin memburuk di malam hari. Keluhan yang umum terjadi meliputi:
- Kesemutan di jari-jari tangan
- Mati rasa pada tangan atau jari
- Nyeri di pergelangan tangan yang bisa menjalar ke lengan atau bahu
- Sensasi terbakar di jari atau telapak tangan
- Kram pada tangan
- Kelemahan otot tangan, sehingga sulit memegang barang atau sering menjatuhkan barang
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika gejala CTS di atas tidak kunjung membaik serta mulai mengganggu aktivitas sehari-hari atau kualitas tidur. Anda bisa menggunakan layanan Chat Bersama Dokter untuk berkonsultasi dengan dokter dari rumah sakit terpercaya di seluruh Indonesia untuk mendapatkan saran penanganan dan rekomendasi obat.
Deteksi dan penanganan yang cepat dapat membantu mencegah terjadinya komplikasi, seperti kerusakan saraf permanen atau nyeri jangka panjang.
Diagnosis CTS (Carpal Tunnel Syndrome)
Diagnosis carpal tunnel syndrom dimulai dengan tanya jawab mengenai kondisi pasien. Dokter akan menanyakan kepada pasien tentang:
- Gejala yang dirasakan
- Aktivitas atau pekerjaan pasien yang memerlukan gerakan tangan berulang
- Riwayat cedera pergelangan tangan
- Riwayat penyakit, seperti diabetes, rheumatoid arthritis, atau hipotiroidisme
- Riwayat CTS pada anggota keluarga
Setelah itu, dokter juga mungkin melakukan pemeriksaan fisik dengan cara menepuk atau menekuk pergelangan tangan pasien. Hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah hal tersebut memicu munculnya gejala CTS.
Selain pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan untuk memastikan diagnosis CTS. Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan:
- Foto Rontgen, untuk mendeteksi adanya kelainan tulang atau kondisi lain yang menyebabkan nyeri pergelangan tangan
- USG, untuk melihat kondisi jaringan dan tulang di sekitar pergelangan tangan, serta mendeteksi tekanan pada saraf
- MRI, untuk melihat kondisi jaringan lunak pada pergelangan tangan
- Elektromiografi, untuk mengukur aktivitas listrik yang dialirkan ke saraf tangan sehingga dapat mendeteksi kerusakan saraf
- Tes darah, untuk mengetahui penyebab CTS yang dapat terjadi akibat penyakit tertentu, seperti rheumatoid arthritis, diabetes, atau hipotiroidisme
Pengobatan CTS (Carpal Tunnel Syndrome)
Penanganan carpal tunnel syndrome akan disesuaikan dengan tingkat keparahan dan lamanya gejala berlangsung. Dalam banyak kasus, CTS bahkan tidak memerlukan pengobatan khusus karena dapat pulih dengan sendirinya dalam beberapa bulan.
Pada CTS yang muncul selama kehamilan, gejala biasanya mereda dalam waktu maksimal 6 bulan setelah persalinan. Namun, jika keluhan cukup berat, dokter dapat memberikan penanganan yang sesuai.
Penanganan CTS dapat dilakukan dengan penggunaan penyangga pergelangan tangan (wrist support), konsumsi obat-obatan, terapi fisik, atau operasi. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing metode penanganan untuk CTS:
Penyangga Pergelangan Tangan (Wrist Support)
Wrist support dapat menjaga posisi pergelangan tangan tetap lurus dan mencegah penekukan yang dapat memperburuk gejala. Alat ini umumnya digunakan pada malam hari selama minimal 3 minggu, terutama saat tidur, untuk mengurangi tekanan pada saraf median.
Obat-obatan
Dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk membantu meredakan gejala CTS. Jenis obat yang biasanya diberikan meliputi:
- Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen dalam Proris atau diclofenac dalam Cataflam, untuk meredakan nyeri. Selain dalam bentuk tablet, dokter mungkin juga akan memberikan obat dalam bentuk oles, seperti piroxicam dalam Infeld Gel
- Kortikosteroid dalam bentuk suntikan, untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan pada lorong karpal sehingga mengurangi tekanan pada saraf yang menyebabkan rasa sakit.
Terapi fisik
Dokter dapat merekomendasikan fisioterapi untuk meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot tangan serta pergelangan tangan. Latihan yang diberikan biasanya meliputi peregangan jari, gerakan sederhana pada tangan, hingga latihan menggenggam untuk meredakan nyeri dan kesemutan.
Selain itu, dokter juga bisa menyarankan terapi okupasi untuk membantu pasien menyesuaikan aktivitas sehari-hari, seperti cara mengetik, menggunakan mouse, atau mengangkat barang dengan posisi yang benar agar gejala tidak kambuh.
Operasi
Jika gejala CTS tidak kunjung membaik setelah dilakukan berbagai metode pengobatan, dokter dapat mempertimbangkan tindakan operasi sebagai pilihan terakhir. Prosedur ini dikenal dengan nama dekompresi lorong karpal. Operasi dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu operasi terbuka atau operasi lubang kunci (endoskopi).
Setelah operasi, tangan pasien akan dibebat dan ditopang hingga setinggi dada. Pasien akan diminta menggerakkan jari-jarinya untuk mengurangi bengkak dan mencegah kaku. Pemulihan fungsi tangan umumnya memakan waktu 1–4 bulan, tergantung tingkat keparahan kerusakan saraf sebelum operasi.
Komplikasi CTS (Carpal Tunnel Syndrome)
Carpal tunnel syndrome yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan beberapa komplikasi. Beberapa komplikasinya adalah:
- Kerusakan permanen pada saraf pergelangan tangan
- Nyeri yang menetap atau berulang (nyeri kronis)
- Pengecilan atau penyusutan otot (atrofi otot)
Selain akibat penyakit CTS itu sendiri, komplikasi juga dapat terjadi sebagai efek samping dari tindakan operasi, seperti:
- Infeksi pada luka operasi
- Perdarahan
- Terbentuknya bekas luka di area operasi
- Cedera pada saraf sekitar
Oleh karena itu, penting untuk berdiskusi dengan dokter mengenai manfaat dan risiko dari setiap pilihan pengobatan, baik dengan obat-obatan maupun operasi.
Pencegahan CTS (Carpal Tunnel Syndrome)
Meski tidak dapat sepenuhnya dicegah, risiko carpal tunnel syndrome dapat diturunkan dengan menjalani langkah-langkah berikut:
- Menghindari menggenggam benda terlalu kuat
- Meregangkan jari-jari sebelum, selama, dan sesudah melakukan aktivitas
- Mengistirahatkan pergelangan tangan untuk menghindari tekanan pada lorong karpal
- Menghindari menekuk pergelangan tangan secara berlebihan
- Menjaga posisi tidur dengan pergelangan tangan yang tetap lurus
- Menjaga tangan agar tetap hangat, karena rasa dingin dapat membuat tangan mati rasa
- Mempertahankan postur tubuh yang baik
- Menggunakan bantalan ketika menggunakan mouse komputer
- Mengatur tinggi meja dan kursi kerja agar posisi tangan dan pergelangan terasa nyaman saat beraktivitas