Komplikasi yang dapat terjadi akibat disentri meliputi:

1. Dehidrasi

Diare dan muntah yang parah dapat menyebabkan dehidrasi berat. Kondisi ini berbahaya bila tidak segera ditangani, terutama pada anak-anak. Dehidrasi yang parah dan tidak ditangani kemudian bisa menimbulkan syok.

2. Kadar kalium rendah

Kadar kalium dapat menjadi sangat rendah (hipokalemia), karena kalium keluar bersama air saat muntah atau diare. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan irama jantung yang berbahaya.

3. Sindrom hemolitik uremik

Sindrom hemolitik uremik dapat terjadi akibat masuknya racun yang dihasilkan bakteri Shigella ke dalam aliran darah. Racun ini bisa merusak sel darah merah dan ginjal.

4. Infeksi aliran darah

Bakteri atau ameba penyebab disentri dapat masuk ke aliran darah. Meski begitu, kondisi ini jarang terjadi dan umumnya hanya menimpa orang dengan daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau kanker.

5. Kejang

Meski jarang terjadi, diare terkadang dapat menyebabkan kejang pada anak-anak. Ini biasanya terjadi ketika anak sudah mengalami dehidrasi parah.

6. Postinfectious arthritis

Radang sendi ini dialami oleh sekitar 2% penderita disentri yang disebabkan oleh bakteri Shigella flexneri. Gejalanya meliputi iritasi mata, nyeri sendi, dan sakit saat buang air kecil. Keluhan tersebut dapat dirasakan hingga beberapa bulan atau tahun.

7. Abses hati

Ameba dapat menyebar dari usus dan menyebabkan abses hati. Pada kondisi yang lebih parah, ameba juga dapat menyebar ke otak dan paru-paru.

8. Megakolon

Megakolon dapat terjadi jika infeksi menyebabkan peradangan yang berat. Peradangan ini dapat menyebabkan usus besar mengembang dan menipis, bahkan bisa sampai pecah.

9. Prolaps rektum

Ketika disentri menyebabkan diare parah, otot di bagian dubur dapat melemah. Hal ini bisa menyebabkan ujung usus besar (rektum) keluar dari dubur. Kondisi ini disebut juga sebagai prolaps rektum.