Fibrinolitik adalah kelompok obat untuk memecah gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah dan menghalangi aliran darah ke organ vital. Obat ini umumnya digunakan pada kondisi gawat darurat, seperti serangan jantung, emboli paru, atau stroke iskemik.
Fibrinolitik atau trombolitik digunakan untuk menyelamatkan nyawa pasien dan mengurangi risiko terjadinya kerusakan organ yang berat. Fibrinolitik lebih efektif jika digunakan segera setelah gejala muncul. Namun, obat ini masih bisa diberikan 3 jam sesudah munculnya gejala stroke, atau 12–24 jam setelah serangan jantung.

Fibrinolitik bekerja dengan mengaktifkan penguraian fibrin pada gumpalan darah. Fibrin sendiri adalah protein yang membentuk gumpalan darah. Fibrinolitik akan mengubah struktur fibrin sehingga gumpalan darah bisa terurai dan larut ke dalam darah. Dengan begitu, aliran darah ke organ juga akan kembali.
Jenis, Merek Dagang, dan Dosis Fibrinolitik
Berikut ini adalah obat yang tergolong sebagai fibrinolitik:
1. Alteplase
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang alteplase: Actelyse
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat alteplase.
2. Streptokinase
Bentuk obat: Infus
Merek dagang streptokinase: Fibrion
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat streptokinase.
3. Tenecteplase
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang tenecteplase: Metalyse
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat tenecteplase.
Peringatan sebelum Menggunakan Fibrinolitik
Hal penting yang perlu diperhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan fibrinolitik yaitu:
- Informasikan kepada dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Fibrinolitik tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap golongan obat ini.
- Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter mengenai penggunaan fibrinolitik jika Anda baru-baru ini menjalani biopsi, pungsi lumbal, atau operasi besar, terutama operasi pada otak atau tulang belakang.
- Beri tahu dokter jika Anda baru-baru ini mengalami cedera berat, terutama di kepala, dalam 3 bulan terakhir.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita retinopati diabetik, perdarahan saluran cerna atau saluran kemih dalam 3 minggu terakhir, atau stroke yang terjadi dalam 3 bulan terakhir.
- Informasikan kepada dokter jika Anda baru-baru ini mengalami gejala stroke, seperti lemah atau mati rasa di satu sisi tubuh yang disertai dengan kejang, kaku leher, muntah, penglihatan kabur, dan sakit kepala tiba-tiba.
- Pastikan Anda memberi tahu dokter jika sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui.
- Sampaikan kepada dokter mengenai semua obat yang sedang Anda gunakan, termasuk obat antikoagulan, suplemen, dan produk herbal, Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Mintalah saran dokter mengenai penggunaan fibrinolitik jika Anda menderita tumor otak, kanker otak, perikarditis akut, endokarditis, pankreatitis akut, hemofilia, hipertensi, aneurisma otak, penyakit liver, atau aneurisma aorta.
- Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang menggunakan fibrinolitik jika direncanakan untuk menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan fibrinolitik agar tidak terjadi perdarahan.
- Sebisa mungkin hindari melakukan aktivitas yang dapat membuat Anda jatuh atau cedera, seperti olahraga berat. Penggunaan obat ini dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan.
- Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan obat fibrinolitik.
Efek Samping dan Bahaya Fibrinolitik
Efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan fibrinolitik adalah:
- Mual dan muntah
- Pusing
- Demam
Hubungi dokter jika efek samping tersebut tidak mereda atau makin berat. Guna memastikan kondisi dan mendapat penanganan yang cepat, Anda bisa berkonsultasi melalui Chat Bersama Dokter. Melalui chat, dokter akan memberikan saran pengobatan untuk mengatasi efek samping yang muncul.
Perlu diketahui bahwa penggunaan obat fibrinolitik dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan yang banyak atau sulit berhenti. Perdarahan bisa berupa keluarnya darah dari luka bekas operasi atau area yang disuntik. Perdarahan juga bisa terjadi di dalam tubuh, seperti di otot, usus, ginjal, lambung, kandung kemih, atau otak.
Segera ke dokter jika Anda mengalami gejala perdarahan, seperti:
- Memar, mimisan, atau gusi berdarah yang terjadi tanpa pemicu dan sulit berhenti
- Darah keluar dari kateter urine, area yang disuntik, atau luka pascaoperasi
- Urine berwarna pink atau merah, BAB berdarah atau berwarna hitam, muntah darah, atau muntah seperti bubuk kopi
- Gejala stroke hemoragik (perdarahan di otak), seperti sakit kepala yang berat, lemah atau mati rasa pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan, dan gangguan penglihatan yang terjadi secara mendadak
Segera ke IGD rumah sakit terdekat jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang berat, termasuk:
- Jari tangan atau jari kaki berubah menjadi gelap atau berwarna keunguan
- Detak jantung lambat, sesak napas, pusing berat seperti akan pingsan
- Jantung berdebar, nyeri dada, atau dada terasa tertekan
- Nyeri punggung yang berat dan tiba-tiba, otot terasa lemah, dan mati rasa di lengan atau kaki
- Gejala gangguan ginjal, seperti frekuensi buang air kecil berkurang, nyeri saat berkemih, urine yang keluar makin sedikit atau tidak keluar sama sekali
- Tekanan darah tinggi, yang gejalanya bisa berupa sakit kepala berat, penglihatan buram, atau cemas
- Pankreatitis akut, yang gejalanya yaitu nyeri perut bagian atas yang menjalar ke punggung, disertai dengan mual dan muntah